Pagi harinya disekolah.Navin mulai berinteraksi dengan siswa yang lain.Terutama cewek cewek yang sok gatel yang terus aja ngerubungi dia.Tapi aku senang karena dia sudah bisa membaur dengan yang lainnya walaupun hanya sesekali.
Pelajaran olahraga dimulai tapi aku tidak melihat Navin , dimana dia?
Aku mencarinya di kelas tapi dia tidak ada,di uks juga tidak ada,kantin juga.Saat aku memutuskan untuk berhenti mencarinya tanpa sengaja aku melihatnya di ruang perpustakaan."Kenapa kamu belum pake baju olah raga? Sebentar lagi Pak Haris dateng,cepetan ganti.." ucapku sambil mendorong dorongnya.
Pak Haris pun datang tidak lama setelah aku menyuruh Navin mengganti seragamnya.
"Kenapa kamu ada disini?" Tanya Pak Haris.
Semua menoleh ke arah Navin.
"Saya mau ikut olah raga Pak" jawabnya.
"Tapi kamu .."
"Pak Haris..." teriak kepala sekolah.
Pak Haris segera menghampiri kepala sekolah.
Tak lama kemudian Pak Haris kembali.
"Anak anak hari ini permainan bebas,bapak ada urusan sebentar setelah selesai jangan lupa bereskan peralatannya.." ucap Pak Haris
Yessss......
Semua bersorak ria karena sebagian teman temanku memang tak suka olah raga.
Aku dan teman temanku bermain basket,tim cewek lawan tim cowok.
Saat tengah asyik bermain basket tiba tiba bola mengarah padaku.Dengan cepat Navin melindungiku.
"Kamu gak papa?" Tanya nya.
Aku hanya menganggukan kepalaku.Masih terpaku saat Navin memelukku untuk melindungiku dari bola tadi.
Setelah itu dia pergi begitu saja,
aku segera mengejarnya.."Apa apaan sih dia,aku kan belum bilang makasih udah pergi aja.." gerutuku.
Kemana sih Navin?
Akhirnya aku menemukannya.
"Vin,kamu lagi ngapain disi..kamu kenapa ?"
"Gak papa.." Ucapnya seperti sedang menahan sakit.
"Gak papa gimna ,kamu pasti sakit kan muka kamu pucet banget,kita harus ke UKS."
Aku pun membawa Navin ke UKS dengan sedikit paksaan.Tidak ada petugas UKS saat kami masuk.Aku menyuruhnya berbaring di kasur,aku tidak tau apa yang harus aku lakukan.
Aku liat tangannya memar."Ini pasti gara gara tadi kan?"
Dia hanya terdiam.
Aku mencoba mengompres tangannya yang memar.Kelihatan sekali kalau dia menahan rasa sakitnya.
"Tapi mana mungkin itu cuma bola tapi kenapa bisa memar parah kaya gini?" Ucapku dalam hati.
"Aku anter kamu pulang ya,aku bakal minta ijin ke wali kelas dan kamu jangan ngebantah.." ucapku.
Aku pun mengantarnya pulang ke rumahnya.Mamahnya terlihat kaget dan segera membawanya masuk ke dalam tanpa menghiraukan aku.
Aku cukup lama berdiri di sana.Aku memutuskan untuk pulang,namun tiba tiba pintunya terbuka dan orang tuanya membawa Navin yang dalam kondisi penuh darah di mulutnya.
Aku terdiam mematung menyaksikan semua itu.
Aku memandang mobil mereka sampai tidak terlihat lagi.
Kaki dan tanganku gemetaran.
Aku pun jatuh terduduk.Apa dia akan baik baik saja..?
KAMU SEDANG MEMBACA
I KNOW WHO IS LOVE YOU
Romancesatu cerita dimana aku pernah satu kali kehilanganmu