Seperti biasa, banyak siswa/i berlalu lalang berbondong-bondong untuk mengikuti kegiatan upacara.
Pintu gerbang tertutup.
"Alfatttt kita telatt." Cemas Nadel karna baru kali ini ia telat selama 2 tahun ia tak pernah telat datang kesekolah.
"Sans aja."
"Sans muke lo!, kita telat ini! Terus kalo dihukum gimana ha?!" frustasinya.
"Kalau di hukum ya jalanin aja." jawab enteng Alfat.
"Ato elo mau bolos?," Alfat memicingkan matanya menatap curiga Nadel.
"Mulut elo pengen di gosok kali ya! Kurang bersih banget kata-kata lo!" Ketus Nadel memukul pelan mulut Alfat.
"Lah kan gue cuma nanya. Yaudah masuk yuk." Ia menarik tangan Nadel untuk segera masuk gerbang sekolah, sepertinya ia tak sabar untuk dihukum, pikir Nadel menggelengkan kepala.
"Eh eh kalian berdua mau kemana?! Tidak lihat jam huh?! Percuma kalian memakai jam tapi tidak di fungsikan." Teriak salah satu guru BK.
Nadel mematung. Sedangkan Alfat ia terlihat sangat santai.
"Maaf pak kita terlambat." Ucap Nadel merasa bersalah.
"Kasi hukuman aja kita pak, lelah kuping saya dengar bapak ngoceh 1000 kalimat setiap mau ngomong." Labay Alfat mode on guys.
"Keterlaluan ya kamu , bapak akan hukum kalian untuk membersihkan gudang sekalian bersihin kamar mandi di sebelahnya itu, kalian BERDUA!"
"Mata mami kau!" Reflex Alfat saking terkejutnya dan segera menutup mulut menggunakan tangannya.
Biasanya ia dihukum oleh bu Yani tak separah ini, pantas saja jika teman-temannya telat mereka berdoa agar dihukum sama bu Yani saja! , 2 tahun lamanya Alfat bersekolah di SMA kusuma ini selalu saja dihukum oleh bu Yani, bukan Pak Yunus yang tak ber-perikemanusiaan saat menghukum muridnya. Alfat lupa jika hari ini bu Yani tidak masuk , jadi tugas bu Yani diberikan ke pak Yunus."APAAA?!." Teriak Nadel.
Sungguh kah? Rasanya Nadel ingin pingsan saja saat ini. Lalu bagaimana dengan Alfat? Karna ulah ke reflex-an nya tadi , ia mendapati kupingnya akan dijewer oleh pak Yunus.
"A-ampun pak, keceplosan tadi. Lepasin pak..putus nanti kuping saya." rengeknya
"Cepat kerjakan! Nanti pulang sekolah bapak kesana harus semuanya kinclong-long-long!" Ucap pak Yunus tak mau di bantah lalu melepaskan tangannya dari telinga pemuda itu.
"I-iya pak." ucap Nadel dan Alfat secara bersamaan.
~•~
Mereka berjalan menyusuri koridor yang telah sepi karna kegiatan proses belajar mengajar.
"Tu muka lo di tekuk terus , lelah gue liatnya pengen nyetrika muka lo rasanya" cibir Alfat.
"Kalo mau nyetrika ntar di rumah lo aja, ngabis-ngabisin listrik aja kalo di rumah gue."
"Gara-Gara lo tau gak kita telat!" Sinis Alfat lagi.
"Lah kok nyalahin gue? Siapa suruh lo nggak mau berangkat duluan!" Kekuh Nadel tak mau disalahkan.
"Kan udah gue bilang , itu amanat dari nyokap lo! Yakali gue nggak nepatin dapet dosa gue ingkar sama yang lebih tua."
"Yaudah salahin diri elo sendiri aja." Skak Nadel.
"Banyak omong lo, ayok kita bersihin bareng-bareng biar cepet kelar." ucap Alfat setelah mereka sampai di ganggang pintu Gudang.
"Ogah! lo aja."
"Mulut bapakau! Kalo lo gak mau , gue juga gak mau. Biar hukumannya ntar ditambah jadi banyak, emang lo mau?!"
"Apa lo gila? Ya nggak mau lah!" tolak mentah Nadel.
"Yaudah ayo! Cepet, gausa kayak siput." sindir alfat.
"Kita bagi tugas!"
"Ok." setuju Nadel.
~•~
1 jam.
"Di bagian sana udah belum lo?" ucap Nadel menunjuk arah pojok belakang tembok yang sangat berantakan.
"Belum nih. Sini lo bantuin gue aja. Lo udah bersihin kamar mandi cewek?"
"Udah kelar, capek banget gue." Letihnya dengan mengusap keringat menggunakan lengan baju seragamnya.
"Lah elo baru Kamar mandi kecil gitu doang udah lelah. Nih gue dari tadi capek, gudang kenapa luas amat yak!" geram Alfat menyapu pandangan kesemua sudut gudang.
"Ya mana gue tau, salahin yang punya sekolah ini ngapain dia bikin gudang gede banget."
"Sini cepet bantu gue, masih lumayan banyak ni." cecar Alfat melihat Nadel yang sedang berkutik dengan buku-buku lama.
"Iya iya sabar." ucap Nadel menghentikan kegiatannya dan beranjak menuju tempat berdirinya Alfat.
Setelah sampai di depan Alfat. Ia mengira sebuah kurma tapi ia salah, itu kecoa!.
"Yang mana gue bersi-- AAAA KECOAAA!!!" heboh Nadel menjangkau apapun terdekatnya untuk berpegangan agar tak jatuh karna kehilangan keseimbangan.
Ia tanpa sengaja memeluk tubuh tegap yang berdiri mematung karna perlakuannya.Nadel menutup mata dan menggenggam kerah baju Alfat. Tanpa Alfat sadari ia tersenyum simpul.
"wey! Kecoa nya udah pergi, kaget gara-gara denger suara TOA lo." bisiknya menyadarkan Nadel dengan menepuk pipi gadis itu pelan.
"E-eh Al, maaf ya." Ucap Nadel gugup lalu melepaskan pelukan.
"hmm." balas singkat Alfat membenarkan pakaian yang dikusutkan oleh Nadel.
~TBC
Jangan lupa votement ya(:🤗
Ig : @wiwikptri
KAMU SEDANG MEMBACA
Good & Bad Rain
FantasyGue benci hujan. Gue punya alasan mengapa gue membenci hujan. Datang laki-laki yang menghapuskan kebencian gue terhadap hujan dengan caranya sendiri. Pertemuan berawal cinta? Mereka menjadi sahabat baik? Atau teman? Atau tidak keduanya? Dan bisakah...