Pulang

35 1 0
                                    

Haira tak memusingkan lagi apa yang ia fikirkan belakangan ini, ia menerima perkataan Afifah beberapa hari lalu, kalau Jatuh hati dimasa remaja itu wajar, dan sekarang ia simpulkan kalau ia memang sedang mengagumi salah satu santri pondok itu.

Hari ini, Haira tidak hadir untuk kelas KBM. Semalam, suhu badannya 38° C. Dan setelah mengabari orang tuanya, ia memutuskan untuk istirahat dirumah saja.

Jam menunjukkan pukul 13.20 WIB, Haira masih terbaring lemah dikamarnya ketika Kaka kelasnya menghampiri dan berkata bahwa ayahnya sudah menunggu di depan kantor bagian keamanan.

Sesampainya dirumah, Haira langsung diantar untuk berobat oleh anak dari bi warni yang sudah ia anggap kakaknya sendiri. Sang ayah tidak sempat karena waktunya sangat mepet dengan waktu kerjanya.

Setelah diperiksa, Alhamdulillah, tidak ada penyakit serius, dokter bilang hanya demam biasa dan dianjurkan untuk istirahat yang cukup tanpa banyak pikiran.

🍁🍁🍁

Tiga hari sudah Haira dirumah, keadaannya sudah membaik tetapi hatinya sedang bergelut tak karuan setelah ia tau kalau Riyan dan Anisa juga sedang pulang.

Riyan bilang, riwayat asmanya kambuh, jadi mau tidak mau ia harus pulang ditengah kesibukannya dikelas 9 Mts ini. Sedangkan Anisa? Kenapa dia pulang? Itu yang tidak Haira ketahui.

Haira yang sedang memainkan handphonenya terdiam ketika satu notifikasi masuk. Bukan, itu bukan notif dari Riyan, karena ia memang sudah chatan dengan Riyan dari hari pertama dia pulang. Annisa? Haira bertanya pada dirinya sendiri, ngga biasanya Annisa ngechat aku batinnya terus bertanya.

Haira membuka notifikasi tersebut kemudian menjawab salam yang tertera di kolom obrolan tersebut, sambil menunggu jawaban dari Annisa, Haira membuka kolom obrolannya dengan Riyan, dan mengetikan pesan kepada Riyan.
"Yan, Annisa ngechat gua tuh, lu kenal dia kan?"

Tak lama, dua notifikasi masuk bersamaan, Haira membuka notifikasi yang masuk dari Annisa
"Ujian pondok kapan mulainya?"
Haira menghembuskan nafasnya perlahan. Makanya Ay, jangan Nethink duluu.. huu batinnya menyoraki.

"Pertengahan bulan kayanya Nis" balas Annisa. Annisa melihat notif dari Riyan.

"Ohh,, iya kenal ko. Kenapa emangnya? Dia ngechat yang aneh aneh?" Tanya Riyan. 'Aduh mampus, orang si Annis cuma nanyain ujian'.

"Engga ko nanya aja. Setau gua elu kan Deket sama dia. Gua takut dia salah faham kalo kita chatan" balas Haira jujur.

Ting. Notifikasi masuk dari Annisa. Cepat cepat Haira membuka pesan itu.

"Ohh gituu,, oke makasih" Haira bernafas lega. 'Kenapa gua jadi kaya orang ketakutan gini sii kalo si Annisa ngechat guaa'.

FYI, Annisa memang salah satu santriwati yang banyak dikenal santri lainnya. Bukan karna prestasi tetapi karena geng-nya yang rata-rata petinggi generasi.

Tak lama, satu notifikasi lagi muncul ketika Haira hendak mengetikan jawaban untuk Annisa.

"Oiya, gimana hubungan lo sama Riyan? Ada perkembangan?" 'Deg' Haira sedikit tersentak dengan pertanyaan Annisa. Karena ini yang dia takuti 'mampus guee,, jawab apaan cobaa' batinnya berkata.

"Eh apa sii, gua sama dia ngga ada hubungan apa apa ko" balas Haira. "Yaelaaah, kalo mau ada hubungan apa apa juga gpp sii" jawab Annisa tak lama kemudian.

Haira membuka notifikasi dari Riyan "Apa si Ay, gua sama dia tuh ngga ada apa apaa,, we are just friend"

"Tapi ya gua ngga enak aja sama kalian, gua ga mau di bilang PHO, Palkor atau apalah itu sama temen temennya, udah cukup gua denger sindiran-sindiran itu dari mereka". Jelas Haira kepada Riyan. Ya, Haira memang sering sekali mendapat sindiran sindiran dari geng Annisa itu. Haira pun tak pernah menghiraukan, tapi ya tetap saja, telinganya masih berfungsi dengan baik.

Cukup lama Riyan membalas pesan dari haira sampai akhirnya menjawab "Loh, emang mereka pernah ngomong apa aja? Mereka ngapain elu?" Tanya Riyan penasaran.

Sebelum membalas pesan dari Riyan, Haira membuka pesan dari Annisa "eh, lu ngomong apaan aja ke Riyan hah? Ngga usah bawa bawa bocah gua, mereka ngga salah, kalo lu mau deket sama Riyan, yaudah, ambil!. Toh gua sama Riyan ngga ada hubungan apa apa. Kita cuma Deket".
Haira bungkam,

'apa yang dikatakan Riyan kepada Annisa?' batinnya bertanya, ia bingung dengan perasaannya saat ini. Sekarang ditambah dengan Annisa yang seolah olah menyalahkannya karena mengadu kepada Riyan. 'Ya Allah...'

"Demi Allah Nis, gua ngga ada niatan apa apa ko, gua juga ngga bermaksud bawa bawa bocah lu" balas Haira dengan rasa bersalahnya.

"Gua udah cukup sabar ya Ay, buat nutup mulut gua selama di pondok biar ngga terucap satu katapun buat nyindir lo, udahlah, gua ngga mau berurusan lagi sama Riyan, gua juga ngga mau nyari masalah sama elu, intinya ngga usah bawa bawa masalah ini ke mahad ya Ay. Gua ikhlas kalo lu mau sama Riyan. Gua mundur." Haira membalas pesan Annisa dengan hati yang risau, antara bingung, merasa bersalah, sedih bahkan bahagia pun ada karna ia mendapat lampu hijau dari Annisa, Haira mengakhiri percakapan mereka dengan kata maafnya.

Haira membuka kolom obrolannya dengan Riyan, "lu bilang apa aja ke Annisa yan?"

Tak butuh waktu lama untuk Haira mendapat jawaban dari Riyan
"Gua cuma bilang kalo dia ngga berhak buat nyakitin hati lu, Karna gua sayang sama lu".
DEG

Hairaa🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang