I'm stuck with him (2)

465 72 3
                                    

Chanyeol menangkap satu daging siput mentah itu dengan garpu. Daging siput yang masih setengah hidup itu terus menggeliat di depan wajahnya, seolah sedang mengejeknya. Dia menatap Seulgi di seberang meja dengan wajah tak yakin, tapi Seulgi berpura-pura memasang wajah mengejek.

“Kenapa? Ayo cepat dimakan!” kata gadis itu.

Chanyeol mendengus. Dia kembali menatap daging siput itu lalu menelan ludah. Daging siput itu tampak berlendir dan sangat menjijikkan.

“Ingat,” kata Chanyeol, gugup. “Kau harus menghabiskan sebotol sampanye itu jika aku berhasil memakan habis siput ini. Mengerti?”

Seulgi memutar bola matanya. “Aish, Tenang saja. Yang penting, kau habiskan dulu daging siput itu.”

"Oke, tentu saja,” kata Chanyeol dengan nada yakin.

Keduanya terdiam sebentar. Chanyeol masih dikuasai oleh perasaan jijiknya, sementara Seulgi menunggu dengan sabar. Dia menarik selembar tissue lalu melipatnya menjadi dua bagian sebagai persiapan kalau-kalau dia tidak sanggup melihat pemandangan saat Chanyeol menyantap siput menjijikkan itu, dia bisa langsung menggunakan tissue itu untuk muntah.

Chanyeol mengendus bau daging siput itu. Dia menjulurkan lidah, seperti akan muntah ketika bau amis dan juga bau lendir menyerbu indra penciumannya.

Chanyeol menghembuskan nafas, berusaha menenangkan dirinya sebentar lalu menggumam lebih kepada dirinya sendiri. “Kau pasti bisa, Chanyeol! Kau pasti bisa!”

Entah kenapa Seulgi juga ikut tegang. Seolah ini menjadi hal penting dalam hidupnya yang entah bisa dilewati atau tidak. Seulgi meringis ketika melihat Chanyeol mulai menjejalkan daging itu ke dalam mulutnya. Dengan susah payah, Chanyeol mengunyah daging itu di dalam mulutnya.

“Bagaimana rasanya?” tanya Seulgi, masih merasa jijik.

Chanyeol terbatuk lalu menjawab dengan susah payah, “Lengket, kenyal, dan… tidak berasa.”

“Benarkah?” Seulgi tampak tidak begitu yakin, tapi wajah Chanyeol mulai menunjukkan perubahan. Pemuda itu tampak tak terlalu merasakan efek menjijikkan daging itu dan mulai mengunyah dengan nyaman.

Chanyeol akhirnya dapat menelan daging itu lalu membuka mulutnya di depan wajah Seulgi. “Bagaimana? Sudah habis, kan?” ujarnya sambil tersenyum puas. “Rasanya tidak terlalu menyeramkan seperti bentuknya. Kau bisa merasakannya sendiri. Nih!” Chanyeol menyodorkan salah satu daging siput itu di depan wajah Seulgi, tapi gadis itu langsung menolaknya.

“Tidak terimakasih. Aku tidak akan mau walaupun rasanya tidak terlalu buruk.”

“Cih. Payah!” gerutu Chanyeol lalu meletakkan kembali daging siput itu. Dia meraih botol sampanye yang masih penuh lalu meletakkannya tepat di hadapan Seulgi. Pemuda itu menyeringai jahil lalu berseru, “Giliranmu!”

***

     Chanyeol melongo saat melihat Seulgi yang sudah tertidur di atas meja dengan wajah yang merah karena efek mabuk. Dia melirik botol sampanye yang kosong di atas meja lalu kembali menoleh kearah Seulgi.

“Woah Gadis ini benar-benar tukang minum,” komentarnya sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Chanyeol memanggil salah seorang pelayan lalu meminta bon. Setelah membayar semua pesanan keduanya malam itu, Chanyeol mengguncang-guncang tubuh Seulgi, bermaksud membangunkannya.

“Ya, Hei, Ayo cepat bangun. Kita pulang sekarang.”

Seulgi hanya mengerang lalu menggaruk-garuk kepalanya dan kembali tertidur.

Chanyeol mendengus. Dia mengguncang lengan Seulgi jauh lebih kencang, membuat tubuh gadis itu terguncang kesana-kemari.

“Ya, Bangun! Ya!”

Seulgi masih tak bereaksi.

“Aish” Chanyeol menggamit lengan gadis itu lalu menariknya. “Ya! Bangun!”

Seulgi tiba-tiba saja terbangun dan bangkit. Dia menepis tangan Chanyeol dengan kasar lalu menatap pemuda itu dengan mata setengah terpejam. Penampilannya tampak sangat kacau. Rambutnya acak-acakan dan terdapat bekas-bekas air liur di sudut bibirnya. Chanyeol berdigik jijik.

Chanyeol melayang-layangkan tangannya di depan wajah Seulgi, mengetes kesadaran gadis itu.

Mendadak, Seulgi mulai terhuyung-huyung menopang beban tubuhnya sendiri. Dia terjatuh ke pelukan Chanyeol, memeluk erat pinggang pemuda itu.

Chanyeol sontak kaget dan gugup. “Ya, kau kenapa?”

Disisi lain, Seulgi mulai merasakan pandangannya berputar-putar membuatnya mual dan gemetaran di sekujur tubuhnya. Dia bisa merasakan perutnya berguling-guling dengan tidak mengenakkan. Tenggorokannya mulai tersedak.

Seulgi merasakan tubuhnya tersentak, mendorong tubuh Chanyeol diluar kemauannya. Sepersekian detik kemudian, dia memuntahkan isi perutnya termasuk potongan-potongan pancake saus cokelat dan anggur yang sudah membuatnya mabuk ke seluruh baju bagian belakang Chanyeol.

Chanyeol berubah panik ketika menyadari bajunya yang basah dan mulai mengeluarkan bau amis. “Yaaaaa!”

***
    
      Chanyeol menopang tubuh Seulgi dan membaringkan tubuh lemah gadis itu di atas tempat tidur. Seulgi segera menggeliat dan mencari-cari bantal empuk yang bisa dia peluk lalu kembali tidur.

“Dasar menyusahkan,” gerutu Chanyeol lalu segera mengganti pakaiannya yang kotor.

Chanyeol beralih ke dapur kecil yang ada di hotel itu lalu meneguk segelas air. Berjalan berkilo-kilo meter jauhnya sambil menggendong seorang gadis cukup menguras energinya. Apalagi diiringi bau amis muntah Seulgi yang sangat tidak mengenakkan.

Chanyeol terenyak di sofa hotel sambil menonton TV. Dia sibuk menggonta-ganti channel dan mencari sesuatu yang seru untuk ditonton. Tapi, semenit kemudian, pemuda itu merengut kesal.

“Kenapa semua berbahasa Prancis?”

Dia menoleh begitu mendengar suara lenguhan Seulgi. Gadis itu menggeliat-geliat gelisah di atas tempat tidur. Seulgi lalu mulai melepas pakaian hangatnya dan membuka satu persatu kancing kemeja yang dipakainya.

Wajah Chanyeol sontak bersemburat merah. Dia segera berlari dengan panik menghampiri Seulgi dan mencegat tangan gadis itu.

“Jangan!” teriaknya.

Seulgi menepis tangan Chanyeol dengan kasar, lalu menggumam dengan tidak jelas. “Kenapa? Disini sangat panas, bodoh.”

Chanyeol cepat-cepat meraih remote AC yang ada diatas meja lalu menyalakan AC. Dia tersenyum gugup kearah Seulgi lalu berkata, “AC sekarang sudah menyala. Bagaimana? Kau tidak kepanasan lagi, bukan?”

Seulgi mengerjap-ngerjapkan matanya lalu kembali tidur.

Chanyeol mengusap dadanya lalu menghembuskan nafas lega. “Fiuh,Hampir saja.”

***
Hallo semuanya hari ini
aku update 2 part
Karena kemarin sempat telat jadi aku update sekarang
Terimakasih untuk kalian yang sudah membaca cerita ini saya sangat senang❤❤

HELLO STRANGER - Chanyeol Seulgi-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang