HDAA | 10

51 9 2
                                    

Happy reading from Lojes ❤

Hari ini sebenarnya Maya manggung di cafe EiL, tetapi karena harus latihan menyanyi untuk acara reuni Maya meminta izin tidak masuk.

Maya memasukkan sesuap demi sesuap es krim cokelat dihadapannya. Dari tadi Maya sudah menghabiskan tiga buah es krim ukuran jumbo dengan berbagai topping mewah di atasnya.

Malam ini di sebuah kedai eskrim dekat kediaman Lano dan Maya,
terdapat sepasang saudara kembar yang sedang berkunjung kesitu.

Lano menepati janji nya agar membawa Maya kesini sebagai permintaan maaf nya.

Lano menatap Maya yang sedang asyik memakan es krim yang dipesannya sambil berpikir, "Kira kira uang gue cukup gak ya. Aduh Maya banyak amatt sih" Lano menelan ludahnya berusaha memasang muka biasa saja. Padahal dalam hati sedang dag dig dug takut uang nya tidak cukup.

Bukannya tidak punya uang atau apa, masalahnya Lano sedang menabung untuk membeli sebuah ps keluaran terbaru. Dia susah payah menahan lapar saat di sekolah agar uangnya bisa dimasukan ke dalam tabungan.

Tapi? Lihat lah Maya yang sama sekali tidak peduli dengan kondisi uang Lano. Dia malah sengaja membeli eskrim yang harganya lumayan mahal.

"Maya jangan makan banyak banyak, ntar lo sakit gue lagi yang dihukum sama ibu Negara." Lano berusaha menghentikan aksi makan eskrim Maya.

"Cuman tiga doang ih, mana banyak." bela Maya pada dirinya sendiri.

"what? Tiga gak banyak?" teriak Lano dalam hati.

"Yang masuk ke dalam perut elu sih ngga banyak, yang keluar dari saku gue nih kayaknya ngga mungkin sedikit" batin Lano lagi.

"Lusa lo manggung, kalau suara lo abis gue gak tanggung" otak Lano memang cerdas untuk melabuhi sang adik yang polos itu.

"Oh iyaaaa, ini buat lo aja." seketika Maya menyerahkan segelas eskrim coklat ke arah Lano.

Dengan senang hati Lano menerima eskrim tersebut. Dimakannya dengan lahap hingga habis.

"May, pulang yuk udah malam." ajak Lano yang sudah bangkit dari tempat duduknya.

Maya ikut berdiri, kemudian mengekor di belakang Lano yang hendak pergi ke kasir. "Berapa semuanya?" tanya Lano yang sudah mengeluarkan dompetnya.

"tujuh puluh lima ribu mas." ucap orang yang menjaga kasir itu.

"Hah? Apaa? Coba ulangi" Lano terkejut mendengar harganya yang luar biasa itu. Pasalnya Maya tadi hanya memesan tiga eskrim saja.

"TUJUH PULUH LIMA RIBU MASS!"

"Gak salah mbak? Mahal amattt dah. Gue itu cuman pesan tiga eskrim bukan sepuluh" Lano masih tak percaya dengan harga eskrim itu.

"Mas gak mampu bayar?" ucap penjaga kasir tersebut, membuat muka Lano merah padam sedangkan Maya berusaha menahan tawanya.

"Dih songong amat, gini gini gue orang kaya. Cuman segitu mah kecil." Lano tak suka jika ada yang meremehkan nya apalagi jika yang meremehkan nya seorang wanita.

Lano membalikan badannya ke arah Maya, "May, ada dua puluh lima ribu gak?" bisik Lano tepat ditelinga Maya.

"Gue mana ada bawa uang" jawab Maya.

Lano menelan ludah nya, memikirkan cara agar bisa membayar uang eskrim tersebut.

Lano berpikir dalam hati, "Masa iya gue harus cuci piring di sini"
raut wajahnya menampakan kebingungan, dahi nya bergelombang.

Hujan di Atas AwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang