04.Hukuman

26 6 0
                                    

Budayakan vote sebelum membaca ;)

"Cobalah berhenti, dan mungkin di saat itu kamu akan tahu jawabannya"


"Abang tau dari mana dia balik?" Tanya Kila pada saga yang sedang pokus pada jalan yang di lewati mereka.

"Kemaren annisa ngomong waktu Abang, sama temen temen lagi kumpul di kantin" jawab saga. Di tariknya rem tangan saat lampu lalu lintas berubah merah.

"Lo. Udah ketemu dia kan?" Tanyanya kini menatap kila lekat.

Kila mengangguk lalu memalingkan wajahnya keluar jendela, ketika menyadari jika kini saga tengah memperhatikannya.

"Dan dari yang gue denger, katanya dia udah punya cewek baru"

Kila menghela nafas berat. Dirasanya kini mobil yang mereka kendarai sudah  bergerak kembali.

"Gimana sama hati lo?" Tanya Saga setelah terjadi keheningan beberapa menit lalu.

"B aja" jawab kila enggan.

"Yakin?" Tanya saga meyakinkan.

Kila mengangguk samar "udah satu setengah tahun lewat bang. Udah biasa aja"

"Kali aja nanti lo mewek lagi, teriak teriak di kamar gue kaya pasien RSJ yang baru kabur. Mana kamar gue di berantakin segala, terus koleksi mobil miniatur gue pada rusak semua" oceh saga kesal.

"Lain kali gak lagi deh rusakin koleksi mobil mobilan lo" ucapnya menyesal "palingan Lego lo yabg ancur" cengirnya.

Saga mendengus keras mendengar penuturan kila yang seenaknya.

"Kagak ada 'lain kali'. Udah cukup sekali kamar gue ancur gegara lo" kesal saga. Sedangkan sang adik hanya menganguk dengan cengirnya tanpa dosanya.

"Mau sampai kapan lo di sini?" Tanya saga tiba tiba.

Kila menatap saga bingung, lalu meneliti sekelilingnya ketika menyadari jika mobil saga telah berhenti. Lalu ia melihat ke jam tangan yang melingkar manis di lengan kirinya, karna keadaan sekitar yang sepi.

"Mampus. Telat gue" teriak kila. Lalu keluar dari mobil.

"Woy. Salim kek, bukannya main lari aja" teriak saga dari dalam mobil.

"Gak keburu"

Gadis itu bergegas masuk ke dalam area sekolah yang sudah sepi, karna bel sudah berbunyi. Beruntung baginya karena satpam sekolah sedang tidak ada dan membiarkan gerbang terbuka begitu saja.

  Kila berlari melewati ruang guru dengan cepat, berharap tidak terlihat oleh guru BK.

"Hei kamu. Berhenti di sana"

Secara otomatis kila menghentikan langkah kakinya, tanpa melihat kebelakang.

"Duh, mampus gue" gumamnya menepuk keningnya.

UTUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang