★chapter 12

420 31 1
                                        

Nada-nada yang indah namun menyesakkan terdengar mengalun pelan di tengah sepinya hutan. Seorang gadis bergaun indah terduduk manis dengan jemarinya yang sedang bermain di atas piano usang, sendirian.

Umji pov

Angin sejuk di pagi hari menyapa saat aku membuka jendela. Mentari pagi mulai bersinar, pagi yang cukup cerah. Namun berbanding terbalik dengan suasana didalam rumah sekarang. Akhir-akhir ini kami kembali muram, sudah lama juga Eunha eonni tidak mengunjungi kami.

Terkadang aku berpikir, apakah kami bisa datang ke dunia Eunha eonni?

Aku pergi ke kamar mandi dan mencuci muka, aku menatap pantulan diriku di cermin. Mengingat mimpiku semalam.

Dalam mimpiku semalam, kami bisa bersama, kami dekat satu sama lain, tapi waktu yang kami miliki untuk bersama sangatlah singkat.
Itu membuatku merasa sesak dan ingin menangis.

Keadaan kami sangat tidak baik, kami mulai menyendiri lagi. Di saat seperti ini biasanya aku berjalan mengelilingi rumah, terkadang aku melihat Sinb berada di ruang musik dan tertidur disana dengan musik yang masih menyala. Piringan hitam itu berisi lagu-lagu kami, dan Sinb sangat menjaganya.

Yuju eonni sering berada di ruang tengah. Akhir-akhir ini ia sering membuat teh dari bunga, entah bagaimana rasanya.

Yerin eonni, biasanya ia hanya duduk terdiam sambil melamun. Aneh melihatnya seperti itu karena biasanya Yerin eonni adalah yang paling berisik.

Sowon eonni lebih sering diam di kamar sekarang. Beberapa kali aku mengintip, tapi yang terlihat hanya dirinya sedang duduk di dekat jendela dan terlihat juga banyak foto-foto kenangan kami yang berserakan.

Sedih melihat mereka seperti ini, tapi aku tak bisa melakukan apapun. Hanya Eunha eonni yang dapat membereskan keadaan ini.

Aku pergi ke lantai atas, rute terakhir setelah mengelilingi rumah ini. Di lantai atas aku selalu sendiri, eonni yang lain hampir tidak pernah kemari, disini sedikit berdebu. Beberapa waktu lalu aku menemukan sebuah kotak puzzle dan aku coba untuk menyusunnya tapi ada satu kepingan yang hilang. Meski begitu, gambar dari puzzle sudah terlihat, sebuah lembaran musik.

Karena penasaran, aku pernah mencoba memainkannya namun sulit karena hilang satu keping. Sampai sekarang, aku belum menemukannya.

Umji pove end

---------

Di sisi lain...

Yerin terlihat kebingunan karena tiba tiba ia terbangun di tengah hutan, keadaan sepi dan penuh kabut membuat Yerin sedikit takut. Ditemani sedikit rasa takut akhirnya ia mulai melangkahkan kakinya. Ia hanya berjalan pelan tanpa tau arah. Hingga ia melihat sebuah kotak telepon tua yang berdiri kokoh, terlihat banyak tumbuhan yang merambat. 

Yerin penasaran, ia pun masuk ke dalam kotak telepon yang sudah tua.

Penuh debu, kusam.

Itulah yang terlintas dalam benak Yerin ketika ia masuk ke sana.

"Kenapa ada yang seperti ini di tengah hutan? Siapa yang mau menggunakan benda seperti ini? Memangnya disini ada sinyal?" Pertanyaan bertubi-tubi ia lontarkan.

"Akan ku coba." Yerin menekan beberapa angka yang sepertinya merupakan nomor telepon seseorang.

Bzz... zzz...bzzz...

"Wahh masih berfungsi, tapi sudah ku duga tak akan ada sinyal." Ia menutup teleponnya dan keluar dari sana. Yerin melihat ke sekelilingnya.

"Huft hanya kabut yang bisa ku lihat."

GTimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang