She will get married

434 62 6
                                    

    “Ayo cepat, masukkan kartu posnya!” kata Seulgi sambil mendorong tubuh Chanyeol ke depan kotak surat yang ada di pinggir trotoar.

Chanyeol menatap Seulgi ragu. “Tapi…”

“Aish,Ayolah!” erang Seulgi kesal lalu merebut kartu pos itu dari Chanyeol dan memasukkannya ke sela-sela kotak surat itu.

“Hei,apa yang kau lakukan?” pekik Chanyeol.

“Kenapa? Bukannya kau ingin kembali pada Eunji, kan? Seharusnya kau berani sedikit menjadi laki-laki,” kata Seulgi.

Chanyeol hanya diam.

Seulgi yang melihat gelagat gelisah pemuda itu, menangkupkan wajah Chanyeol dengan kedua telapak tangannya lalu menatap lurus ke mata sayu Chanyeol.

“Kau mencintainya, bukan? Tidak ada salahnya kau mencoba. Yah, setidaknya kau sudah mencoba, kan?” Seulgi tersenyum, menyemangati pemuda itu.

Chanyeol mengangkat wajahnya lalu membalas senyuman Seulgi. “Ya, mungkin kau benar juga.”

Seulgi terkekeh pelan. “Ayo! Kita masih harus pergi mengelilingi Paris untuk mencari kado yang tepat untuk pernikahan Irene.”

“Iya,Ayo!”

***

            Chanyeol dan Seulgi akhirnya tiba di salah satu toko souvenir di pinggir jalan. Toko itu dipenuhi dengan barang-barang yang unik dan lucu. Semua barang-barang itu tersusun rapi di rak-rak papan yang menempel pada dinding marmer. Salah seorang pelayan toko itu seorang perempuan berumur 30 tahun menghampiri dan menyapa keduanya.

“Bonjour! Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?” tanya pelayan itu dalam bahasa Inggris yang berlogat Prancis.

“Ah, yes, kami mencari barang yang cantik untuk hadiah pernikahan teman kami,” kata Seulgi menjelaskan.

Pelayan itu mengangguk. “Mari ikut saya ke dalam, ada beberapa barang cantik yang mungkin bisa saya rekomendasikan.”

Seulgi mengikuti langkah pelayan itu masuk ke dalam, sementara Chanyeol memilih menunggu di luar sambil memerhatikan beberapa imitasi menara Eiffel yang terbuat dari besi. Dia meraih salah satunya lalu menghampiri Seulgi.

“Bagaimana kalau ini saja yang dijadikan hadiah?” tanya Chanyeol lalu menunjukkan imitasi menara Eiffel mini itu pada Seulgi.

Seulgi mendengus lalu mendorong imitasi menara Eiffel itu menjauh. “Tidak. Bagaimana bisa kau memberikan imitasi menara Eiffel pada orang yang tinggal di Paris? Kau harus memberikan sesuatu yang berbeda.”

Chanyeol menghela nafas lalu meletakkan kembali imitasi menara Eiffel itu ke atas rak. Dia memerhatikan Seulgi yang sedang sibuk meneliti satu per satu barang-barang yang ada di sana dengan hati-hati.

“Ya, apakah kau sudah berteman lama dengan Irene? Kau sepertinya enggan mengecewakannya,” ujar Chanyeol.

Seulgi menoleh kearah Chanyeol sekilas lalu mengangguk. “Iya, aku dan dia berteman sejak kami duduk di bangku SMP. Dia sempat bersekolah di salah satu sekolah internasional bersamaku. Tapi begitu lulus, dia pindah ke Prancis bersama kedua orangtuanya.”

“Ah” Chanyeol menganggukkan kepalanya. “Apakah suaminya tampan?”

Seulgi menatap Chanyeol bingung lalu bertanya, “Memangnya kenapa? Kau naksir padanya?”

Pemuda itu buru-buru menggeleng, “Tidak” sergahnya. “Aku hanya bertanya saja.”

“Oh.”

HELLO STRANGER - Chanyeol Seulgi-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang