°Berhasilkah?°

0 0 0
                                    

"Kalau gitu bagi gue nomor hp lu, baru gue nggak gangguin lo" ucap Juno dengan menatap mata Risa
"Nggak" Risa langsung beranjak dari tempat duduknya, dia keluar kelas dan menuju ke kantin.
"Woi Risa tunggu!" teriak Juno yang berlari mengejar Risa yang keluar kelas.

Akhirnya Juno berhasil mengejar Risa yang sudah berada di kantin mbak Ijah. Risa sedang memakan bakso, dan tak menghiraukan Juno yang sedang kelelahan mengejarnya.
"Mbak Ijah, bakso tambah satu lagi" ucap Juno yang duduk di hadapan Risa.
"Berarti kesempatan lo makan sama gue tinggal sekali." pungkas Risa

Juno yang mendengar ucapan Risa langsung pindah ke meja lain. Dia tak ingin kesempatannya berkurang. Sedangkan Risa, salah satu sudut bibirnya terangkat saat Juno pergi dari hadapannya.
    
                                    ***
"Anak-anak, ulangan Biologi dan Kimia hari ini digantikan besok," seluruh murid di kelas itu langsung bersorak ria

"Ini bapak udah ada hasil ujian kalian tadi," lanjut pak Udin.

Sontak, semuanya pada diam setelah mendengar ucapan dari pak Udin. Kelas itu sekarang diisi dengan anak anak yang takut, suasana di kelas menjadi tegang, menunggu hasil ulangan yang akan dibagikan pak Udin.

Pak Udin membagikan kertas hasil ulangan mereka
"Yono, kamu berada di peringkat paling terakhir Yono," ucap pak Udin, sontak membuat tawa dikelas itu pecah.

"Makanya Yono, gue suruh belajar tu belajar," sambung Rian.

"Alah, kamu juga sama aja Rian, kamu satu peringkat diatas Yono, selisih nilai kalian cuma 0,5." lanjut pak Udin

"Makanya Rian, kalau gue suruh belakar tu belajar." Juno berkata sambil tertawa.

"Juno, kamu nggak usah ketawa-ketawa, kali ini kamu juga turun, kamu nggak di peringkat satu kayak biasanya" ucap pak Udin yang sontak membuat murid dikelas itu terkejut.

Bagaimana mungkin Juno yang terkenal sangat pintar itu tiba-tiba tak bisa dapat peringkat pertama untuk ulangan fisikanya? Lalu siapa?
"Pak Udin, kalau bukan saya siapa? Siti gitu?" tanya Juno
"Aish, ngapain bawa bawa gue, gue tampol lu nanti pake sandal jepitnya Chungha," protes Siti.

"Chungha nggak pake sendal jepit, kutil anoa" balas Juno.

Siti pun hanya mengiyakan saja perkataan Juno yang tidak waras itu.

Pak Udin tak perduli dengan perdebatan Juno dan Siti, dia membagikan kertas hasil ulangan yang ada ditangannya. Bermacam ragam nilai yang anak anak itu dapatkan, mulai dari 15-100. Kali ini Juno mendapat nilai 98.

"Pak, nilai saya kemaren 97,5 loh pak, ini 98 lohh, saya daebakk kan pak" ucap Juno dengan bangga.

"Halah Juno kamu juga nggak dapet peringkat satu untuk ulangan ini" bantah pak Udin yang langsung membuat muka Juno mengerut.

Siapa yang nilainya lebih tinggi dari gue? Risa? Risa emang sih pinter, tapi dia udah nggak belajar udah hampir setahun, yakali masih inget *batin Juno

"Pak, siapa dong peringkat satu nya?" tanya Yono penasaran.

"Risa Ayunda"
Risa yang sedari tadi bengong melihat keluar jendela, pandangannya langsung teralihkan kearah pak Udin yang memanggilnya.

"Ah? Iya pak? Bapak manggil saya?" tanya Risa

"Kamu dapat nilai sempurna kali ini. Nilai kamu 100 untuk ulangan fisika kali ini. Kamu belum liat? Kamu seneng nggak?" ucap pak Udin pada Risa.

"Bapak kalau nanya satu-satu dong pak" jawab Risa.

Pak Udin hanya mengelus dadanya menghadapi Risa. Dan dia langsung keluar dari kelas. Risa pun tak ambil pusing. Dia tak perduli dengan berapapun nilai yang dia dapatkan.

"Lu dapet 100 Ris?" tanya Juno
Risa mengangkat bahunya dan mengemasi barang barangnya untuk segera pulang.
Dan tak lama bel pulang berbunyi, tetapi Risa belum bergerak dari mejanya. Begitupun Juno.

"Kenapa lo nggak pulang?" tanya Risa pada Juno yang menatapnya

"Nungguin calon pacar gue lah" Juno masih menatap paras cantik Risa

"Cih" Risa membuang muka, mengalihkan pandangannya kearah luar jendela.

Drt drt drt drt
Ponsel Risa bergetar, dan tampak raut mukanya yang biasanya datar, kini berubah kesal.

"Kenapa?" tanya Juno

"Nggak"

"Ris, bagi dong nomor hp lu" pinta Juno

"Nggak"

"Id Line deh, gue janji nggak bakal ganggu lo tiga hari kalau lo kasih gue Id Line lo, bener ni gue"

Risa yang tadinya tak menatap Juno, kini matanya menatap mata lelaki itu dengan sangat dalam

"Ya ya, gue nggak ganggu lo lima hari deh kalau gitu." ucap Juno dengan nada memohon

Risa langsung mengalihkan pandangannya kearah luar jendela. Dan wajah Juno terlihat lesu. Tapi tiba-tiba ada sebuah Ponsel yang dilempar ke hadapan Juno, ya itu ponsel Risa. Risa membuka aplikasi Line, dan membiarkan Juno melihat Id line nya.

Juno yang mendapat kesempatan itu langsung mengetik Id line Risa, dan langsung dia simpan di kontaknya

"Ris, gue udah save line gue di hp lo. Nanti malam gue line lo ya" ucap Juno dihiasi senyuman di wajahnya

"Nggak usah ganggu gue"

"Ihh nggak bisa gitu Ris, gue line lo malam ini, kan gue janjinya besok gue nggak ganggu lo. Dan ya, janji gue yang lima hari nggak bakal ganggu lo, gue ubah, jadi dua hari" Juno tertawa setelah itu

"Terserah lo!" Risa lantas meninggalkan Juno sendirian di kelas itu.

Risa menunggu di halte depan sekolah, menunggu angkutan umum yang bisa membawanya pulang. Karena Aldy sudah pulang duluan, dan Aldy tidak menunggu Risa, adiknya.

Drt drt drt
Ponsel Risa berdering, ada sebuah pesan Line masuk.

Mata Risa langsung terbelalak setelah membaca Line tersebut, ekspresi datarnya tak bisa lagi dia tampilkan, wajahnya kini langsung berubah, menampilkan ekspresi sangat terkejut.














Jangan lupa untuk vote dan komen ya gaiss, jadi aku juga semangat untuk up ceritanya lagii. See you 👋👋

Ig: soul.u_

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Setelah kamu (당신 후)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang