prolog

95 6 0
                                    

     Matahari masih menyembunyikan dirinya dibalik awan, tetapi gadis itu terbangun dari tidurnya. Lagi dan lagi ia dimimpikan oleh dirinya yang berada di suatu tempat yang asing baginya. Ia berfikir, apakah itu jawaban atas kebimbangannya dalam memilih sekolah? Ah, tapi ia adalah seorang gadis kecil yang baru ingin lulus dari sekolah dasarnya. Ujian Nasional pun belum dilaksanakannya. Tetapi, Kebimbangan terus menjalari fikirannya.

     Ia tidak ingin masuk pesantren, karena menurutnya, pesantren adalah sebuah penjara yang membuat dirinya akan terkekang. Tapi, hanya dua pilihannya,
"Kalo kamu ga keterima di SMP favorit, ya ga ada pilihan lain selain mondok" begitulah ucapan sang ayah.

     Kini, ia sedang berusaha untuk menggapai nilai yang tinggi agar bisa masuk SMP favorit tersebut. Gadis itu tidak melanjutkan tidurnya, justru ia menghilangkan rasa kantuknya dengan berwudhu kemudian mengambil buku paket tebal yang bertuliskan Ujian Nasional pada cover depannya.
***

"Ka, bangun kaa. Sholat subuuh duluu ayoo" terdengar suara lembut dari telinga gadis yang tertidur pulas diatas meja dengan posisi buku tebal itu menjadi bantalannya.
Gadis itu menggeliat sebentar kemudian bergegas ke kamar mandi masih dengan tubuh gontainya.

     Sedikit lebih segar ketika basuhan air wudhu sudah mengenai sebagian anggota tubuhnya.

     Setelah sholat subuh, ia berniat untuk tidur kembali, tetapi ia urungkan karena tidak ingin berangkat sekolah kesiangan. Tetapi, karna semalam ia tidak tidur alias bergadang semalaman, rasa kantuknya itu muncul kembali dan tanpa sadar gadis itu sudah tertidur lagi diatas ranjangnya.

     Ujian nasional akan dilakukan seminggu yng akan datang, tetapi murid SDN 03 Terpadu tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) nya seperti hari biasanya, bahkan setelah jam sekolah selesai, murid kelas VI di tambahkan jam pelajaran untuk bimbel UN selama 1 jam setengah.

     "Tok tok tok" suara ketukan pintu yang terdengar membuat gadis itu membuka matanya. Tak lama, pintu itu terbuka dan menampilkan sosok wanita yang amat dicintainya.

     " Astaghfirullah kaa, mamah udah mau berangkat kerja inii, kamu baru bangun? Liat jam berapa sekarang?" Kata wanita tersebut.

     Gadis itu melirik ke arah jam yang menempel di dinding kamarnya. Dan seketika ia berdiri dan berlari menuju kamar mandi yang tak jauh dari kamarnya itu tanpa menghiraukan sang mamah yang geleng-geleng kepala.

     "Kaa mamah sama ayah berangkat kerja langsung yaa udah siang soalnya, ini uang diatas kulkas bagi dua sama hafdzah yaa" Teriak sang mamah saat gadis itu dalam kamar mandi.

     "Iyaa maah, hati hati dijalan" balas gadis itu tak kalah kencangnya
Hafdzah adalah adiknya yang baru berusia empat tahun. Hafdzah belum bersekolah jadilah ia diasuh oleh tetangganya yang bernama Bi warni. Biasanya, Bi warni akan datang sebelum sang Kaka berangkat sekolah.

     "Tok tok tok" suara ketukan pintu depan terdengar dan tak lama masuklah seorang wanita paruh baya yang sudah memiliki empat anak itu.

     "Nah kan bibi dateng jugaa, aku berangkat ya Bii, udah siang banget inii, hari ini juga aku upacara bii. Ini uang buat hafdzah nanti." Ucap gadis itu saat melihat bi warni datang.

     "Aku berangkat ya Bii, assalamualaikum" lanjutnya sambil mencium tangan Bi warni.

     "Iya neng hati hati dijalan" balas bi warni dan disambung dengan anggukan dari gadis ituu.

***

"Haira!" Panggil pak amal selaku pembimbing kedisiplinan.
Yang dipanggil pun menoleh kemudian menunjukkan gigi rapihnya.

     "Hehe, iya pa, kenapa ya?" Tanyanya polos

     "Kamu ini, masih aja nanya kenapa, dari mana kamu? Jam segini baru Dateng?! Upacara sebentar lagi akan selesai dan kamu baru datang. enak sekali kamu yaaa"cerocos guru itu tanpa jeda.

     "Hehe, iya paa, maaf tadi saya kesiangan" balas gadis yang diketahui bernama Haira ituu.

     "Yah sudah kamu masuk barisan anak yang atributnya ga lengkap itu.." perintah pa amal.

     Haira mengangguk kemudian berjalan menuju barisan yang di maksud oleh pak Amal.

     Saat upacara selesai, murid yang tidak disiplin itu tidak dibubarkan dulu Karna akan mendapat hukuman. Termasuk Haira. Mereka diperintahkan untuk membersihkan lapangan dan lingkungan sekolah sebelum masuk kelas. Setelah itu mereka diberi waktu untuk mengikuti KBM yang ada..

Hairaa🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang