CHAPTER 7

14 3 0
                                    

Aku tak pernah memaksamu untuk melakukan hal yang sama, namun apa daya Tuhan yang merencanakan ini semua, kita jalani saja semoga ini jalan TERBAIK

●  ●  ●

Hingga kali ini aku tak siap mengunjungi orangtua Clara. Bukan karna aku malas, namun aku seperti merasakan ketakutan yang berlebihan. Entahlah sejak saat itu perlakuan orangtuanya membuatku semakin malu dan bahkan benar ingin menutup diri dari dunia ini.

***

Sabtu siang kali ini benar-benar sedang aku nikmati.

"Sudah lah cantik, bangkit! Kawanmu di sana pasti bangga pernah tertawa bersamamu," inilah kalimat pertama ketika Erick menemuiku di taman sekolah belakang perpustakaan.

Tidak seperti biasanya. Setelah Erick menemuiku tadi di taman, tiba-tiba saat jam pelajaran hari ini selesai tak ada pikiran yang terlintas untuk pulang namun aku hanya ingin pergi ke lapangan basket. Tempat di mana Erick  sedang latihan.

Dan kali ini aku hanya bisa tersenyum melihat Erick uji nyali di lapang itu. Mataku tak bisa berpaling, mataku terus fokus dan memandang Erick. Seakan-akan tak ada lagi yang patut aku lihat selain permainan Erick.

"Ya tuhan jagalah dia." Entah lah kalimat ini sepertinya pantas aku ucapkan di waktu singkat ini, aku seperti beruntung bisa di kenalkan dengan orang seaneh dia.
Tak lama dari itu, mataku terbelakak.

Brugh

Tiba-tiba Erick roboh dan menghantam lantai lapang yang berdebu itu, aku hanya menanti semoga dia bangkit lagi, namun sayang harapanku terbayar oleh bukti yang mengecewakan. Seketika aku hanya shock dan menjerit tanpa sadar aku menyimpulkan bahwa Erick pingsan.

"Erickkkk!!"

Aku lari masuk lapangan dan hanya berusaha mendekati Erick dan meyakinkan kalo dia baik-baik saja di sana.

***

"Maafkan aku di akhir minggu ini lebih  banyak bercerita padamu."

"Aku seperti menemukan diary hidup kembali yang sebelumnya diary itu telah hilang"

Itulah ucapan singkat ketika aku menemani Erick di UKS sekolah setelah Erick pingsan.

***

"Hormaaaaaaat grak!"

Brugh

Aku roboh dan kembali menghatam lantai, kali ini posisiku berada di lapang upacara.
Setelah aku roboh, aku tak tau lagi keadaan seperti apa.

***

"Di mana ini?"

"Ini di rumah sakit Nas."

"Kenapa aku meski harus di bawa ke rumah sakit ini?"

"Sejak upacara tadi kamu pingsan gak bangun-bangun, ya namanya kan khawatir kami dari pihak sekolah melarikanmu ke rumah sakit ini sejak pukul 9 tadi dan sekarang sudah pukul 14.50."

"Oh mungkin aku terlalu lelah seminggu ini hingga upacara berakhir seperti ini, terimakasih ya telah membantuku."

"Ini sudah jadi sebuah kewajiban kami dari PMR membantu pihak sekolah."

Tiba tiba...

"Semuanya siapapun itu, terimakasih telah bantu Taca dan menjaganya di sini. Sekarang tugas kalian selesai, silahkan kalian kembali ke sekolah atau pun bila kalian ingin silahkan saja pulang, biarkan Taca saya tunggu."

"Erick biar apa?"

"Sudah lah kemarin aku pingsan saat latihan kamu yang jagain aku, dan sekarang biarkan aku jagain kamu

"Tapi rick kenapa meski..."

"Sttttt! Sudah lah."

***

Entahlah perlahan-lahan, aku dan Erick menjadi dekat.

Waktu yang mendukung kedekatan ini. Hingga akhirnya aku merasakan rasa yang sebelumnya belum pernah aku rasa.

Apa ini yang pernah dirasakan Clara ketika dia bersama bayu?

● ● ●

HALLO SEMUANYA!!!

JANGAN LUPA
VOTE DAN JUGA COMMENT YA! ^-^
...

ASING [MERINDUKAN MENTARI DIKALA KEGELAPAN DATANG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang