Jam istirahat telah tiba aku sama sekali tidak berniat untuk ke kantin. Karena aku ingin mengikuti gadis itu gadis yang tidak aku ketahui nama nya.
"Lu yakin gak ke kantin? Ntar mati kelaparan lu. Merasa bersalah gue!"
"Gue kuat kali Daff! Ejekan lu gak pernah ada manis nya,"
Daffa hanya cengengesan mendengar kan ucapan ku. Saat Daffa sudah meninggal kan ku sendirian. Aku menunggu lewat nya gadis itu. 5 menit sudah berlalu akhirnya orang yang di tunggu-tunggu pun melangkahkan kaki nya menuju perpustakaan.
Aku sudah berada di depan pintu perpustakaan, setelah menormal kan detak jantung ku. Dengan keberanian yang ku punya ku langkah kan kaki menuju tempat asing ini.
Ku telusuri setiap sudut demi sudut sampai aku menemukan gadis itu sedang membaca buku. Ku berani kan diri menghampiri nya.
"Ha-hai ha-halo,"
Aku heran kok jadi gugup gini sih!.
Dia tidak menoleh ke arah ku sama sekali. Aku diam harus berbuat apa.
"Kamu suka ya di perpus?" pertanyaan ku untuk yang kedua kali nya tidak mendapatkan jawaban apa-apa. Heran nya lagi mengapa aku bisa berbicara se manis ini dengan gadis yang ada di hadapan ku??
Aku diam, harus bagai mana memulai perkenalan dengan nya. Dengan ragu aku mengulurkan tangan ku ke arah nya. "nama ku Alif, kamu siapa?"
Melihat tidak ada respon apa pun, ku lihat tangan ku yang di kacangi sejak tadi. Aku pun menurun kan uluran tangan ku.
"Kamu kok sendirian terus? Boleh aku temani!"
"Pergi! Aku bilang pergi!" bentakan gadis itu membuat ku sontak kaget. Aku ketakutan mendengar suara nya yang sedikit keras.
Itu lah suara pertama dari dia yang aku dengar meski itu sebuah bentakan. Dengan ragu aku melangkahkan kaki ku keluar perpus untuk meninggalkan gadis itu sebagaimana yang ia kata kan.
Ku balik kan badan melihat ke arah nya, dari wajah nya terlihat wajah kecewa. Mungkin karena sudah mengusir kali ya! Kepedean aku nih.
Aku pun menyusul Daffa yang sedang berada di kantin. Setelah aku mendapatkan Daffa yang sedang makan aku menghampiri meja nya.
"Kenapa lu Lif? Wajah kok di tekuk gitu?"
Aku malas berdebat dengan Daffa untuk saat ini. Aku hanya menggeleng kan kepala saja menjawab pertanyaan nya.
"Daff, lu kenal gak sama cewek yang di perpus kemarin?"
Pertanyaan ku membuat Daffa tersedak. Aku heran apa ada yang salah dengan gadis itu?
"Ngapain lu nanya tentang dia?" ucap Daffa setelah ia me-minum air putih menghilangkan batuk nya.
"Gue penasaran Daff sama dia,"
"Kalau lu suka sama cewek. Gue saranin jangan dia deh Lif!"
Aku pun menoleh ke arah Daffa yang sedang menyuap kan sendok bakso ke dalam mulut nya. "Kenapa?"
"Susah di jelasin Lif!"
"Lu kenal dia Daff?"
"Lu aja yang gak kenal dia. Satu sekolah kenal kali Lif sama dia,"
"Waw, famous donk dia!"
"Ah lu ini Lif dia terkenal karena ke-anehan nya! Semua orang sering membicarakan nya, dia aneh Lif! Tidak ada yang ingin berteman dengan nya,"
Aku diam mendengar kan penjelasan Daffa. "Lu tenang aja Daff, gue orang pertama yang akan berteman dengan nya dan gue pastiin dia tidak se-aneh yang di ucap kan semua orang,"
"Lu udah gila?"
"Menurut lu?"
Daffa mendesah berat mendengar ucapan ku. Aku semakin penasaran dengan nya, meski semua orang berbicara aneh tentang diri nya. Aku tidak peduli sama sekali.
_oOo_
Aku tidak pernah menyesal mendengar bentakan dari mu! Karena itu lah pertama kali aku mendengar suara mu...
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Teen Fiction"Ini terakhir kali nya! Aku tidak akan mengikuti mu lagi," _Alif Arelian "Sudah ku duga, aku sudah yakin. Setelah kamu mengetahui aku gadis aneh. Pasti kamu menjauhi ku sebagaimana yang lain, semua orang awalnya ingin berteman denganku sama seperti...