Aku pulang dengan kaki terseok-seok.
Aku terlalu kaget hingga kakiku lemas.
"Apa dia sakit gara gara aku?" Ucapku sambil berjalan pulang.Pagi harinya saat aku menyiram bunga,aku terkejut karena bunganya layu semua.Bahkan bunga pun mengerti perasaanku.
Navin tidak berangkat sekolah.Aku sangat khawatir padanya.Aku memutuskan untuk ke rumahnya sepulang sekolah.
"Mah,aku boleh nengokin temen aku yang sakit? Rumahnya deket ko mah boleh kan?"
"Emang siapa yang sakit,Mita?
"Bukan mah,dia anak baru di kelas aku rumahnya ga jauh ko dari sini,boleh ya mah..? Dengan nada memohon.
"Yaudah tapi inget habis nengok langsung pulang ya jangan keluyuran "
"Oke siap komandan.."ucapku sambil memberi hormat pada mamahku tercinta.
Aku pun segera pergi menuju rumah Navin.Aku harap Navin sudah membaik.
Rumahnya sangat sepi.Sepertinya tidak ada orang dirumahnya.Aku terus menunggu di depan rumahnya tapi sampai hampir malampun tidak ada siapapun.Dengan perasaan sedih aku pun pulang dan langsung pergi ke balkon.Tiba tiba aku melihat mobil orang tua Navin,itu berarti mereka sudah kembali.
Dengan perasaan gembira aku pun segera berlari menuju rumah Navin hingga aku tak sengaja terjatuh di jalan karena aku tersandung kakiku sendiri yang ternyata memakai sandal dan yang satu memakai sepatu.Tapi itu bukan halangan,aku harus melihatnya..Aku segera mengetuk pintu rumahnya.
Pintu nya terbuka dan aku rasa itu adalah mamah Navin.
"Siapa ya?"
"Saya Noya temennya Navin tante,saya yang nganterin Navin pulang kemarin,rumah saya deket dari sini tante"
"Tante gak pernah liat Navin deket sama perempuan,bahkan Navin mau diantar pulang sama kamu padahal selama ini Navin gak pernah mau nunjukin dimana rumahnya sama teman temannya"
Aku hanya membalasnya dengan senyuman karena tidak tau harus menjawabnya bagaimana.Entahlah aku harus merasa senang atau aku harus merasa aneh dengan semua ini.
Aku hanya bisa melihat Navin yang sedang terlelap dari pintu kamarnya.Dia terlihat sangat indah.Hidungnya,bibirnya yang tipis dan matanya yang agak sipit,aku suka melihatnya.
Hatiku rasanya seperti diterpa angin hangat..
Aku segera berpamitan pada orang tua Navin.
Pagi pun datang,aku segera bersiap ke sekolah.Tidak lupa juga menyiram bunga bunga kesayanganku.Aku ingin segera siang agar cepat pulang sekolah dan bisa melihat Navin.
Tapi pagi itu aku melihatnya dibangku itu.Dia melihat ke arahku.
Aku pun berjalan pelan menuju kearahnya dan terus menatapnya.Aku berdiri tepat didepannya.
Ku angkat tanganku dan ku arahkan pada pipinya."Aku gak lagi halusinasi kan? Kamu nyata kan?"
Tiba tiba dia menyubit pipiku.
"Awww....sakit tau "teriakku.
Dia tertawa kecil.
"Kalo aku ini halusinasi kamu berarti kamu udah gila dan kalo aku ini gak nyata gak mungkin kerasa sakit kan?" Ucapnya.
"Wahhh aku gak percaya kamu bisa bilang gitu padahal ada orang yang khawatir sama kamu" ucapku masih merasa kesal.
Dia pun tersenyum..
KAMU SEDANG MEMBACA
I KNOW WHO IS LOVE YOU
Romancesatu cerita dimana aku pernah satu kali kehilanganmu