BAB 7 ;

22 3 0
                                    

Happy Reading --------------------------------------------------------------Gerbang terbuka lebar, sudah banyak siswa yang berlalulalang keluar masuk gerbang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading
--------------------------------------------------------------
Gerbang terbuka lebar, sudah banyak siswa yang berlalulalang keluar masuk gerbang. Aku masuk ke dalam dengan santai sambil memikirkan mimpi semalam yang terasa sangat nyata.

Setelah memasuki kelas. Tidak lama setelahku pak Basir juga masuk. Selain wali kelas, beliu juga guru fisika yang mengajar di kelas ini.

Beliau seorang guru yang sangat hebat dia memiliki banyak teori yang luar biasa di luar pemikiran manusia normal tapi anehnya beliau tidak mau mempublikasikan teori-teori itu ke media.

Beliau hanya mengajarkannya pada murid-muridnya yang belum tentu mengerti.

Beliau pun sangat ketat dalam kelas. Banyak orang yang di keluarkan saat mereka tidak mengerjakan tugas dan yang telat harus membersihkan musolah pada saat jam istirahat. Agak kejam sih, tapi aku menyukainya.

Bel istirahat berbunyi sangat nyaring, murid-murid yang kelaparan segera berlari ke kantin untuk mengisi perutnya.

Saat aku berdiri, orang yang menjengkalkan itu datang lagi.

“Ngapain sih lo kesini Las”

“Las ?! jelek banget panggilan gue”

“Udah deh mau apa sih ke sini?”

“Apaan sih lo, gue mau ketemu Clara kali. Iya ga ra ?” Claranya hanya meliriknya dengan sangat dingin.

“Ra lo lagi ngapain kok sendiri aja, ga ditemenin sama Athils ya?, dia mah emang kaya gitu orangnya, judes, jahat sama orang. Gue aja nyesel punya sodara kaya dia”

“Kamu siapa ?, saya tidak mengenal kamu”

Tampang kaget Athlas sangat terlihat, begitu pun kami bertiga. Setelah selesai dengan rasa kaget, kami langsung tertawa

“Ha ha ha ha”

“Dia ga kena lo Las, lo SKSD banget sih jadi orang” olokku. Athlas hanya melirik sinis.

“Lo benera ga kenal gue?”, disambut gelengan dari Clara.

Athlas memandang takjub. Memang aneh rasa jika Clara tidak mengenal Athlas. Secara memang Athlas adalah orang yang sangat terkenal di sekolahan ini dan Clara tidak mengenalnya.

Sebenarnya apa saja yang dilakukan Clara selama bersekolah sampai-sampai tidak mengetahui siapa Athlas padalah Athlas mengenal Clara.

“Ya udah kalo lo ga kenal gue, ayok kita kenalan”

Aku ga peduli dengan ocehnya, aku segera menarik Eca dan Berlin ke kantin karena perutku sudah berteriak minta di isi.

Eca terus mengoceh kalo Athlas itu keren dan bla bla bla. Aku tidak tertarik dengan ocehannya apalagi Berlin. Eca terus mengoceh sendiri tanpa ada yang menanggapi.

Mungkin karena merasa tidak ada yang menyaut, dia langsung pergi.

“Ehhh, kenapa dia ?” tanyaku

“Paling ngabek dari tadikan dia kita kacangin”

Aku tidak sadar, dari tadi dia mengoceh tidak ada satu pun dari kami yang menjawabnya karena aku pun sedang sibuk dengan fikiranku sendiri tentang buku itu. Dan entah apa yang di lakukan Berlin, dia terlihat tenang-tenang saja tanpa merasa bersalah.

Setelah makan, aku bersama Berlin segera pergi ke kelas mencari Eca yang tadi ngambek. Dia tidak ada di kelas. Aku mulai khawatir, Berlin pun yang tadinya biasa saja mulai terlihat cemas, aku mecarinya keseluruh sekolah, tetap dia tidak terlihat batang hidungnya.

Kami berdua hampir putus asa. Saat kami berjalan tiba-tiba Eca muncul dari toilet cewek, dia terlihat kaget.

“Ngapain kalian kesini, kebelet juga ?”

“Nah kamu ngapain di sini ?”

"Aku kan tadi bilang mau ke toilet kebelet, kalian aja yang ga denger ih”

“Syukurlah”

Muka Eca terlihat bingung, saat aku dan Berlin kompak mengucap syukur.

Kami segera masuk kelas kerena bel masuk baru saja berbunyi. Di dalam kelas terlihat Athlas yang sedang mengacak ngacak tasku, dan Clara hanya melirik bingung apa yang sedang Athlas cari.

Aku hanya memandanginya biasa saja karena aku tau apa yang sedang dia cari, pasti buku itu. Saat dia menyadarai keberadaanku dia langsung pura-pura mengajak ngobrol Clara dan pergi tanpa menyapaku, dia terlihat seperti orang ketakutan.

Apa peduliku?, toh buku itu juga tidak ada dalam tas.

"""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""

Athlas POV

“Kamu siapa ?, saya tidak mengenal kamu”

Gue kaget, Athlis dan kedua temannya ikutan kaget. Gue gak nyangka di sekolah ini ada yang tidak mengenal gue yang paling ganteng sejagad raya, hehem

“Ha ha ha ha” ketiga gadis sialan itu tertawa dengan puas.

“Dia ga kenal lo Las, lo SKSD banget sih jadi orang” olok Althis. Gue hanya melirik sinis.

“Lo beneran ga kenal gue?”, tanya gue, disambut gelengan dari Clara.
Gue memandang takjub dia. gadis aneh bisik gue dalam hati.

Sial, gue malu. Bisa - bisanya dia ga kenal gue. Ketika semua orang terus membicarakan gue, kemana saja dia?.

Semua siswa dan guru menyukai dan terus memuji gue, tapi kenapa dia malah tidak mengenal sama sekali. Tapi gue harus lanjutkan ini.

“Ya udah kalo lo ga kenal gue, ayok kita kenalan”

“Tidak” jawabnya singat lalu pandanganya berlalu pada sebuah buku tebal.

“Kenapa?”

“Harusnya saya yang bertanya kepadamu, kenapa kamu ingin berkenalan dengan saya?”

Gue terdiam, itu kalimat terpanjang yang ge denger dari Clara. Gila nih cewek lurus banget omongannya kek jalan tol dan formal banget jirr.

“ Apa salahnya berkenalan. Saya cuma ingin bereteman denganmu”Gue jadi ikut ikutan bahasa formal kaya gini kan.

“Maaf”

“Ya sudah kalo kamu tidak mau, saya akan tunggu sampai kamu mau. Sekarang saya akan pergi dulu. Sampai jumpa Clara”
Gue Cuma dapat lirikan dingin darinya.
....…..............….............….............….............….............….............….........

Terimakasih
Myycasa

PUTRI ALTANTISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang