You hurt me

428 58 8
                                    

Chanyeol duduk termenung diluar kamar sambil menunggui Seulgi yang sedang berdandan untuk pesta pernikahan Irene dan calon suaminya yang akan dilaksanakan pada malam ini.

Pemuda itu memandang undangan pernikahan Irene dengan perasaan gusar. Dengan perasaan hancur dan sedih, Chanyeol meremas undangan itu dengan kasar lalu melemparkan ke atas lantai. Nama Irene dan suaminya yang tertulis disana, entah kenapa, berubah menjadi nama Eunji dan pria lain.

Chanyeol memejamkan mata lalu mengurut pelipisnya. Bahunya naik turun karena emosi yang tak bisa ditahannya lagi. Dia benar-benar diluar kendali saat ini.

Tak berapa lama kemudian, Seulgi keluar dari kamar dengan dress mini berwarna cokelat yang membungkus tubuhnya dengan cantik. Dia tersenyum kearah Chanyeol lalu memutar tubuhnya dengan anggun.

“Bagaimana? Aku cantik, kan?” tanyanya lalu terkekeh.

Chanyeol memandangi Seulgi dari bawah ke atas dengan dingin lalu mengacuhkan gadis itu. Dia langsung pergi begitu saja meninggalkan Seulgi.

Seulgi mengerutkan kening. Dia menatap punggung Chanyeol lalu bergumam pelan, “Dia kenapa? Ketus sekali.”

***

            Semuanya tamu pesta pernikahan Irene berseru gembira begitu Irene dan Suho, pria yang kini sudah resmi menjadi suaminya saling berciuman di depan semua para tamu. Seulgi ikut tersenyum bahagia melihat pemandangan itu.

Sesi berikutnya dimulai saat seorang DJ mulai memasang musik romantis. Beberapa pasangan muda terlihat turun ke aula gedung itu lalu berdansa dengan mesra. Untuk beberapa saat, pemandangan itu membuat Seulgi merasa iri. Dia tak pernah merasakan hal seromantis itu, saat Kris mengajaknya berdansa.

Gadis itu mendengus lalu mengedarkan pandangannya, mencari-cari sosok Chanyeol. Sejak pesta dimulai, pemuda itu entah hilang kemana. Dia sepertinya sengaja ingin memisahkan diri dari Seulgi karena tak ingin diajak bicara. Dan nyatanya, bahkan sejak dalam perjalanan kemari pun, Chanyeol tak bicara sama sekali.

Seulgi mendapati Chanyeol sedang duduk di kursi bar sambil menikmati sampanye. Dia terus-menerus meneguk sampanye dalam sekali teguk.

“Ya, apa kau sudah gila ingin minum sebotol sampanye ini seorang diri?” tanya Seulgi kesal, lalu merampas botol dan gelas itu dari tangan Chanyeol.

Chanyeol yang mulai dipengaruhi alkohol hanya mengerjap matanya lalu menatap Seulgi. Dia kembali merampas botol dan gelas itu dari Seulgi sambil berteriak kearah gadis itu.

“Kau siapa,hah? Mengapa kau melarangku minum ini? Kau bukan siapa-siapa untukku, jadi kau tidak berhak melarangku!”

Seulgi melongo melihat sikap Chanyeol yang aneh dan mulai tidak mengenalinya. Dia hendak merebut kembali botol dan gelas itu tapi terhenti begitu mendengar suara riuh rendah dari tengah-tengah aula. Chanyeol pun ikut menoleh untuk mencari tahu sumber keributan tersebut.

Tampak Irene dan Suho berdansa mesra. Mereka bahkan melayangkan ciuman mesra satu sama lain, membuat iri beberapa pasang mata yang sedang memerhatikan keduanya.

Tiba-tiba saja Chanyeol kembali meletakkan botol sampanye itu ke atas meja bar lalu berjalan sempoyongan kearah Irene dan Suho. Dia menggamit lengan Irene lalu mengguncang-guncang bahunya.

“Eunji, Apa yang kau lakukan? Kenapa? Mengapa kau tega melakukan ini padaku?” ucap Chanyeol sambil menatap Irene dengan matanya yang merah. Irene dan Suho tampak kebingungan melihat tingkah aneh Chanyeol.

“Eunji, kau seharusnya menikah denganku! Bukan dengan pria jelek ini!” bentak Chanyeol sambil menuding Suho dengan tatapan tajam dan dingin.

Irene yang tak tahu harus berbuat apa, akhirnya menatap Seulgi yang sedang berdiri di sisi kiri gedung itu, meminta bantuan. Seulgi segera menghampiri Chanyeol lalu menarik tangan pemuda itu untuk menjauh.

Gadis itu tersenyum gugup kearah Irene dan Suho. “Sorry. Sorry.”

Begitu Seulgi berhasil menyeret Chanyeol keluar dari aula itu, pemuda itu langsung menepis genggaman tangan Seulgi dari lengannya.

“Ya, apa yang kau lakukan? Apa kau tidak lihat? Eunji menikah dengan orang lain dan aku tak bisa membiarkannya!” teriak Chanyeol.

Seulgi menghela nafas lalu balik berteriak, “Ya! Sadarlah, bodoh! Dia itu bukan Eunji! Dia itu Irene!”

Chanyeol terdiam. Perlahan-lahan kepalanya menunduk tertunduk lesu. Seulgi ikut terdiam. Dia tiba-tiba saja dihinggap perasaan bersalah karena sudah membentak Chanyeol seperti itu.

Seulgi mengulurkan tangannya hendak memegang tangan Chanyeol, tapi Chanyeol langsung menepisnya dengan pelan.

“Aku ingin mencari udara segar dulu,” kata Chanyeol lalu berjalan melewati Seulgi lalu keluar dari gedung itu.

***

            Beberapa saat kemudian Chanyeol muncul dari perhentian metro di dekat air mancur Stravinsky, yang pernah dikunjunginya bersama Seulgi. Sejenak dia tidak yakin kenapa dia bisa sampai disitu waktu yang dilaluinya sejak meninggalkan gedung sampai tiba di tempat itu hanyalah dirasakannya sebagai kabut kesedihan, rasa bersalah, amarah, dan kebingungan.

Lalu dia tersadar apa yang dilakukannya. Tanpa terasa dia telah memulai acara tur kunjungan itu tanpa Eunji. Ini mestinya perhentian pertama mereka dalam tur yang direncanakannya untuk memperkenalkan Eunji kepada Paris.

Dia telah begitu sering membayangkannya sehingga kakinya kini membawanya ke sana meskipun otak dan hatinya terlalu sibuk sehingga tak sempat menaruh perhatian. Perutnya mengejang dengan menyakitkan sewaktu dia berpikir betapa lain perasaannya seandainya Eunji ada di sana bersamanya.

Mereka pasti berjalan berangkulan, masih menikmati indahnya bisa bersama lagi dan mungkin bertingkah agak konyol. Dia akan menunjukkan air mancur itu, lalu Eunji akan menatap patung-patung nyentrik yang berwarna-warni itu lalu menggumam kagum.

Chanyeol menggelengkan kepala, fantasinya berkilauan seperti riak-riak air di bawah air mancur yang menyambut. Dia kembali ke keadaan yang nyata bahwa dia tidak sedang bersama Eunji sekarang. Melainkan bersama gadis asing yang bahkan namanya saja tidak diketahui.

Chanyeol terus berjalan lambat-lambat, sambil melihat-lihat plaza yang sudah familier dengan suatu kesadaran baru. Selama beberapa pekan terakhir, beberapa hal tertentu sudah memudar dari kesadarannya karena sudah terlalu biasa dilihatnya.

Hal-hal seperti taman dengan bunga dimana-mana, sepasang kekasih yang sedang berciuman di bangku taman dengan mesra dan tanpa malu-malu, dan semua tempat lainnya.

Eunji pasti akan mengomentari semua taman dan pasangan yang sedang berciuman itu sambil mengerucutkan bibirnya. Dia pasti begitu, pikirnya sedih.

Pemuda itu lalu terenyak di sebuah bangku di dekat situ, membuat kawanan burung dara yang sedang hinggap berhamburan ke udara. Benaknya kini berseliweran dengan pikiran-pikiran baru yang tidak mengenakkan.

Mata Chanyeol kini digenangi oleh air mata. Dia mengerjapkan matanya dan seketika itu juga air mata jatuh menelusuri pipinya. Dia memandang menara Eiffel dari kejauhan lalu bergumam pelan, “Eunji sangat penasaran dengan menara Eiffel. Jika dia melihat ini, dia pasti sangat senang.”

Dia terus memandangi menara Eiffel itu dalam diam. Pandangannya mulai mengabur dan nyaris buta oleh air mata.

Hallo guys
Update lagi ya hari ini
Oh ya aku mau bilang kalau cerita ini tinggal beberapa part lagi 😅
Walaupun tinggal beberapa lagi tetap dukung ya
Luv yuuuu guys

HELLO STRANGER - Chanyeol Seulgi-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang