Haira yang bimbang dengan keputusannya untuk memilih sekolah pun terjawab ketika hasil UN nya keluar, bahkan ia sempat menangis ketika ayahnya benar benar ingin memasukkan dirinya ke pesantren.
Awalnya ia menolak, tetapi karena ia tidak mau mengecewakan sang ayah maka ia pun menerimanya dengan syarat ia yang memilih pesantren yang akan ia tempati.Bahkan tak terasa kini ia telah menduduki bangku kelas 9 MTs. Setelah libur panjang selama satu bulan penuh dan kemudian kembali lagi ke Mahad dengan tingkat yang berbeda.
Selama liburan pun ia tak luput dari pertanyaan orang tua dan bahkan tetangganya pasal kemana ia akan lanjut setelah menyelesaikan MTs-nya nanti.
Tapi Haira tidak mau bawa pusing dari pertanyaan pertanyaan itu. Ia berfikir untuk menjalaninya saja layaknya air yang mengalir.
Dikelas 9 ini, tak hanya fikirannya yang bergelut, tetapi hatinya pun begitu. Haira telah beranjak remaja dan ia pun merasa kan hal yang sama yang dialami teman teman sebayanya. Ya ia tengah mengagumi seseorang.
Seseorang yang ia kenal saat duduk dikelas 8.Flash back on
laki laki tersebut mendapat Iqob untuk berpidato dari ustad di pondok yang tak lain adalah ustad Ardi-wali kelas 8A putra-
Berhubung kelas putra dan putri terpisah, alhasil itu membuat tegang seisi kelas karna ini perdana bagi seluruh santri yang di hukum ke kelas santri putri.
Ada tiga orang yang mendapat hukuman untuk berpidato dikelas putri. Yaitu Ahmad, Arya dan Hafidz.
Haira menyimak apa yang disampaikan ketiganya. Ahmad menyampaikan bab menikah, Arya yang menyampaikan bab sholawat dan Hafidz yang menyampaikan kisah Al qomah.Haira memang menyukai ketiganya. Mulai dari Ahmad yang tegas dan teratur tutur katanya, kemudian Arya yang indah suaranya. Tapi jika Hafidz, sungguh ia merasa jika Hafidz adalah sosok yang berbeda.
Hafidz menyampaikan pidatonya dengan hati dan perasaannya hingga yang mendengar pun terbawa suasana.
Tidak banyak santriwati yang mengenal Hafidz termasuk Haira yang saat itu belum mengenalnya. Bahkan Hairapun berhasil menyimpan rasa kagumnya sampai ia mengenal Hafidz.
Flash back off
Diliburannya kemarin, Haira sengaja mengechat salah satu santri putra yang mengikuti program Tahfidz.
Tujuannya untuk bertanya tentang system' yang diberlakukan di asrama putra. Dan, tanpa di sangka santri yang ia chat adalah Hafidz. Dari situlah ia mulai mengenalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hairaa🍁
Fiksi RemajaHaira merasakan hal yang berbeda ketika seorang Santri di hukum oleh ustadnya untuk berpidato di depan santriwati. Riyan, adalah sosok lelaki yang dikirim sang ustad untuk berpidato dikelas putri. Ia bilang, itu bukan hukuman, tetapi Amanah...