Bab 6

31 7 1
                                    

Esoknya aku bangun seperti biasanya solat subuh ke masjid bersama ayah, habis pulang dari masjid aku membersihkan motorku mempersiapkan perjalanan nanti.

"tumben pagi-pagi sudah nyuci motor, mau kemana kamu.?" ujar mama sambil meletakkan nampan sarapan bubur ayam dan segelas susu di atas meja untukku.

"mau pergi jalan ma sama teman" balasaku.

"sarapan nya di makan ya"

"iya mah, makasih"

"iya sama-sama" balas mama sambil balik badan menuju dapur.

Setelah membersihkan motor, aku lansung bergegas pergi kelantai atas untuk mandi.

"Zzzzz" bunyi hp ku yang tergeletak di atas kasur.

"halo tiara selamat pagi" ujarku sambil menyapa

"iya pagi, jam berapa kita berangkat" balas tiara dari seberang telfon bertanya.

"jam 08:00 nanti aku jemput ra"

"ok deh, tihati di jalan ya"

"asyiapppp" sautku sambil menirukan salahsatu yotuber terkenal di daerahku.

Jam 07:30 aku berangkat menjemput tiara kerumahnya. Ayah dan mama telah berangkat tadi pagi ke pasar untuk membeli bahan bahan makanan.

Sesampainya di depan rumah tiara aku mencoba menghubunginya.

"ra, aku udah di depan rumah ni" uajrku.

"masuk aja, kan ada satpam di depan bukain pagar" balas tiara.

"kenapa harus masuk"

"kan kamu belum kenalan sama ayah dan bundanya aku, sekalian izin"

Astaga, kenapa harus izin... Perkataan itu mulai melintas di pikiranku, bukannya tiara mau pergi denganku kemeren, gimana ayahnya tidak mengizinkan.?,gimana kalau ayahnya galak  dengan wajah beringas plus kumis tebal?. gimana kalau sebagainya mucul di kepalaku.

"ok, deh" ujarku sambil memberanikan diri masuk ke halaman rumahnha tiara.

Akupun mengucapakan salam ketika aku sampai di depan pinturumah, dan di sambut oleh tiara lansung.

"Ayo masuk gil" ujar tiara.

"iya makasih" jawabku sambil terbata bata.

Saat tiara berseru memanggil "ayah bunda, gilang sudah datang ni" jantungku berdetak dengan kencang, aku menyeka keringat di dahi, saat kedua orang itu turun dari tangga, saat aku mulai melihat kedua wajah orang itu. Ternyata ayahnya tiara tidak seganas yang saya bayangkan. Jantungku mulai perlahan berhnti dengan kencang. Aku menyalami mereka berdua.

"selamat pagi om, tante" ujarku sambil menempelkan punggung tangan mereka ke dahi ku

"jangan panggil om, tante nak. Pangil saja seperti tiara memangil kami. Ayah dan bunda" ucap ayahnya tiara dengan suara yang lemah dan tenang kepadaku.

"baik a-ya-h bu-nda" ujarku sambil ragu ragu.

"siapa namamu nak.?" tanya ayah taiara.

"namaku gilang y-ah" jawabku.

"kalian hendak kemana minggu ini"

"mau jalan yah ke puncak"

"cuman kalian berdua.?" tanya ayahnya tiara sambil mendelik.

"gak kok bareng teman-teman lokal lain" jawabku.

"ok lah kalau gitu, hati hatiya bawak motornya jangan ngebut ngebutan"

"ok yah" jawabku

"Silahkan"

Kamipun berdua bersalaman pamit kepada orang tua tiara. dan lansung menuju taman tempat kami berkumpul. Itu adalah pertama kali aku berjumpa lansung dengan orang tua tiara. Itu adalah pengalaman yang menegangkan bagiku.

Sepanjang perjalanan ke taman, aku hanya diam dan tak tau mau mulai percakapan dari mana. Aku tidak terbiasa seperti ini. Hanya saja aku di ajak temanku menerima tantangan ini. Beda dari jalan-jalan sebelumnya, hanya kami kami saja yang pergi. tanpa membawa pasangan masing masing.
   
Sesampainya di taman, ternyata teman-teman menunggui aku sejak tadi. hanya aku yang belum datang.

"dari mana aja gil ?, lama amat" ujar khairil.

"sabar dikit napa" jawabku

"yuk lansung jalan, udah jam berapa nih" saut fadil.

Di perjalanan selanjutnnya kejadian yang tak terduga itu terjadi, tanpa di pikirkan tanpa direncanakan.

                        #*#*#*#                            

Ok teman-teman teman segitu dulu ceritanya, udah lama gak nulis.

Semoga terhibur, jangan lupa bintannya ya😁😁😁(pemaksaan njir, heheh)

Thanks for reading

Ranting Yang Di Tinggalkan SakuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang