Katamu, aku adalah hadia besar kalaitu
Kala pertama kau temukan sosok sepertiku, katamu duluUcapmu, kepergianku adalah takut bagimu
Bagi kata yang meyakinkan diriku untuk juga takut akan kepergianmuJanjimu, aku tak kau biarkan terluka sedikitpun
Sedikitpun aku tak pernah tak percaya padamuNamun.
Waktu menguak kata dan ucapmu yang kau bagi dan kau janjikan untukku
Untukku yang diberi tahu waktu,tabir sejatinya hatimuBohong,
Katamu kala itu tak benar adanya
Adanya saat ini hati seorang kesatria yang hancur olehmu yang kau tanamkan bujuk rayu diladang hatiku,
Ditumbuhi semak belukar yang penuh dengan duriApa kau tahu rasanya jadi aku?
Aku yang menggenggam harap untuk menua bersamamu
Aku yang merayu tuhan untuk meminta kau abadi dihatiku
Aku yang terlampau jauh mencintaimu
Aku pula yang terluka perasaannya oleh ingkar sumpahmuAku yang kini mencoba lupa akan hal itu, bukan tanpa sebab
Karena kau telah menyia-nyiakan perjuanganku, melukis kekecewaan disanubari-kuAku tak mohon kepada tuhan agar kau menyesal, aku juga tak mengemis untuk kau kembali
Yang aku semogakan kau bahagia, tanpa merasakan apapun yang tlah kau perbuat terhadapkuAku tulus untuk apa saja yang aku lakukan untuk kita dulu, dan untukmu atau aku yang sekarang
Aku yakin yang baik itu benar adanya
KAMU SEDANG MEMBACA
PUISIASATIHATI
PoetryMenyiasati hati dengan kata Puisi yang tercipta dari berbagai tragedi Semoga kalian sama membacanya Semoga berkenan dihati kalian Terimakasih sebelumnya Selamat membaca : )