Dunia kejam bagiku
Dulu kau mengepang rambutku dengan penuh belaian kasih
Menjagaku seolah akulah tuan Putri ditengah-tengah para musuh yang mengincar
Belajarlah, tak usah risau aku ada disini ucapmu
Tapi kini ritme suara khas seolah raib ditelan bumi
Aku sudah dewasa, menghadapi dunia seorang diri itu resiko
Dunia semakin kejam seolah aku dikekang,ditahan di sel penjara
Ada yang menyalakan api dingin yang membara seolah aku yang memanaskan
Ada yg berbuat dosa beratas namaku
Dia mengujiku, aku tak bisa mengadu
Apakah aku harus diam sementara batin menangis?
Bagun dipagi buta menjelajah spekulasi orang asing itu tak mudah
Tapi aku mencoba berdamai dengan takdirKau menghampiriku, berdiri menatap seakan terakhir kali berdiri
Berdoalah kelak doamu akan diaminkan oleh waktu
Juara itu tak penting namun usaha yg utama
Camkan! Kau akan selalu juara dihatiku
Ternyata takdir tak sedang mengutukku
Malaikat tanpa sayapku tak pernah raib dari manapun
KAMU SEDANG MEMBACA
PUISI
PoetryRibuan rasa mari kita tuangkan dalam setiap kata bernama puisi. Tuangkanlah semuanya. Agar diri tak menimbulkan banyak tindakan dan emosi. Hanya tulisan dan ribuan rasa lah yang terukir di dalamnya. Semua rasa pasti bersifat fana. Tak perlu khawatir...