"Gua cuma bilang kalo dia ngga berhak buat nyakitin hati lu karena gua sayang sama lu"
DEGRefleks Haira memegang jantungnya yang berdegup melebihi dari detakan sebelumnya. Ia membaca berulang ulang pesan yang tertera dikolom percakapannya.
Belum sempat Haira menjawab pesan tersebut, Riyan sudah mengirimkan pesannya lagi.
"Ngga apa-apa kan Ay kalo gua suka sama lu?" Tanya Riyan.
Cepat cepat Haira membalasnya, "Gimana sama Annisa yan?" Tanya Haira. "Ya Allah Ay, harus gua bilang sampe berapa kali sii kalo gua ngga ada apa apa sama Annisa". Jelas Riyan tak lama kemudian.
Haira diam, ia tak menjawab pesan dari Riyan itu. Ia masih memikirkan bagaimana kalau nanti setibanya di pondok ia diberlakukan seperti itu lagi? Dan yang terpenting, bagaimana perasaan Annisa? Apa bener Annisa mengatakannya ikhlas?
"Arrghhh"desahnya 'dasar hatii,, rumit batt siii' batinnya pun ikut mengoceh.
Haira menaruh ponselnya, ia tak mau memperpanjang obrolannya dengan Riyan. Hatinya sedang tidak mendukung.
🍁🍁🍁"Haira, malem ini kamu pulang ke pondok ya, besok ayah ngga bisa nganter, ngurusin acara buat maulid". Tiba tiba ayahnya berkata seperti itu, sontak Haira melebarkan matanya.
"Ya Allah yaah,, ngga bisa besok besoknya aja?" Tawar Haira.
"Ngga bisa sayang, besok Ayah ngurus acara, besoknya kan acaranya, pasti bakal lama.." Ujar Sang Ayah. Ayah Haira memang sangat sibuk. Selain dengan pekerjaannya, Ayahnya adalah ketua DKM Masjid terbesar yang terletak di dekat rumahnya, kemudian ayahnya pun seorang ketua RT dan bendahara Majlis. Mengingat itu, Haira tidak membantah, ya walaupun ekspresi pada wajahnya sedikit berubah.
Malam ini pun Haira kembali ke pondok tercinta, setelah sampai, ia langsung menuju kamarnya setelah berpamitan kepada sang ayah.Keesokan harinya, Haira menjalankan rutinitasnya seperti santriwati lainnya. Well, beberapa hari kemudian, apa yang difikirkannya benar terjadi. Kali ini, tak hanya sindiran yang ia dapat dari teman teman Annisa, bahkan sekarang ia sedang di interogasi dengan teman temannya.
"Ay, berita anti pacaran sama Riyan itu bener?" Tanya Nurul to the point yang di angguki oleh Rina dan ahnaz.
Haira menghembuskan nafasnya. "Ya Allah Rul, berita dari mana si itu?ana tuu..." Haira menceritakan apa yang terjadi padanya dan Riyan selama kemarin pulang. Tak terkecuali tentang ia dan Annisa.
Nurul, Rina dan ahnaz mengangguk paham. Dan tanpa mereka ketahui seorang santriwati yang duduk tak jauh dari mereka menyimak obrolan mereka. Dia ASMA.
Ketika kelas malam, Haira tidak luput dari perhatian Annisa, terkadang ketika Annisa tertangkap basah sedang memperhatikannya, Haira tersenyum dan balasan dari senyum itu, kadang dibalas dengan senyum yang entah apa maknanya dan tak jarang juga Annisa malah pura pura tak melihatnya.
Tak lama, Hera datang ke kelas nya dan karena Haira duduk di bangku paling depan, dengan santainya Hera berjalan kemudian berkata "Yailah Ayy,, masih jaman rebut laki orang? Lu ngga laku apa begimane ha?" Ujarnya dan berlalu menuju kursi Annisa yang ternyata sudah banyak teman temannya yang sedari tadi memperhatikannya.
Haira tak menghiraukan apa yang diucapkan Hera tadi, ia lanjutkan kegiatannya dikala ia sedang bosan. Menggambar. Ya, Haira memang hobi menggambar. Karna dengan menggambar, ia bisa berimajinasi dan menghilangkan kejenuhannya.
"Eh Ay, masa tadi ana denger something tentang anti" ujar Nurul yang entah dari mana ia datang.
Haira tak menghentikan gerakan tangannya, ia tetap melanjutkan pekerjaannya tetapi apa yang diucapkan Nurulpun tak ia hiraukan.
"Denger apaan Rul?" Tanya Haira.
"Ituu looh, masalah anti sama Riyan,,," Saut Nurul.
"Ohh,, udah lah Rul, biarin aja apa kata mereka, toh mereka ngga tau apa yang sebenarnya kan?"balas Haira, "nanti juga mereka cape sendiri ngomongin ana" lanjutnya.
"Tapii Ayy,, kali ini yang ngomongin anti itu temen kitaa" Sangkal Nurul. Haira menghentikan gerakan tangannya. Ia menoleh menatap Nurul yang sekarang sedang mengangguk sambil menatapnya seolah berkata 'gua ga boong! Percaya sama guaa'
"Temen kita Rul? Siapa?" Tanya Haira yang kini mengernyitkan dahinya. "Asma" Jawab Nurul.
Haira menghembuskan nafasnya, sebenarnya ia sudah menduga apa yang akan dikatakan oleh Nurul. Menurut penglihatannya, Asma memang memiliki sifat yang berbeda, apalagi terhadap dirinya. Sepertinya Asma menyimpan dendam padanya. 'Astaghfirullah' Haira beristighfar, ia tak boleh suudzon, apalagi kepada temannya sendiri.
🍁🍁🍁

KAMU SEDANG MEMBACA
Hairaa🍁
Fiksi RemajaHaira merasakan hal yang berbeda ketika seorang Santri di hukum oleh ustadnya untuk berpidato di depan santriwati. Riyan, adalah sosok lelaki yang dikirim sang ustad untuk berpidato dikelas putri. Ia bilang, itu bukan hukuman, tetapi Amanah...