HDAA | 1

247 21 2
                                    

Jangan lupa vote and follow ya🙌

Happy reading from LoJes

SETELAH bel pulang dibunyikan. Ia pun keluar kelas dengan tangannya dipenuhi oleh buku-bukunya yang diperlukan untuk kegiatan belajar-mengajar di Sma Harapan yang membuatnya sibuk ini.

Teleponnya berdering. Dengan sigap ia mencari tempat duduk kosong. Ia menemukannya lalu berlari ke arah bangku dan segera mendudukinya. Selain takut diduduki orang lain, juga ia harus menyimpan sebentar bukunya untuk mengangkat telepon.

Itu dari Lano. Lano Ardita. Abang kembarnya yang tidak identik dari segi apapun. Sosok manusia yang sangat dibencinya. Jahil, suka mengejek, suka pamer, suka ngabarin ke Mama dan Papanya yang bernama Camila dan Kemaz kalo ia punya pacar baru.

"Kenapa, Lan?"

"Eh, May, lo ikut gue nggak?" tanya si Lano yang katanya dulu sempat dikira cewe sama Camila pas masih di kandungan.

"Ya iyalah! Kan tadi gue berangkatnya sama lo!"

"Bukan bego! Maksud gue lo mau ikut gue jalan nggak?"

Lano memang tipe manusia yang belum apa-apa sudah memaki.

"Santai dong, pretty. Mau kemana emang?"

Memang sudah seperti hari-hari sebelumnya. Sepulang sekolah, Lano akan jalan kemanapun yang membuat dirinya merasa bahagia, jika ia mau saja.

Pretty sebutan untuk Lano dari Maya bukan tanpa alasan. Awalnya, saat di USG, dua anak dalam perut Camila adalah perempuan, dan entah bagaimana, salah satunya berubah menjadi laki-laki. Dan benar saja, Lano lahir dengan kelamin laki-laki, namun berwajah cantik.

"Lo panggil gue pretty, gue tinggalin lo!"

"Udah kesebut, gimana dong, pretty?" .

Maya semakin menjadi. Ia tau Lano tak mampu meninggalkannya dalam keadaan apapun. Semarah apapun ia tetap mementingkan Maya.

"Cepet nggak! Serius gue bakal ninggalin lo nih kalo dalam hitungan ke-sepuluh lo nggak di depan muka gue. Satuu-lima-enam-sembilan..."

Maya terkekeh. Ia kembali memeluk buku-bukunya dan mematikan telepon. Ia berjalan ke arah dimana motor Lano terparkir.

Tampak Lano sedang menunggunya sambil celingak-celinguk.

"Kali ini mau kemana?" tanya Maya dari arah belakang.

Sontak Lano membalikkan setengah badannya seraya alis panjang dan tebalnya itu saling menyatu tanpa arahan.

Hujan di Atas AwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang