Mystery

2.6K 262 64
                                    

Dimulai!

.

.

.

~Mystery~




-AUTHOR POV-

"Papa!!" Panggil seorang gadis kecil yg tengah lari ke arah ayahnya itu.

"Ahhh putri papa" lelaki paruh baya itu memeluk putri satu satunya dengan sangat erat.

"Papa tau? Ana punya temen balu" gadis mungil yg belum bisa mengatakan huruf r itu berantusias menunjukkan teman barunya yg kini menempati rumah disebelah kediamannya.

Wajah lelaki paruh baya itu berubah menjadi datar. Menatap putrinya dengan tatapannya yg tajam.

"Papa sudah bilang bukan? Kamu gak blh temenan" ucap ayah Ana dengan begitu datar.

"Tapi dia baik kok pa-" belum sempat menyelesaikan ucapannya,, lelaki paruh baya itu langsung mencengkeram pipi gadis berumur 4 tahun itu.

Mata lelaki itu seperti ingin keluar, menatap gadis mungil yg kini meneteskan air mata,, dan meringis kesakitan.

"Arghh" lelaki itu meringis kesakitan saat seseorang melempari punggungnya dengan batu berukuran segempal tangan wanita. Reflek lelaki paruh baya itu melepaskan cengkramannya dan menoleh ke sumbernya.

"Hentikan!!! Pelia jahat!!" Seorang lelaki kecil dengan beberapa batu ditangannya.

"Yeonjun!" Gadis yg tadinya menangis langsung tersenyum ketika lelaki bernama Yeonjun itu telah 'menyelamatkannya'

Pria paruh baya itu kemudian menggendong putrinya masuk kedalam rumahnya. Meninggikan lelaki mungil yg kini melempar batu yg ia bawa kesembarang arah. Lalu ia kembali kerumahnya.

Gerak gerik Yeonjun masih diperhatikan. Ayah Ana melihat dari jendela, dan tepat saat Yeonjun masuk kerumah. Ayah Ana segera bergegas.

"P-papa mau kemana?" Sang ayah sama sekali tidak menghiraukan omongan putrinya itu.

"Kita akan pindah! Sekarang. Jika aku bertemu dia lagi, aku takan membiarkannya hidup!"

Lelaki itu nampak bicara dengan ibu Ana,, gadis mungil itu sama sekali tak tau apa yg dibicarakan oleh kedua orang tuanya itu. Ia hanya fokus menatap keluar jendela dan memperhatikan rumah didepannya. Sampai akhirnya.

"Ayo bergegas" jawab ayah itu.

Dan benar,, mereka pindah. Ke tempat yg sangat jauh dari sebelumnya. Dengan membawa ke tiga anaknya yg masih kecil itu.

Ana nampak sedih,, ia terus saja melihat kearah jendela mobil. Kini Susana diluar sedang hujan. Dingin itu yg ia rasakan.

"Kakak! Pasti seru kan jika kita bisa bermain diluar sana?" Ucap gadis itu dengan kakaknya yg kini pandangannya mengikuti arah tangan Ana yg menuju ketaman bermain.

"Iyaaaaa itu past-"

"Hujan bodoh!" Potong sang kakak tertua.

Gadis mungil itu kembali murung sembari melihat rintikan hujan.

.

.

.

Hidup gadis itu baik baik saja. Tapi, sepertinya ia mulai terbiasa tidak punya teman bahkan sampai 10 tahun lamanya. Tapi peraturan 'tak boleh berteman' itu sudah tak berlaku lagi. Karena ibunya telah bercerai.

MILK || Choi SoobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang