Mengenangmu

28 5 0
                                    

Kebaikan seseorang akan dikenang sepanjang masa.


Enam tahun kemudian

Anak laki-laki kecil berumur
sekitar lima tahun itu berlarian kesana-kemari di halaman rumahnya.

"Acel, sini sayang kasian papa kejar kamu terus."teriak Aneth kepada anak laki-lakinya yang bernama Axel Guardian Dragedra. Mengapa Guardian? Karena Axel pernah meninggal sesaat setelah dilahirkan, maka saat Axel tiba-tiba bisa selamat, jadilah Axel menjadi malaikat dari keluarga Dragedra.

Axel melihat ke belakang, melihat papanya yang terus mengejarnya.

"Ayo Papah! Kejar Aceel. Papah payah."dengan dibalasi senyuman Dimas langsung menangkap anaknya yang sangat lincah.

"Kena kamu."Axel langsung menyengir dan berusaha melepas dari dekapan papahnya dan berlari menuju mamahnya yang masih mengendong Alexa Angela Dragedra adik Axel, mereka hanya berjarak 10 menit. Ya, mereka kembar.

"Mamah, papah payah kejar Acel aja nggak bisa. Acel hebat kan mah?"Aneth tersenyum lalu menurunkan Ale membiarkannya berlarian, Ale adalah anak yang manja, selalu saja minta digendong oleh orang tuanya .

Kemudian Aneth menekuk lututnya guna mensejajarkan tinggi badannya dengan putranya yang sangat mirip dengan Dimas, dari ujung rambut sampai ujung kaki termasuk juga sifatnya.

"Iya Acel hebat, kesayangan mamah sih."Aneth mengusap puncak kepala anaknya dan mengecupnya.

"Papah cuma ngalah aja buat Acel."sahut Dimas tiba-tiba lalu mencoba mengendong Ale, anak perempuannya.

"Bilang aja nggak bisa lawan Acel."sahutnya, Dimas hanya terkekeh mendengar perkataan anaknya, dia sama persis sepertinya.

"Ale sayang, yang hebat kak Acel atau papah?"tanyanya pada Ale.

Acel melipat tangan di dadanya, sudah percaya bahwa Ale akan mendukungnya.

"Kak Acel."sahutnya dengan suara yang menggemaskan.

"Yah, Ale kok dukung kak Acel."Ale hanya tertawa ringan saat Dimas menciumnya bertubi-tubi.

"Tuh kan, Acel yang paling hebat."soraknya.

"Eits, papah punya pendukung lain. Sekarang mamah, mamah pilih siapa papah atau Acel?"Aneth tersenyum kemudian memeluk Acel.

"Acel dong."

Acel bersorak gembira karena mendapat kemenangannya.

"Yeay Acel hebat! Papah payah! Yuk Ale main sama kak Acel aja daripada sama papah, payah."Alexa langsung turun dari gendongan papahnya dan ikut bermain bersama kakaknya.

Sementara Dimas menghampiri Aneth dan duduk di sebelahnya kemudian meletakkan kepalanya di bahu perempuan yang telah sah menjadi istrinya.

"Sayang, masa aku dikatain payah sama Acel."Aneth hanya tersenyum, ia masih mensyukuri nikmat tuhan yang telah diberikan kepadanya, karenanya ia masib bisa hidup bersama dengan cinta sejatinya, Dimas.

"Kamu itu laki-laki paling hebat bagi aku."Dimas langsung memeluk istrinya dan mengecup bibirnya singkat.

"Makasih sayang."ucapnya.

"Iya,"

"Tapi tetep aja aku dianggap papah payah sama anak kita sendiri."

"Papaaaaah."teriak Acel, Dimas langsung berlari menghampiri putranya diikuti dengan Aneth.

"Kenapa sayang?"tanya Dimas panik.

"Ada ulat di sepatu Acel, Acel takut."rengeknya. Dimas bernapas lega, ia pikir sesuatu hal buruk terjada pada anaknya. Ia pun langsung membuang ulat yang menempel di sepatu anaknya.

"Udah hilang uletnya, jangan nangis dong, nggak malu sama Ale."Axel melirik adiknya yang cekikikan melihatnya.

"Makasih papah, papah adalah papah paling hebaaaat di dunia."ucapnya langsung memeluk ayahnya, Dimas tersenyum dan merasa bangga.

"Papa, Ale juga mau dipeluk."Dimas langsung memeluk Ale dan Axel bersamaan.

Aneth yang melihat langsung menghampiri dan berbaur dengan mereka.

"Papah, Acel mau jenguk om Fariz, kasian dia di sana sendirian, om Fariz pasti kangen Acel sama Ale."Dimas melihat Aneth, Aneth mengangguk ia juga kangen dengan Fariz. Dari kecil memang kedua anaknya diajarkan agar mengenang Fariz sebagai tokoh penyelamat keluarganya.

"Om Faliz pasti juga kangen sama Ale."ucap Ale.

"Iya sayang, kita jenguk Om Fariz ya, mamah juga kangen."ucapnya.

*****

Because I'm Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang