Di hitungan tangga kesepuluh aku duduk dahulu di bidara tua itu
Mendongak menatap harum kehadiranmu
Bau arang - arang yang tersulut api
Yang kau bawa untuk dewa-dewamu
Nampak malu kau menyapaku
Mengenakan gelang ditangan kiriku
Ditangan kirikuNamun kutak meyakini yang kau yakini
Aku hanya mengerti kau elok sekali
Kembang disela telingamu atau senyum diwajah mu. Kau nampak bidadari
KAMU SEDANG MEMBACA
PUISIASATIHATI
PoetryMenyiasati hati dengan kata Puisi yang tercipta dari berbagai tragedi Semoga kalian sama membacanya Semoga berkenan dihati kalian Terimakasih sebelumnya Selamat membaca : )