Still hurt

415 64 5
                                    

Dari kejauhan, Seulgi dapat melihat bahu Chanyeol yang berguncang. Pemuda itu menangis. Hanya itu yang ditahunya. Sejak Chanyeol pergi dari acara pernikahan Irene, Seulgi mengikuti pemuda itu dari belakang. Merasa khawatir kalau-kalau Chanyeol tersesat lagi.

Dia memberanikan diri mendekat kearah Chanyeol lalu duduk di sebelahnya. Dilihatnya Chanyeol tertunduk dan terisak. Air matanya terus jatuh dan membasahi mata, wajah dan juga hidungnya.

“Apa yang sudah terjadi? Apakah ini semua ada hubungannya dengan Eunji?” tanya Seulgi hati-hati sambil mengusap lembut punggung Chanyeol.

Chanyeol tak menanggapi. Pemuda itu terus menangis dan terisak. Seulgi memakluminya. Merasa bahwa pemuda itu memang masih belum siap untuk menjawab pertanyaannya.

Seulgi menggeser duduknya untuk lebih dekat dengan Chanyeol. Entah mendapat keberanian darimana, tangannya bergerak begitu saja lalu mendekap bahu Chanyeol dan membimbing kepala pemuda itu untuk bersandar di bahunya. Chanyeol terlihat tidak menolak sama sekali dan menurut.

“Kau tahu, seharusnya aku tidak sendiri disini,” kata Chanyeol akhirnya. Suaranya terdengar parau dan miris. “Seharusnya ini menjadi minggu paling indah. Seharusnya aku bersama Eunji sekarang. Kami berdua sudah membuat rencana perjalanan ke Paris ini berdua.”

Seulgi terus mengusap punggung Chanyeol dan membiarkan pengakuan pemuda itu terus meluncur dari mulutnya.

“Sebelum pergi ke Paris, aku susah payah mencari info tempat-tempat yang romantis dan menarik untuk dikunjungi. Semua itu kulakukan hanya untuk Eunji,” lanjut Chanyeol.

“Tapi,” lanjutnya, “Dia malah menikah dengan pria lain. Dia bahkan tidak memberitahuku sama sekali. Aku mengetahuinya dari temanku.”

Tangis Chanyeol semakin meledak, memecah kesunyian malam itu. Sementara Seulgi hanya diam. Dia terus mengusap punggung pemuda itu, membiarkan Chanyeol melepas kesedihannya. Sama seperti apa yang pernah Chanyeol lakukan padanya setelah berpisah dari Kris.

***

            Dengan susah payah, Seulgi memapah tubuh Chanyeol yang jauh lebih tinggi dan berat dari tubuhnya ke dalam kamar hotel. Dia merebahkan tubuh pemuda itu dengan lembut ke atas ranjang agar pemuda itu tak terbangun dari tidurnya.

Dia menghembuskan nafas lega lalu menuangkan air ke dalam gelas dan langsung meneguknya. Seulgi lalu duduk di tepi ranjang sambil memerhatikan wajah Chanyeol yang sedang tidur.

“Apa kau begitu mencintai Eunji sampai kau terlihat menderita seperti ini?” gumam Seulgi pelan.

Seulgi berbaring disamping Chanyeol, masih sambil memerhatikan wajah Chanyeol. Dia mengulurkan ujung jemarinya dan menelusuri wajah Chanyeol dengan lembut. Mulai dari alis tebal pemuda itu, matanya yang bengkak akibat menangis terlalu lama, hidungnya yang mancung, pipi, lalu berhenti di bibirnya.

Gadis itu segera menarik tangannya kembali ketika merasakan gejolak aneh di dadanya begitu tangannya menyentuh bibir Chanyeol. Nafasnya berubah tersengal dan wajahnya bersemu merah.

“Seulgi mengapa kau bisa merasakan hal aneh seperti ini?” gumamnya pelan. Dia berbalik memunggungi Chanyeol dan berusaha mengatur nafasnya.

Tak berapa lama kemudian, Seulgi ikut memejamkan mata dan tertidur tepat di sebelah pemuda itu.

***

  Tok tok tok!
Chanyeol dan Seulgi sama-sama menggeliat begitu mendengar suara pintu kamar hotel mereka diketuk oleh seseorang. Keduanya mengusap mata yang masih kasat akan kantuk lalu terbelalak begitu melihat satu sama lain berada di atas ranjang yang sama.

“OMG!”

Keduanya segera berbalik dan saling memunggungi. Seulgi melirik ke bawah selimut yang menutupi tubuhnya dan mendesah lega begitu mengetahui bahwa dia masih menggunakan dress mini yang belum sempat ditanggalkannya.

Tok tok tok!

Suara pintu yang diketuk kembali terdengar. Seulgi dan Chanyeol bertatapan cukup lama lalu akhirnya melompat dari atas ranjang. Seulgi mengintip dari lubang kecil yang ada di pintu untuk mengetahui siapa yang datang.

