5. Puisi tuk Loncar

9 2 0
                                    

Aku bukanlah intan
Yang ketika dipukul tak akan rapuh
Aku hanyalah gipsum dan talk
Yang ketika digores sudah rapuh

Aku bukanlah Oksigen
Yang dibutuhkan semua orang
Aku hanyalah karbon dioksida
Yang dihindari jutaan orang

Aku bukanlah bumi
Yang berguna bagi manusia
Aku hanyalah pluto
Planet kerdil yang sudah tak dianggap

Aku juga bukan bintang besar seperti Sirius atau arcturus
Yang memberikan keindahan
Aku hanyalah pyxis
Penunjuk arah bagimu

To Loncar
From Jailangkung

Dimas tertawa, bukannya apa-apa tentang puisinya, ia tertawa karena orang yang memberikannya puisi adalah Aneth, ia tau pasalnya ada Jailangkung.

Tapi Dimas tak tau perjuangan Aneth yang harus mencari materi puisi tersebut, Aneth harus mati-matian merelakan koutanya hanya untuk searching tentang bintang dan batuan apalah itu.

"Dari siapa Dim?"tanya Fariz.

"Biasa, fans. Emang lo gak punya fans"Fariz pun menjitak kepala Dimas.

"Ye paling satu juga, sombong amat. Fans Zacky lebih banyak. Lihat aja lacinya penuh cokelat."

"Gapapa, gue juga dikasih sama fans gue."Aneth juga memberikan Dimas makanan, entah apa.

Dimas pun mengeluarkan kotak makan yang di atasnya ada puisi yang tadi ia baca.

Dimas membuka isinya ternyata... sate? Darimana Aneth tau dia suka sate?

"Fans gue lebih ngertiin gue, ck terharu."ucapnya berdramatisir.

Namun ada satu kertas lagi yang ditempel di atas kotak makan dan Dimas baru menyadari.

Gue sengaja gak kasih lo cokelat, gue gak mau lo diabetes kan gue udah manis :)

Dimas sengaja menyimpan kertas tersebut untuk pamer.

****

Jinka merenggut sebal kepada teman sebangkunya itu, Aneth sedari tadi menceritakan tentang Dimas terus-menerus.

"Lo napa sih Jin?"tanya Aneth gemas.

"Jangan marah lah."bujuknya.

"Gue nggak suka sama Dimas, lo jangan bicara hubungan lo sama Dimas lagi dihadapan gue."Aneth bingung, ia masih bingung kenapa Jinka tak menyukai Dimas.

"Ya sorry, seharusnya lo dukung gue sama Dimas lah Jin. Lo kan sahabat gue."Jinka menunduk untuk sesaat, kemudian memperhatikan Aneth lagi.

"Gue nggak suka sama Dimas Neth, oke gue dukung lo tapi gue tetep nggak suka sama dia!"Aneth tersenyum, kemudian memeluk Jinka. Menyalurkan dan menghantarkan perasaannya untuk meredam perasaan bencinya kepada Dimas.

"Iya, Jinka."Aneth melepas pelukannya kemudian ia teringat sesuatu.

"Gue penasaran kenapa lo nggak suka sama Dimas. Eh, apa jangan-jangan elo cinta sama Dimas?"Jinka diam

"Gue-"

"Selamat pagi."untung Bu Kim segera datang.

Hari ini adalah pelajaran Bu Kim Nae Mi, guru bahasa korea yang didatangkan langsung dari Negeri Gingseng. Dia cantik tetapi ia memegang predikat guru tergalak di jurusan bahasa.

Sayangnya Aneth tak memperhatikan ia malah memikirkan jawaban yang belum sempat terlontar dari mulut Jinka. Tak tau saja Bu Kim suka mencari umpan.

Sementara Jinka ia menarik napasnya lega pasalnya ia tak perlu menjawab pertanyaan yang tak semestinya ia jawab.

"Aneth!"Aneth tersentak kemudian melihat ke arah Jinka, bertanya-tanya kenapa Bu Kim memanggilnya. Namun Jinka hanya diam ia tak mau menjadi mangsan Bu Kim.

"Iya bu?"

"Kenapa melamun?"

"Saya nggak melamun."sanggahnya.

"Oh iya, lalu materi apa yang barusan saya terangkan?"Aneth terdiam, ia tak tau menahu tentang itu. Ia memang dengar suara Bu Kim waktu menjelaskan tapi herannya, masuk kuping kanan dan keluar dari kuping kiri, Miris.

"Grammar bahasa korea."jawabnya ngasal tetapi pede.

"Jawaban asal! Tulis aksara Korea dari kalimat yang saya berikan. Sini maju!"Aneth pun maju ke depan tapi ia tak tau apa-apa aksara korea saja tak tau apalagi harus menulis kalimat.

"Saya nggak bisa bu."katanya lirih.

"KELUAR DARI KELAS SAYA ANETH!!"teriakannya sungguh memekakkan telinga membuat gendang telinga seisi kelas hampir pecah.

"Tapi Eonnie."biasanya Bu Kim akan luluh jika dipanggil menggunakan panggilan itu.

"PPALI!!"dengan lari terbirit-birit Aneth langsung keluar dari kelas daripada ia kena sembur Bu Kim lagi.

Brakk

Aneth menabrak seseorang, dan orang itu adalah Zacky.

"Ya ampun Anethku sayang, babang jadi jatuh."ucapnya.

"Pa'an sih, bukannya nolongin"katanya sambil bangkit.

"Mweheheh, lo kenapa? Diusir Bu Kim ya?"

"Lah lo kok tau?"

"Iyalah gue kan habis dari kelasnya elo, ngelihat Bu Kim yang mirip Song Hye Kyo di drama Descendants of The Sun."Aneth hanya menggelengkan kepalanya, memang nyaris mirip dengan nama yang tadi Zacky sebut tapi bedanya Bu Kim terlalu kejam.

"Serah elo lah."

"Eh lo mau kemana?"Aneth menggedikan bahunya, ia tak tau mendalam tentang Smuba. Pasalnya ia termasuk anak baru.

"Ikut gue yuk."

"Kemana?"

"Rooftop."Aneth mengangguk daripada ia harus luntang-lantung tak jelas.

*****

Rooftop sekolah.

Angin semilir berhembus menembus kulit putih Aneth. Ia suka dengan Rooftop ini.

Aneth pun duduk di pinggiran Rooftop diikuti dengan Zacky.

"Zack, kata lo Bu Kim mirip Song Hye Kyo. Jangan-jangan lo Fanboy ya?"Zacky tertawa.

"Fanboy? Nggaklah jijik amat. Gue tau Korea karena orang yang gue suka yaitu Bu Kim itu orang korea dan yang kedua pacar gue suka sama Korea mau nggak mau gue harus bersikap sok suka dengan apa yang pacar gue suka. Tapi gue sama pacar gue udah putus kok satu jam yang lalu."Aneth menggeleng, memang benar Zacky adalah playboy cap gajah.

"Ngomong-ngomong lo kok punya mental buat suka sama Dimas sih, dia kan nggak suka sama lo. Lo kan kurus, tepos, kaya setan. Mending sama gue, gue bi-"

"Lo ngomong kek gitu lagi gue tendang lo dari sini!"

"Kejam bener kalau gue mati ntar Honey Aneth nangis gimana?" Aneth berdiri dan

Bugh

Aneth menendang pelan Zacky, untungnya Zacky bisa menahan tendangan Aneth kalau tidak ia sudah jatuh dan mungkin ia sudah mati.

"Anjir, lo mau bunuh gue!"katanya lalu berdiri menjauhi pinggiran rooftop, ia trauma.

"Salah lo lah, ngatain gue."

"Dikatain Dimas aja mau, giliran dikatain gue, gue bisa mati."

"Beda lah, elo kan jelek Dimas kan ganteng."

"Ah gapapalah, yang penting bisa berduaan sama honey Aneth."Aneth memilih diam dan duduk lagi di pinggiran Rooftop.

"Lo satu spesies sama si Samid! Untung gue terbiasa sama spesies kaya Samid."gumamnya.







Salam,

ANERIYANI

Because I'm Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang