I love u

459 62 2
                                    


"Jangan berbalik atau aku akan membunuhmu!" teriak Seulgi.

Chanyeol menyeringai lalu menyahut, "Iya, tenang saja, tidak akan."

Tak berapa lama kemudian, Seulgi melepas jubah hangatnya lalu membiarkan tubuhnya yang hanya dibalut bikini tipis merasakan dinginnya salju Paris. Dia berseru gembira dan melompat-lompat bahagia.

"Bagaimana rasanya?" tanya Chanyeol, masih tak menoleh.

"Dingin dan menyenangkan!" teriak Seulgi gembira.

Setelah puas bermain salju, Seulgi kembali menggunakan pakaian hangatnya. Wajahnya memerah karena kedinginan. Dia menggigil tapi tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya.

Chanyeol menghampiri gadis itu lalu memakaikan topi hangat miliknya ke kepala gadis itu. Dia tersenyum lalu berkata, "Bagaimana? Kau sudah puas?"

Seulgi mengangguk puas. "Sangat."

Keduanya saling balas tersenyum. Chanyeol sibuk memerhatikan wajah Seulgi dibalik temaram sinar matahari sore yang hampir tenggelam. Mata gadis itu melengkung indah dan menyiratkan kebahagiaan. Begitu cantik dipadu dengan senyumnya yang menghangatkan.

"Aku ingin mengajakmu pergi ke suatu tempat," kata Chanyeol, masih tersenyum.

"Kemana?"

"Menara Eiffel."

***

"Ayo!" kata Chanyeol tampak tergesa-gesa dan bersemangat.

"Tunggu sebentar!" Seulgi bergegas menyusulnya, masih memikirkan perilaku Chanyeol. Dia berpikir begitu serius sehingga nyaris menabrak Chanyeol pemuda itu berhenti agak mendadak di tikungan berikutnya.

"Lihat," ujarnya dengan lembut sambil menunjuk ke depan, di atas.

Seulgi mengikuti pandangannya. Disana, menjulang ke udara, begitu dekat sehingga tampaknya lebih besar dari hidup ini sendiri, adalah kerangka logam Menara Eiffel yang bersiku-siku. Lampu-lampu putih menerangi tiap lekuk dan palang, membuatnya tampak mencolok di hadapan langit yang gelap.

"Oh!" nafas Seulgi tersentak kaget. "Aku tidak tahu kalau menara Eiffel akan terlihat indah seperti ini jika dilihat lebih dekat dan pada malam hari."

Tentu saja Seulgi sudah sering melihat menara Eiffel sulit pergi ke manapun di pusat Paris tanpa lagi-lagi melihatnya. Tapi dari sudut ini, menara itu tampak seperti bangunan yang baru sama sekali, menjulang dan anehnya misterius, nyaris hidup.

Ketika menyadari bahwa Chanyeol sedang memandangi dirinya dan bukan menara Eiffel, Seulgi berpaling dan membalas pandangannya.

Chanyeol tersenyum. "Sudah kuduga kau pasti bisa memahami keindahannya," katanya.

Seulgi balas tersenyum. Lagi-lagi, Chanyeol terpesona dengan senyum indah gadis itu. Membuat jantungnya berdebar hebat untuk pertama kalinya. Dan Seulgi masih belum paham perasaan macam apa itu.

"Oh ya," kata Chanyeol lagi. "Aku pernah mendengar salah satu pepatah Prancis yang menurutku sangat indah."

"Apa itu?"

Chanyeol berdehem sebentar lalu berujar dengan bahasa Prancis yang kental, "L'amour n'est pas parce que mais melgre."

Seulgi mengernyit, "Yang artinya?"

"Cinta itu bukan 'karena' tapi 'walaupun'," jawabnya lalu tersenyum.

Gadis itu tertawa geli. "Romantis sekali."

Chanyeol ikut tertawa. "Oh ya, dan ada satu lagi."

Seulgi mengangguk, siap mendengarkan.

"Bien que je ne vous connais pas, mais je pense que je suis tombé en amour avec toi,walaupun aku tidak mengenalmu, tapi aku rasa aku sudah jatuh cinta padamu," ucap Chanyeol tulus.

Wajah Chanyeol mendekat. Seulgi menatap matanya, terpesona oleh kata-kata yang diucapkan Seulgi barusan meskipun dia sendiri tak begitu memahami apa arti kalimat tersebut.

Seulgi bisa melihat sirat ketulusan dari mata Chanyeol. Dia tidak melakukan apapun untuk menghentikan Chanyeol sewaktu pemuda itu membungkuk dan menciumnya. Bibir Chanyeol terasa lembut dan hangat di bibirnya sendiri, dan dia membiarkan matanya terpejam sembari mendekatkan tubuh ke tubuh Chanyeol.

Dengan gerakan refleks, Seulgi mengangkat kedua tangannya dan mengalungkannya di leher Chanyeol. Tak berniat untuk melepaskan kehangatan yang ada di antara mereka berdua barang sedetik.

***

Eunji mengaduk-aduk makanannya dengan tidak bersemangat. Pikirannya terbang jauh ke Paris. Apa yang sedang dilakukan Chanyeol sekarang? Apakah dia sedang berada di Eiffel sekarang? Apakah dia baik-baik saja?

Jackson, tunangan Eunji, yang duduk di seberang meja meraih tangan gadis itu lalu menggenggamnya begitu menyadari ada yang salah dengan tunangannya itu. Dia tersenyum manis lalu bertanya, "Ada apa, sayang? Apakah makanannya tidak enak? Aku bisa memanggil pelayannya untuk memesankanmu makanan yang lain."

Ketika Jackson hendak memanggil seorang pelayan di restoran itu, Eunji segera mencegatnya. Dia menggeleng lemah kearah Jackson. "Tidak usah, aku baik-baik saja. Hanya sedang diet."

Jackson menyeringai. "Diet? Untuk apa? Apakah kau takut jika gaun pernikahanmu tidak pas untukmu? Jangan khawatir, sayang. Jangan terlalu memikirkannya."

Eunji hanya tersenyum sekilas lalu kembali menunduk, menatap makanannya yang tidak membangkitkan selera sama sekali. Entah mengapa dia merasa bersalah dan jahat jika harus terus meneruskan kebohongan ini.

Dia tidak mencintai Jackson dan tidak akan pernah bisa mencintai pria itu. Pria itu hanya menjadi pelampiasannya setelah berpisah dengan Chanyeol. Tapi sepertinya usaha Eunji untuk berpaling dari Chanyeol nyatanya sia sia. Dia masih mencintai pemuda itu.

"Jack" panggil Eunji dengan suara pelan, tanpa mengangkat wajahnya sama sekali. Dia tak sanggup bertatapan dengan mata Chanyeol yang begitu tulus mencintainya.

"Hm? Ada apa sayang?"

"Aku ingin mengakui sesuatu padamu," kata Eunji dengan suara lirih.

Jackson meletakkan garpu dan sendoknya lalu menangkupkan kedua tangannya di atas meja, siap mendengar. "Apa itu?"

"Aku sebenarnya sudah mencintai orang lain..."

Raut Jackson seketika berubah. Dia menatap Eunji lalu bertanya dengan suara meyakinkan, "Apa?"

Eunji menghela nafas lalu akhirnya mengangkat wajahnya. "Aku sebenarnya sudah mencintai orang lain. Dan aku masih mencintainya sampai detik ini. Maaf."

Jackson tertunduk. Matanya berkilat karena air mata yang menggenang disana. Dia meraih tangan Eunji dan mengusapnya dengan lembut. "Lalu, bagaimana dengan pernikahan kita?"

Eunji menggeleng. "Aku tidak bisa meneruskannya. Aku benar-benar menyesal dan minta maaf."

Perlahan-lahan Jackson kembali menarik tangannya dan bersandar pada kursi, berusaha menenangkan dirinya yang masih shock. Pernikahan mereka tinggal seminggu lagi dan semuanya hancur dalam satu menit.

"Dia berada di Paris sekarang dan aku berniat mengunjunginya," kata Eunji.

Jackson diam. Tak menanggapi. Kata-kata Eunji kini terdengar tajam dan menusuk-nusuk dadanya.

Eunji bangkit dari duduknya lalu menentang handbagnya. Dia menatap Jackson sekilas lalu berkata, "Maaf, Jackson. Aku tahu jika cintamu tulus, tapi, aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri. Aku masih sangat mencintai Chanyeol."

Jackson menghela nafas berat lalu mengangkat wajahnya dan balas menatap Eunji. Dia mencoba tegar dan tersenyum getir. "Iya, tak apa apa. Aku harap, perjalananmu ke Paris menyenangkan dan kau bisa kembali padanya."

Eunji tersenyum. "Iya, Terimakasih."

To be continued...

Jangan lupa komen dan like guys love uuu
Oh ya hampir lupa mau bilang
Buat kalian yg suka bacaan chanseul kalian bisa baca daftar bacaan aku yang chanseul itu udah aku pisahin semua cuma chanseul aja jadi jangan lupa dibaca yaa,😚

HELLO STRANGER - Chanyeol Seulgi-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang