Bosan

61 19 11
                                    

"Bener or salah?" ucapnya tengah mengontrol tawa.

"Iye serah lo, nih ambil! Cepet! Gue itung sampe 2 kalo lo nggak ngambil gue bilangin ke mama kalo elo gak mau!. Sat--" ucapan Nadel terputus karena ulah seseorang, yups si Alfat.

"Eh eh jangan dong , nih gue ambil thanks ya salam manis buat mama lo." ucap Alfat menarik rantang yang berada di tangan Nadel.

"Lo kira mama gue permen?! Sok pake salam manis segala." cibir Nadel.

"Elo kali yang permen, lagi kesel aja manis apalagi senyum." ucap Alfat menahan tawa.

"Najis, receh lo."

"Kalo najis kok elo blushing gitu sih." Alfat mulai memandang sinis Nadel.

Dengan cepat Nadel menangkup kedua pipinya lalu mendengar tawa yang cukup keras dari depannya.

"Ngapain lo ketawa ha?!" bentak Nadel.

"Lah elo kok megang pipi lo? Apa lo yakin kalo lo itu tadi beneran blushing? Hahahha" mungkin saja Alfat saat ini tengah bahagia , Entah karena apa.

"Serah lo nyet, gue balik dan jangan lupa balikin rantang emak gue , mahal itu."

"Gue gak nanya!" balas ketusnya disertai tawa.

"Gue balik bhay!" ucapnya lalu pergi dari perkarangan Alfat, menghentakkan kakinya dengan keras.

"Dasar lucu lo." kekeh Alfat melihat kepergian Nadel.

~•~

"Assalamualaikum maa...."

"Eh anak mama udah pulang. Waalaikumsallam" Seyum laras menyambut Nadel

"Ih mama lebay, aku cuma pergi kedepan rumah itu aja kok"

"Iya mama tau haha , sana tidur udah malem nih."

"Aku mau nonton drakor ma , sekalian mau maraton" cengir Nadel

"Gak gak! , kamu tidur gak ada drakor-drakoran ntar kamu telat lagi kayak kemarin pagi." terang jelas Laras mengingat kejadian kemarin.

"tap--"

"Gak Del." telak Laras tak mau dibantah

"Kamu mau jadi anak durhaka, hmm? Karna gak nurut perintah mama." lanjutnya menantang.

Nadel menggeleng, ia tak mau, sama sekali tak ingin.

"Ih yaudah deh ma , aku tidur! Good night mom." ngalah Nadel mencium pipi kiri kanan Laras lalu berlari kecil menuju kamarnya.

"Dasar anak muda." kekehan Laras melihat putri semata wayangnya.

~•~

"Woi kebo! Bangun lo!" Teriak seorang laki-laki.

"Bentar lagi yah."

"Yah yah mata ayah kau!. Gue Alfat! Bangun woe!"

"Al siapa? whattt?!! Alfat?! Ngapain lo disini hah? Mau macem-macem ya? Ato mau maling?!" histeris Nadel terkejut lalu beranjak duduk mengambil alih selimut yang Alfat tarik-tarik tadi.

Alfat memutar bola matanya malas. "Ha? Gue mau macem-macemin lo? Gue bahkan bakalan berfikir sampe ratusan bahkan ribuan kali buat macem-macemin lo!"

"Terus lo mau ngapain disini? Maling ya?!" tuduh Nadel.

"Banyak tanya lo! , gue balikin rantang emak lo semalem udah nginep di rumah gue , dan ternyata tante laras nyuruh gue bangunin kebo plus macan betina kayak elo! , Ribet!" terang Alfat sekaligus menyundir.

"Sekarang mendingan elo keluar, gue mau mandi kalau elo gak keluar bakalan telat nih gue." Balas Nadel melirik jam dinding.

"Oh iya , dan satu lagi!, Tante Laras nyuruh gue berangkat bareng elo. Sebenernya gue sih mau nolak tapi kasian perasaan tante Laras ngeliat anaknya jalan sendirian."

"Gue fine-fine aja kok selagi bus sekolah lewat sini."

"Apa lo lupa? Bus sekolah lewat pas jam 06.55?." sindir Alfat lagi.

"Whatt?? Gue lupa yaallah!!!" geramnya menarik rambutnya pelan.

"Sana-Sana lo keluar..." lanjut Nadel mendorong tubuh alfat untuk keluar kamar.

~•~

Nadel sampai di meja makan yang telah menggunakan pakaian sekolah dan atribut lengkap karna hari ini akan upacara. Ia kembali bertemu dengan manusia itu lagi, ia bosan melihat wajah menyebalkan itu, sangat sangat bosan.

"Lama banget lo!" sewot Alfat melihat penampilan Nadel dari ujung kaki sampai kepala.

"Bacot!."

"Nih sarapan , tadi mama lo mau pergi ke rumah oma lo katanya lagi sakit , mangkanya dia manggil gue, dia udah tau kalau gue sama elo satu sekolah."

"Hah? Mama tau dari mana? Gue aja gak tau kalo elo tu satu sekolah bareng gue."

"lah gue juga nggak tau elo ya, mungkin elo gak se femous gue kali , dan untuk mama lo tau dari mana kita satu sekolah karna Nyokap gue yang cerita."

Mendengar itu Nadel ber'oh ria. Lalu menjawab, "Femous pala lo sepuluh!"

"Makan! Cepet! Nanti kita telat kalo elo ngoceh kayak burung kutilang."

"Sabar! Ini juga mau makan!" kesal Nadel dengan memukul meja makan menggunakan sendok dan garpu yang berada di kedua tangannya.

~

TBC

Jangan lupa votement ya(:🤗

Ig : @wiwikptri

Good & Bad RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang