Nama ku Alif Arelian, siapa pun mengenal ku dengan panggilan Alif. Sahabat ku satu-satu nya dari orok adalah Daffa. Aku dan Daffa selalu bersama mulai dari TK, SMP bahkan saat ini bersekolah di SMA yang sama lebih aneh nya selalu berada di kelas yang sama. Mungkin ini lah suratan takdir antara aku dan Daffa.
Hari ini pelajaran yang sangat tidak aku sukai, karena pelajaran yang menguras otak dan tenaga. Ingin cabut saja! Itulah pikir ku saat sudah pelajaran Mtk ini berlangsung.
Karena bosan aku pun menyingkap tirai jendela, yang kebetulan sekali aku duduk di ujung tembok.
Aku menatap keluar jendela dimana aku melihat seorang gadis yang sedang berbincang. Namun, aku tidak menemu kan siapa-pun itu selain diri nya dan buku yang ia pegang.
Ku lihat sekeliling lapangan tidak ada siapa pun. Karena ini masih jam masuk mana mungkin ada yang di luar kelas. Lalu gadis itu??
Pertanyaan-pertanyaan aneh muncul di pikiran ku. Aku masih terus menatap nya hingga gadis itu melihat ke arah ku. Dengan cepat aku menutup tirai dan menormal kan kembali detak jantung ku yang tidak beraturan.
"Kenapa lu Lif?" pertanyaan Daffa teman sebangku sekaligus sahabat karib ku membuat ku kaget. Aku bingung harus menjawab apa.
"Gakpapa Daff!" jawabku singkat.
"Aneh!" aku hanya melirik ke arah Daffa yang melanjutkan tugas Mtk. Ku lirik buku ku yang ternyata masih kosong sama sekali belum ada coretan.
Aku pun menepuk pundak Daffa. "Daff, gue nyontek ya! Gak ngerti angka-angka aneh itu!"
Daffa mendesah kecil sembari geleng-geleng kepala melihat tingkah ku. "Kebiasaan lu dah!"
"Yaelah Daff, lu kan tau sendiri otak gue tuh gak nerima yang nama nya M T K,"
"Gaya lu!" ucap Daffa masih terus melanjutkan tugas mtk tanpa menoleh ke arah Alif sedikit pun.
Setelah mendapat contekan dari Daffa Alif dengan telaten menyalin tugas-tugas di buku nya. Setelah mengumpulkan tugas bel istirahat pun berbunyi.
"Kantin yuk Lif!" ajakan Daffa sama sekali tidak ada penolakan sedikit pun.
"Traktir ya Daff!" ucap Alif sembari tersenyum.
"Kenapa lu gak di kasih uang jajan lagi?"
"Ya lu tau sendiri kan papa gimana, dikit-dikit gak boleh ini lah itu lah,"
"Mangkanya jadi anak jangan nyusahin terus!"
Ucapan Daffa membuat ku sontak kaget dan menoleh ke arah nya yang sedang fokus menghadap ke depan. "Seharusnya lu dukung gue Daff,"
Daffa melihat ke arah Alif yang memasang wajah kesal. "Lu nyusahin terus Lif! Tukang nyontek, mintak traktir mulu! Heran gue,"
"Lu ikhlas gak nolong gue?"
"Kayak sama siapa aja lu Lif, yuk gue traktir!"
Meskipun pertengkaran antara aku dan Daffa sering terjadi tapi satu hal yang aku tau. Daffa tidak akan pernah meninggalkan ku dalam keadaan apa pun itu.
Saat melewati perpustakaan aku iseng-iseng melihat ke dalam. Perpustakaan tempat tersepi yang ada di sekolah ku. Paling yang ada mbak Heni selaku penjaga perpus.
Kaki ku terhenti sejenak melihat sosok seorang gadis yang tengah membaca buku.
Itu kan gadis aneh tadi?
Aku terus memperhatikan nya hingga tanpa ku sadari ternyata Daffa mengikuti kegiatan yang aku lakukan."Lu suka sama gadis itu?"
Pertanyaan itu membuat ku sontak kaget dan memukul lengan Daffa dengan keras. "Lu ngomong apa sih?"
Suara ku cukup keras terdengar sehingga gadis itu menoleh ke arah aku dan Daffa berada. Segera mungkin ku tarik lengan Daffa meninggal kan tempat itu untuk menuju kantin.
"Lu ngomong apa sih Daff? Kalau cewek itu dengar gimana?" tanyaku saat sudah lumayan jauh dari perpustakaan.
"Seharusnya gue yang nanya, lu ngapain lihatin cewek itu intens banget!"
"En-enggak tuh!" jawabku gugup.
"Yaelah gengsian amat sih! Kita bukan setahun dua tahun kenal Lif. Masak gue ngerti sama gerak gerik lu!"
"Terserah lu dah!"
"Lu suka dia Lif?" pertanyaan Daffa membuat ku bingung harus jawab apa. Karena aku sendiri tidak tahu.
"Kok diam sih Lif?" ucapan Daffa membuat ku tersenyum tanpa arti.
"Punya sahabat kok gila kaya lu!" ejek Daffa kepada ku.
-oOo_
Itulah awal aku pertama kali melihat mu!
Aku tidak pernah menyesal bisa menyingkap tirai di kelas ku. Meski awal aku melihat mu sedikit aneh.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Teen Fiction"Ini terakhir kali nya! Aku tidak akan mengikuti mu lagi," _Alif Arelian "Sudah ku duga, aku sudah yakin. Setelah kamu mengetahui aku gadis aneh. Pasti kamu menjauhi ku sebagaimana yang lain, semua orang awalnya ingin berteman denganku sama seperti...