Part 3

34 2 0
                                    

"Papa." Aries Adiputra pria matang berusia awal dua puluh sembilan tahun Itu menoleh ketika di panggil, mengabaikan laptop di tangannya dan menaruh atensi penuh pada gadis kecilnya.

Nana berdiri di sana, mengenakan romper dengan tali spageti dan potongan celana yang bahkan tidak sampai setengah pahanya, membawa sebuah boneka panda yang mereka beli Minggu lalu menatap melas kearahnya. Matanya berkaca-kaca, terlihat mengantuk dan menggemaskan. Rambut hitamnya berantakan sedikit mencuat khas bangun tidur.

"Kenapa, sayang ?" Tanyanya lembut. Dia berjalan kearah Nana yang otomatis mengangkat kedua tangannya, membiarkan boneka yang di seretnya jatuh begitu saja.

"Haus." Nana menjawab ketika sudah bergelung nyaman dalam gendongan Papa.

Dia membawa tubuhnya serta Nana yang sudah bersembunyi di ceruk lehernya menuju dapur. "Mau minum apa ?" Papa tidak marah ketika Nana menganggunya saat bekerja, Papa juga tidak akan berkomentar ketika Nana justru menghampiri ruang kerjanya bukannya langsung menuju dapur yang harusnya dia lewati ketika hendak menemuinya. Papa justru akan tersenyum dan mengelus rambut panjangnya, perilaku Nana membuktikan bahwa kehadiran Papa sangat di butuhkan.

"Susu coklat."

Papa langsung membuatnya, sesekali mengelus punggung sempitnya dengan sayang dan membuat gadis kecil itu nyaman meski harus sedikit kerepotan karena Nana tidak mau di turunkan.

Papa berjalan menuju kamarnya. Menaruh gelas di atas nakas dan mendudukkan dirinya sendiri di kasur.

"Na." Panggilnya pelan.

Nana tidak menjawab. Dilihatnya Nana sudah kembali tertidur nyaman di pangkuannya. Dengan perlahan, Papa membaringkan kembali tubuh Nana. Menutupnya dengan selimut tebal hangat kesukaan Nana.

Papa mengecup dahinya singkat, "Sweet dreams, honey." Di elusnya rambut Nana dengan sayang. Sebelum bangkit dan kembali keruang kerjanya. Mengerjakan kembali puluhan dokumen yang di bawanya pulang.

Meninggalkan Nana tersenyum dalam tidurnya.

PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang