"Hey fa ada apa kamu ke sini.?" ucapku sambil menatapnya. Ternyata syifa.! Kebetulan syifa sekomplek dengan rumahku.
"gak ada apa-apa, aku udah sering kesini kok" jawabnya datar sambil menatap hamparan danau.
"indahya, danaunya." ujarku. Tetapi syifa hanya diam menakjupkan pemandangan di hadapannya.
"Lu sukaya sama tiara". Tiba tiba tiara berkata kepadaku.
"enak aja, ngapain aku suka sama tiara" timpalku membela.
"jujur ajalu sama gua,"
"emang gak suka, apa yang mau di jujurin lagi coba" jawabku dengan ketus untuk meyakinkan bahwa aku tidak menyukai tiara. Padahal dari tadi aku duduk sendirian memikirkan gurad senyum tiara yang terukir di danau.
"yah jujur ajalu, trus ngapain lu ngantarin tiara segala pulang ke ruamah"
"yah gua emang ada keperluan ke arah sana sekalian numpanginya"
"gak asiklu, gak mau jujur terhadap perasaan sendiri"
Yah begitulah terkadang orang terlalu memendam perasaannya sendiri tanpa ingin orang lain mengetahuinya.
Matahari mulai tumbang di ufuk barat sana, aku dan syifa beranjak pulang ke rumah masing-masing.
--------------------------
"Asalamualaikum mah" salamku sesampai di rumah setelah pulang dari danau.
"waalaikumsalam, darimana aja anak mama baru pulang jam segini" ujar mama dari belakang mempersiapkan makan malam.
"dari danau mah, liat sunset" jawabku sambil menaiki tangga.
"yaudah mandi sana, sholat magrib habis itu turun makan malam" teriak mama dari bawah.
"iya mah....."
Makan malam berjalan lancar dengan baik. Setelah makan malam selesai aku lansung menuju kamar. Ngepoin medsos seseorang. Yaitu tiara. Itulah yang aku kerjakan beberapa pekan ke depan. Dan akhirnya aku tertidur dengan muka yang di timpa oleh hp.-=======≠================
"alahuakbar-allahuakbar" azan subuh masjid komplek rumah. Aku bangkit dari tidurku.
Setelah pulang dari masjid seperti biasanya aku lansung siap siap berangkat sekolah dan sarapan pagi bersama.
"aku berangkat ya mah, yah. asalamualaikum" salamku seraya mencium tangan mama dan ayah.
"walaikumsalam" balas mama dan ayah setalah ku salami satu persatu.
Seperti biasanya aku berangkat ke sekolah dengan vespa butut berwarna coklat tua yg mengkilat.
Sesampainya di sekolah seperti biasanya aku menunggu fadhil di parkiran sekolah sebelum ke kelas. Beberapa menit kemudian fadhilpun datang dengan motor CB100 nya."lama amatlu dhil" ujarku setelah fadhil memakirkan motornya di sampingku.
"tadi aku di rumah sakit perut lang" timpal fadhil dengan gaya memukul-mukul perutnya.
"yaudah yuk masuk kelas"
"yuk"
Kamipun berjalan di lorong sekolah berpas pasan dengan teman sekolah dan menyapa, kegiatan sekolah pun di mulai setelah bel sekolah berdengking dengan kerasnya. Pagi ini kami belajar fisika dengan buk surma, setelah jam buk surma habis lansung di gantikan oleh bapak ade belajar sejarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ranting Yang Di Tinggalkan Sakura
RomanceKisah ini seperti sakura yang meniggalkan rantingnya saat musim semi tiba