Hujan deras membahasi ibu kota, seperti nya langit pun ikut sedih menyaksikan kondisi Nadel.
Sendiri ditaman dan menangis terisak. Untung saja saat ini hujan, jadi tak ada yang tahu kalau ia sedang menangis.
"Dor!! , Lo ngapain ujan-ujanan disini?." Ucap seorang laki-laki yang tak dikenali Nadel.
Nadel tak merespon.
"Ini nih, gue bawain payung. Kasian gue liat elo kayak orang bosen hidup aja." Lanjutnya
"Masalah Lo apasih? Hah?! Dateng-dateng main ngolok gue. Kalau gue bosen hidup kenapa? Mau bantu biar gue ceper mati?! Ngusik idup gue banget lo tau gak." Teriak Nadel agar suaranya didengar oleh laki-laki itu.
Sudah patah hati , kedinginan dan bertemu orang nyebelin seperti ini. Lengkap sudah penderitaan yang dirasakan Nadel.
"Yaudah sih mbak. Ngomongnya biasa aja, budeg ni kuping gue denger suara nyaring elo."
"Gue bunuh Lo lama-lama." Kesal Nadel.
Laki-laki itu terkekeh.
"Ngapain Lo disini?gue aja nggak kenal elo, SKSD banget sih" sinis Nadel
"Biarin SKSD , dari pada elo disini kayak orang bosen hidup! Nih dari tadi perasaan udah deh gue nawarin payung ke elo." Ucapnya kembali menyodorkan payung.
"Oh."
"Mau gak nih?"
"Gak!"
"Oh yaudah, bhayyy!" Ucapnya menarik lagi payung yang sudah ia sodorkan
"Eh eh.. Lo kok nggak maksa gue buat ngambil payung Lo sih!." Kesalnya dengan mengerucutkan bibir.
"Gak ada penawaran 2 kali."
"Dasar upil plankton!, Siniin dah cepet. Dingin nih!"
"Elleh, katanya tadi gak mau."
"Yaudah. GAK JADI!."
"Dasar ngambekan." Ucapnya kembali menyodorkan payung dan Nadel segera mengambil payung itu tanpa ba-bi-bu lagi.
"Ih biarin, suka suka gue , hidup hidup gue , jadi elo netijen gausah ngatur hidup gue." Ucap Nadel penuh penekanan.
"Serah Ratu harimau aja." Gumamnya pelan berharap Nadel tak mendengar, namun perkiraannya salah.
"Apa kata Lo hah?! Mau gue lemparin bom atom tu rumah Lo?."
"Sadis mbaknya."
Mendengar itu Nadel Hanya memandang sinis Alfat.
Eh , dari tadi gue ngajak anak orang eh eh anak harimau lebih tepatnya , dan elo ngomong tapi gatau namanya, dasar bodoh Lo Al. -batin Alfat.
"Nama Lo siapa?."
"Kepo Lo!." Ketus Nadel
"Oh kepo." ucapnya menganguk-anggukkan kepala.
Ni orang ngapain ngangguk-ngangguk?, dikira beneran nama gue kepo?! -Batin Nadel tak menyangka.
Dengan cepat Nadel menggelengkan kepala. "Nama gue Nadel."
"Gue ga nanya." Balas Alfat.
"Tadi Lo nanya!." Kesal Nadel
"Udah kadaluarsa." Balasnya dengan melirik jam yang berada di pergelangan tangannya.
"Emang Lo kira makanan hah?!"
"Nggak tuh." Balas nantangnya.
Cukup, sudah cukup kesabaran yang Nadel kumpulkan untuk menghadapi Manusia 'Aneh ini.
"Capek gue ngomong sama elo, gada ujungnya!." Geram Nadel
"Hahaha, lucu ya Lo... Btw nama panjang Lo siapa?."
"Nadeeeeeeeeeeeelll." Ucapnya meninggikan oktaf suara.
"Eh, maksud gue nama lengkap lo, pinter." Ucapnya menggaruk tengkuk leher yang tak gatal.
"Makasih gue tau kalau gue pinter, nama lengkap gue Nadellia Ceria Emylos."
"Oh, kenalin kalo nama gue Alfat Patir Darmend." ucap Alfat terdengar samar karna rintikan air hujan.
"Gue ga nanya"
"Bodoamat gue ga peduli. Btw nama Lo ada 'Ceria nya kok kebalik ya sama sifat Lo ketus, judes , dan gak ada kalem-kalemnya apalagi gak ada keliatan kalau Lo ceria."
"Salahin ortu gue kenapa dia naruh 'Ceria di nama gue."
"Males."
"Terus Lo kenapa ada petirnya?, Pasti Lo lahir pas ada petir ya mangkanya nama Lo petir. Oh oh pas Lo lahir kan ada petir tu mungkin langit gak Nerima kehadiran makhluk yang nyebelin banget kayak elo, jadi nama Lo petir deh." Ucap Nadel panjang lebar.
"Elo cerewet juga ya ternyata dan lo salah , nama gue patir bukan petir." koreksi Alfat menahan tawa.
Nadel malu, sangat malu. Tapi ia segera menyembunyikan pipinya yang semerah tomat karna hanya salah mendengarkan, maklum lah kan ini sedang hujan lebat jadi pendengarannya samar-samar.
"Bodoamat. Gue mau pulang , pegel mulut gue ngomong sama elo lama-lama." balasnya sebisa mungkin mengontrol muka.
"Welsh..enak banget ya Lo.. main nyelonong aja ..inget tuh payung gue jangan lupa balikin, dan sama-sama dedel."
"Oh buat payung Lo thanks ya dan..." ucap Nadel sengaja menggantung kalimat.
~
TBC
Jangan lupa votement ya(:🤗
Ig : @wiwikptri
KAMU SEDANG MEMBACA
Good & Bad Rain
FantasiGue benci hujan. Gue punya alasan mengapa gue membenci hujan. Datang laki-laki yang menghapuskan kebencian gue terhadap hujan dengan caranya sendiri. Pertemuan berawal cinta? Mereka menjadi sahabat baik? Atau teman? Atau tidak keduanya? Dan bisakah...