19

69 6 0
                                    

Feri yang sudah lulus sarjanapun kini makin disibukkan dengan aktivitas kantornya. Ia menjalankan perusahaan dengan sangat baik. Papanya saja tak pernah menyangka ia yang dulunya sngat nakal bisa berubah 180 derjat seperti saat ini.

Siang ini ia harus meeting denga klien barunya, ia berharap bisa memenangkan proyek ini.

"Fer, papa percayakan meeting ini sama kamu nak" ucap Adlan.

"Iya pa, papa do'ain ya semoga kita berhasil kali ini." Jawab Feri.

Sudah satu jam lebih meeting berlangsung. Akhirnya Feri keluar dengan perasaan bahagia karena ia berhasil memenangkan proyek yang cukup besar ini. Semuanya tak terlepas dari usahanya yang sudah belajar dan memahami semua detailnya.

Namun ada yang sangat mengganggu dirinya jika berada di kantor. Nina sekretaris pribadinya, ia selalu saja menggoda Feri. Sebenarnya sudah sejak lama ia hendak memecat Nina dari kantor. Namun papanya melarang Feri melakukan itu, karena Nina pegawai yang bagus dalam kerjanya.

"Permisi Pak Feri" ucap seorang gadis dari balik pintu ruangannya.

"Iya silahkan masuk"

"Pak saya mau minta tanda tangan bapak" ucap gadis itu.

Dengan cepat Feri menandatangai berkas tersebut. Ia sangat tidak ingin gadis itu berlama-lama di ruangannya.

"Sudah, sekarang silahkan kamu pergi" ucap Feri.

Namun gadis itu enggan keluar dari ruangan Feri.kini ia malah sedang berusaha merayu Feri untuk keuar makan siang dengannya.

"Pak kebetulan sudah jam makan siang, kita makan siang di luar yuk" ucap gadis itu.

"Enggak, saya bisa pergi sendiri. Kamu pergi dari ruangan saya." Feri menjawab dengan nada yang sangat ketus.

Bukannya pergi kini ia mulai mendekati Feri dan memegang pundak Feri. Ia terus merayu Feri hingga akhirnya kesabaran Feri habis.

"Kamu jangan kurang ajar Nina! saya sudah punya calon istri. Jadi kamu jangan macam-macam dengan saya. Kalau kamu masih saja mengganggu saya, saya tidak akan segan-segan memecat kamu dari kantor ini. Masih yang berkompeten dan tidak kurang ajar seperti kamu."

Dengan sangat kesal Feri mengeluarkan semuanya yang selama ini ia tahan. Setalah mendengar ucapan Feri yang begitu menyakitkan akhirnya gadis itu pergi meninggalkan Feri.

Saat gadis itu keluar dari ruangan Feri, semua pegawai kantor melihatnya dengan tatapan sinis. Bahkan ada yang mencacinya.

"Rasain lo, makanya jadi perempuan itu jangan kegatelan" ucap salah seorang pegawai di kantor itu."

Dengan perasaan malu ia pergi meninggalkan orang-orang yang sedang menatapnya. Disisi lain Ari sedang memperhatikan semua kejadian itu. Dengan sigap ia membubarkan mereka semua.

"Ada apa ini? lanjtkan pekerjaan kalian masing-masing" ucap Ari.

Setelah membubarkan para pegawainya, ia menuju keruangan Feri dan mendapati Feri yang kelihatan sedang stres memikirkan kejadian tadi.

"Sudahlah Fer gak perlu difikirkan lagi. Besok-besok kalau dia mengulangi kesalahannya kamu boleh pecat dia" ucap Ari.

"Papa serius?"

"Iya nak."

Mendengar penuturan papanya barusan Feri merasa sedikit tenang. Ia memutuskan untuk mengajak papanya untuk makan siang di luar.

"Pa kita makan siang di luar yuk, di restoran kesukaan papa"

"Boleh juga,udah lama kita gak makan siang bareng"

Kini Ari dan Feri sudah meninggalkan kantor dan pergi ke restoran yang Feri sebutkan tadi. Merek berdua sangat menimati makanannya. Saat Feri sedang melihat kearah jendela luar tak sengaja ia melihat Revan dan Elsa sedang berada di luar restoran. Tampaknya mereka berdua sedang ribut. Feri juga melihat ada seorang laki-laki lainnya sedang bersama mereka. Dan Feri melayangkan pukulannya di wajah laki-laki itu.

Melihat kejadian tersebut, Feri berniat hendak menghampira ketiganya. Namun baru saja ia melangkah keluar mereka semua sudah tidak lagi berada di sana. Feri masih penasaran apa yang terjadi, setahu Feri, Revan dan Elsa sudah menikah setahun yang lalu. Lalu siapa laki-laki yang bersama mereka tadi.

Bersambung...

_Love VS F2_

Wah gimana ni readers, makin menarik gak ni kisahnya. Lanjut baca hingga akhir ya.

LOVE F² [ Selesai✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang