First Meet

48 3 0
                                    

Waktu terus melaju kedepan tanpa henti, Haira pun tak bisa memberhentikan waktu itu agar berhenti berputar.

Ketika itu, Hari sebelum UN di mulai, kelas 9 Mts melakukan upacara di lapangan utama pesantren. Seluruh santri dan santriwati wajib mengikuti upacara tersebut.

Berhubung upacara hanya dilakukan sebentar untuk nasihat kepala sekolah dan tidak dilakukan bersama santri selain kelas 9, maka upacara di berlangsung kan tanpa adanya tabir seperti biasa. Hanya ada pengurus bagian keamanan yang berjaga.

Saat itu, Barisan ditentukan sesuai Kelas. Karena Haira adalah kelas awal, ia mendapat barisan paling pinggir dekat santri putra.
Haira bersikap biasa saja sebelum ia merasa ada yang melihatinya.

Awalnya ia tidak berani untuk menoleh, dan akhirnya ia paksakan untuk melirik, dan ketika itu, ia melihat wajah yang tak asing baginya.

Ya,, Haira melihat Riyan disana. Riyan yang kepergok olehnya sedang memperhatikannya.

Ketika pandangan mereka bertemu, Riyan tersenyum, dan yang Haira fikirkan saat ituuu.. "manis" batinnya berkata.

"Astaghfirullah" Cepat cepat Haira memasang wajah cueknya dan memalingkannya.

Upacara berjalan dengan tenang. Tapi tidak dengan hati Haira kini. Ia merasa sesuatu yang telah lama tak pernah dirasakannya kini hadir kembali.

Ya, dulu Haira memang pernah berpacaran, tapi itu dulu ketika ia duduk di bangku SD. Sedikit berbeda rasanya cinta pada zaman dulu dan sekarang, eits tunggu tunggu,, apa? Cinta? Batin Haira bertanya no no no, ngga ada cinta cintaan buat sekarang ay! Perintahnya pada diri sendiri.

Upacara telah selesai dan santri kelas 9 Mts dibubarkan. Haira pun masih sibuk bergelut dengan fikirannya di tangga depan kamarnya. Tunggu. Memangnya, apa yang dia fikirkan? Riyan? Ah masa iya ia memikirkan Senyum Riyan itu.
"Aargh, astaghfirullah" cepat cepat Haira beristighfar.

Afifah yang ingin menaiki tangga menuju kamarnya yang terletak disebelah kamar Haira pun mengernyitkan dahinya tanda bingung dengan Haira yang terlihat gelisah. Afifah mengurungkan niatnya menuju kamar, ia berhenti didepan Haira.

"Ay! Anti kenapa siii?" Tanyanya bingung. Haira menoleh dan menghembuskan nafasnya yang panjang. "Cerita aja kalo mau berbagi mah" tawar Afifah yang beranjak duduk disebelah Haira.

Dan tanpa ba bi bu lagi Haira mencurahkan apa yang ia rasakan.
"Bffppp..ahahaha,,," Afifah menertawakan Haira yang sudah selesai bercerita.

"Ish,, anti ko malah ketawa siii.." protes Haira.

"Hairaa.. hairaa,, ane emng ga pernah ngerasain yang kek gitu gituan, tapi setau ane menurut pengalaman ane selama jadi pendengar setiaa, itu berarti anti lagi jatuh cinta Ay..." Seru Afifah

"Hah? Jatuh cinta? Nih ya faah,, ana juga pernah ngerasain yang namanya jatuh cinta, tapi sedikit beda tau!" Elak Haira.

"Oh ya? Kapan?" Tanya Afifah yang penasaran, pasalnya selama Afifah berteman dekat dengan Haira dua tahun lebih, ia tidak pernah mendengar kabar kalau Haira pernah dekat dengan lawan jenis.

"Pas SD" jawab Haira singkat.

Plak Afifah menepuk jidadnya yang lebar.

"Ya atuh jelas beda lah Haira sayaaaaang,, itu mah zamannya istilah Cinta monyet masih berlaku Ay. Sekarang inii,, masa remaja kitaa,, jadii apa yang anti rasain dulu dan sekarang pasti bedaa" papar Afifah
Haira menghembuskan nafas panjangnya lagi untuk yang kesekian kali.

Afifah menepuk bahu Haira kemudian berdiri "Jatuh Hati kepada lawan jenis di masa remaja itu wajar. Yang ngga wajar kalo anti ngerasain perasaan yang beda itu ke ana" lanjut Afifah sambil meninggalkan Haira yang termenung ditempatnya.

Hairaa🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang