【Epilogue】

651 109 39
                                    

•~•*°•°*•~•
"Terkadang memori itu terasa sangat menyakitkan dan indah disatu waktu.''
•~•*°•°*•~•

Tup...

"Begitulah akhir dari kisah musim panas pemuda itu~" Terlihat bahwa ada seorang pemuda berambut coklat dengan perban ditubuhnya menutup sebuah buku.

Pemuda itu terlihat ceria walau sehabis menceritakan cerita sedih. Berbeda dengan orang-orang yang mendengarkannya.

Seorang pemuda berambut silver terlihat sedih dan tersentuh karena cerita itu. Di sisi lain ada seorang detektif yang tidak terlihat sedih sedikitpun. Detektif itu malah asik memakan manisannya sembari duduk menaikkan salah satu kakinya ke atas meja.

Sisanya? Mereka ikut tersentuh, hanya saja tidak seperti pemuda berambut silver itu.

"L-lalu, Dazai-san... Apa yang terjadi pada pria itu sekarang? Apa ia masih merindukan [Name]?" Atsushi terlihat masih sangat sedih karena cerita itu.

Dazai melukiskan senyum tipis pada bibirnya dan menatap sendu lantai kantor tersebut. "Hm... Entahlah~, yang pasti... Sebuah kenangan indah bersama dengan orang yang kau cintai tidak akan menghilang begitu saja." Jawaban dari pria jangkung itu berhasil membuat beberapa rekannya terkejut.

"Tumben sekali kau mengeluarkan kata-kata bijak seperti itu. Kau sedang sakit? Atau kau terlalu menghayati isi ceritanya?" sarkas Kunikida-salah satu rekan Dazai yang berambut pirang dengan kacamata.

"Maa~ maa~ Kunikida-kun~, Tidak ada salahnya seseorang membuat kata-kata bijak disaat seperti ini~" Ranpo-sang detektif yang sedari tadi hanya mendengarkan sembari menikmati cemilannya pun mulai bersuara membuat Yosano terkekeh pelan.

"Yah, mau bagaimana lagi, tadi itu cerita yang sangat bagus. Aku sampai tersentuh dibuatnya~" ujar sang dokter yang ikut mengeluarkan pendapatnya.

Setelah itu suasana di dalam kantor agensi menjadi hening. Tidak ada yang membuka pembicaraan karena masih teringat dengan cerita itu.

Sampai Atsushi tersenyum tipis dan berkata, "Aku yakin gadis itu pasti merasa sangat bahagia saat ini...." Dan ucapannya tersebut membuahkan reaksi terkejut dari Dazai.

"Eh? Kenapa?" Seorang pemuda berambut pirang dengan topi jerami bertanya dengan polosnya mewakili anggota lainnya yang juga hampir ingin bertanya seperti itu.

Atsushi ternyenyum lembut sebelum menjawab, "karena gadis itu sempat memberitahukan perasaannya pada orang yang juga mencintainya...."

"Pftt---, A-ahaha... Begitukah~? Pemuda itu pasti senang saat mendengarnya...," Dazai tertawa mendengar jawaban Atsushi yang benar-benar diluar dugaannya.

•~•°•*•°•~•

Langit sudah semakin gelap, beberapa anggota agensi sudah kembali kerumahnya dan beristirahat, dan sisanya masih berada di dalam kantor untuk berberes-beres sebelum pulang.

Ruangan kantor menjadi terlihat sepi, menyisakan Ranpo dan Dazai yang tengah duduk santai.

"Pemuda di dalam ceritamu tadi... Adalah kau sendiri, bukan?" tebak Ranpo yang masih mengunyah cemilannya.

"Kau sudah bisa menebaknya? Cepat sekali~"

"Tentu saja! Aku adalah detektif terhebat di Yokohama!" puji Ranpo pada dirinya sendiri. "Tapi, aku memiliki sebuah pertanyaan," sambungnya

"Apa itu?"

Keheningan melanda ruangan tersebut untuk beberapa saat sebelum sang detektif kembali membuka suaranya. "Apa kau merindukannya?"

Pria berambut hazel itu tersenyum tipis sembari mengenang gadis yang telah mewarnai hari-harinya. "Jika aku menjawab tidak, maka aku adalah pembohong yang sangat jahat...."

"Apa kau sangat merindukannya?" Ranpo mengulang pertanyaannya, menunggu jawaban pasti dari lawan bicaranya saat ini.

Dazai terkekeh pelan melihat sang detektif jenius di hadapannya ini penasaran dengan jawabannya. "Hm~, Tentu saja... Aku merindukannya setiap saat." Dazai menjeda ucapannya sejenak karena sosok gadis itu serasa berada di sampingnya, sedang tersenyum dan memeluknya dengan erat. Bahkan rasa hangat itu masih terasa dalam hatinya.

"Setiap aku bernapas aku selalu teringat dengannya. Ketika aku sedang sendiri, aku terbayang akan suara tawa cerianya dan terkadang aku melihat sosoknya yang manis itu sedang memanggil namaku dengan lembut...." Itulah jawaban terakhir yang Dazai ucapkan. Diam-diam pria itu berharap bahwa gadis kesayangannya bisa mendengarnya saat ini.

Ranpo menghela napas kecil sebelum beranjak dari kursinya. "Kalau begitu... Maka yang dikatakan Atsushi-kun adalah sebuah kebenaran."

•~°•~•°~•

'Aku selalu mencoba untuk melupakanmu...

Namun, ketika musim panas tiba, aku kembali teringat denganmu.

Disaat itulah aku menyerah untuk melupakanmu.'

Summer holiday [Dazai OsamuxReader] Bungou Stray DogsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang