Ini sudah 2 bulan berlalu aku mencoba mendekati nya. Namun, hasil ku masih sia-sia dia sama sekali tidak menjawab setiap pertanyaan ku.
Dia juga selalu menghindari ku terkadang ia sering mengusir dan membentak ku. Aku tidak menyerah untuk mengenal nya. Ini lah aku dengan ke-egoisan ku.
"Lu masih berusaha Lif?" tanya Daffa.
"Daff lu kenal gue kan? Gue gak akan nyerah!" ucap ku tegas.
"Serah lu deh Lif! Kalau memang nanti berhasil gue nuruti 1 permintaan lu,"
Aku tertawa senang mendengar ucapan Daffa. "Oke, gue cuma mau lu juga harus menjadi teman nya!"
"Gue yakin gue gak akan pernah berteman dengan nya!"
"Kok lu ngomong gitu sih Daff!" tanyaku ketus.
"Karena gue yakin lu gak akan bisa mendekati nya!"
"Sepele lu Daff!"
Daffa pun menepuk pundakku. "bukti nya udah 2 bulan kan lu mencoba mendekati nya! Hasil nya apa??"
Aku mendengus kesal ucapan Daffa bagaimana mungkin dia mengejek ku seperti ini dengan tawa khas milik nya.
"Nah itu dia, kejar lah!" ucap Daffa sambil menunjuk ke arah dimana gadis itu berada, aku pun mengikuti arah telunjuk Daffa.
"Do'ain gue ya Daff!" ucap ku sambil menepuk pundak Daffa. Kemudian aku berlalu menuju gadis itu berada.
Kali ini gadis itu tidak di perpus tapi ke sebuah ruangan. Aku kaget karena ruangan yang di tuju gadis itu bukan ruang biasa, tetapi ruangan terlarang siapa pun tidak akan berani ke ruangan itu.
Ruangan yang berada di ujung gedung bahkan terlihat menyeram kan. Aku bergidik ngeri melihat gadis itu santai melangkahkan kaki nya menuju ruangan kosong itu.
Aku tidak berani masuk. Penakut itulah aku lelaki paling penakut sejagad raya. Aku pun menempel kan telinga ku ke dinding tembok samar-samar ku dengar gadis itu berbicara.
"Ada apa sih?"
Tidak ada jawaban sama sekali.
"Jangan ganggu aku! Aku udah gak mau berurusan dengan mu lagi,"
Sekali lagi tidak ada yang menjawab ucapan gadis itu. Aku pun mengintip siapa lawan bicara gadis itu tetapi tidak ada siapa-siapa.
Aku menyandarkan punggung ku di tembok yang awal nya untuk aku menguping pembicaraan nya kemudian aku jadi kan sandaran untuk menormalkan detak jantung ku.
Detak jantung ku tidak beraturan, keringat dingin jatuh melewati wajah ku. Aku benar-benar takut berada di depan ruangan ini. Deru nafas ku tidak beraturan.
Aku pun tidak dapat berpikir panjang lagi, aku pun ingin melangkah kan kaki ku pergi dari tempat itu. Tetapi, cekalan tangan seseorang menghentikan ku.
'ya allah aku janji aku tidak akan mengikuti gadis itu lagi! Aku tidak ingin berjumpa dengan makhluk-makhluk aneh yang ada di ruangan ini. Bantu aku ya allah!' doa ku dalam hati seraya menutup mata ku.
Cekalan tangan itu perlahan melepas. Aku bersyukur karena Allah mengabulkan doa ku. Ku buka mata ku masih dengan deru napas yang tidak beraturan.
"Hahh" kagetku dengan mata melotot dan mulut terbuka lebar menatap gadis itu sudah berada di hadapan ku.
"Maaf," aku ingin melari kan diri dari gadis yang ada di hadapan ku. Aku benar-benar takut saat ini.
"Kamu ngikuti aku terus ya?" pertanyaan gadis itu membuat ku menghentikan langkah kaki ku.
"Eng-enggak kok!" jawabku gugup.
"Kamu kira aku gak ingat udah 2 bulan terakhir ini kamu ngikuti aku," suara gadis itu sangat datar sekali.
"Ini terakhir kali nya! Aku tidak akan mengikuti mu lagi," jawabku jujur. Karena takut melihat dia yang berbicara seorang diri.
"Sudah ku duga,"
Ucapan gadis itu membuatku memberanikan diri untuk menatap nya, ia terlihat menunduk seperti nya dia sedih, aku merasa bersalah dengan diri nya.
"Aku sudah yakin, setelah kamu mengetahui aku gadis aneh. Pasti kamu menjauhi ku sebagaimana yang lain, semua orang awalnya ingin berteman denganku sama seperti diri mu, tetapi setelah tau kenyataan nya! Ya begini lah seperti apa yang kamu lakukan saat ini menjauh," penjelasan gadis itu baku sekali, kata-kata nya terdengar formal. Namun, sangat datar.
Setelah itu ia melewati ku yang sedang mematung. Dia meninggal kan ku sendirian.
_oOo_
Aku merasa bersalah hari itu!
Hari dimana kamu merasa kecewa dengan ku..
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Teen Fiction"Ini terakhir kali nya! Aku tidak akan mengikuti mu lagi," _Alif Arelian "Sudah ku duga, aku sudah yakin. Setelah kamu mengetahui aku gadis aneh. Pasti kamu menjauhi ku sebagaimana yang lain, semua orang awalnya ingin berteman denganku sama seperti...