Dia tersentak kaget begitu melihat Irene dan Suho berdiri di depan pintu kamar hotel. “Ya Tuhan!” pekiknya panik.

“Siapa yang datang?” tanya Chanyeol.

Seulgi berpaling pada Chanyeol lalu membekap mulut pemuda itu dengan tangannya. Namun Chanyeol berusaha menepis tangan Seulgi dan menatap gadis itu dengan heran.

“Ya, Apa yang kau lakukan?! Siapa yang datang?” Chanyeol berusaha membuka pintu, tapi tubuhnya ditarik oleh Seulgi sampai akhirnya tersungkur jatuh ke lantai.

Gadis itu buru-buru menduduki perut Chanyeol dan berusaha mengunci pergerakannya. Sementara Chanyeol meringis saat Seulgi mulai duduk di atas perutnya. Lalu gadis itu membekap mulut Chanyeol dan mengisyaratkan Chanyeol untuk tidak ribut agar Irene dan Suho tidak mendengar suaranya. Tapi Chanyeol tampak keras kepala dan terus menggumam-gumam tak jelas.

Tiba-tiba saja ponsel Seulgi bergetar di atas meja. Gadis itu menjulurkan tangannya dan meraih ponselnya. Ada telepon masuk dari Janet.

“Hello?”

“Yeah, Irene?” sahut Seulgi gugup, tangan yang satunya masih sibuk membekap mulut Chanyeol.

“Kau ada dimana sekarang?”

“Hm, aku ada di hotel sekarang,” jawab Seulgi lalu terkekeh.

“Are you sure? Aku sedang berada di depan kamar hotelmu sekarang, tapi kau tidak membuka pintumu. Apa kau sedang sibuk?”

“Oh my God!” pekik Seulgi, berpura-pura kaget. “Sorry, I can’t heard you. Aku sedang berada di dalam kamar mandi tadi. Sedang mandi. Aku baru saja ingin ganti baju. Tapi setelah ganti baju, aku akan langsung membukakan pintu untukmu, okay?”

“Well, okay! I’ll wait!”

Begitu Seulgi menutup flip ponselnya, Chanyeol mendorong tangannya yang membekap mulut Chanyeol. Pemuda itu terlihat tersengal karena menahan nafas.

“Apa kau ingin membunuhku, huh?” tanya Chanyeol kesal.

Seulgi hanya tersenyum gugup. Dia baru menyadari bahwa posisi keduanya dalam posisi yang tidak tepat. Dia segera berdiri dengan wajah bersemu merah lalu menarik tubuh Chanyeol dan membantu pemuda itu berdiri.

“Memangnya siapa yang datang?” tanya Chanyeol dengan suara yang jauh lebih pelan.

“Irene dan Suho. Sebaiknya kau sembunyi sekarang,” ujar Seulgi.

“Sembunyi? Untuk apa?”

“Aku tidak mau Irene dan Suho salah paham tentang kita berdua. Kau tahu, perempuan dan laki-laki yang tidur dalam satu kamar di hotel, itu kan tampak mencurigakan,” jelas Seulgi.

Chanyeol mengernyit tak suka. “Apa?  aku bahkan tidak menyentuhmu sama sekali malam tadi. Lagi pula, gadis dada rata sepertimu sungguh tidak membangkitkan gairah.”

“Apa yang kau katakan barusan?!” pekik Seulgi kesal lalu menjitak jidat pemuda itu keras-keras.

“Ah,sakit!” protes Chanyeol sambil mengusap jidatnya.

“Ssttt…! Jangan ribut, bodoh!” bisik Seulgi sambil melirik kearah pintu.

Chanyeol menganggukkan kepala. “Baiklah.”

Seulgi menggamit lengan Chanyeol lalu membimbingnya masuk ke dalam lemari kosong yang ada di kamar hotel itu. “Bersembunyilah di dalam sana.”

“Apa? aku bisa kehabisan nafas jika bersembunyi disana,” keluh Chanyeol.

“Aish, Masuk saja, cepat! Lagi pula ini hanya untuk sementara sampai Irene dan Suho pulang. Mengerti?”

Chanyeol memutar bola matanya lalu akhirnya mengangguk, menyerah. Dia lalu masuk ke dalam lemari itu dan bersembunyi.

Holla guys! Gimana kabar kalian semua kalian nungguin gak cerita ini😂. Maaf ya aku update nya telat banget aku super sibuk akhir akhir ini,lagi ngurusin buat kuliah soalnya.
Oh ya sebentar lagi pengumuman SBMPTN jangan lupa berdoa semoga masuk ke universitas yang kalian mau..
Love u all💗💗💗

HELLO STRANGER - Chanyeol Seulgi-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang