-Prolog-

3.2K 180 3
                                    

Aku berjalan menuju air mancur kesukaanku. Terletak di tengah taman paling kecil di kota ini. Hari ini adalah  hari ulang tahunku yang ke sebelas. Aku duduk di dekat air mancur dan bernyanyi selamat ulang tahun pada diriku sendiri. Dengan penuh rasa kesepian.

Orangtuaku baru saja pergi, untuk selama lamanya, tak akan kembali. Disini aku duduk tanpa punya siapa siapa lagi.

Aku menatap pada beningnya air mancur itu. Melihat ke bayang-bayanganku. Bayangan. Ia memang seharusnya mengikuti apa yang aku lakukan. Tapi tiba tiba bayangan ini berhenti melakukan apa yang aku lakukan. Ia lalu mengeluarkan tangannya dari kolam dan menarik aku. Aku terbawa masuk ke dalam air mancur.

Saat aku membuka mata, nampak jelas sebuah dunia yang mirip sekali dengan bumi namun bukan bumi yang kukenal selama ini.

Kehancuran dimana mana. Isakan tangisan mengisi setiap keheningan. Perang di segala sisi.

Tiga hari lamanya aku bertahan di dunia ini. Aku sembunyi di sana sini. Mencuri makanan untuk bertahan hidup.

Ribuan kali aku kembali ke tempat pertama kali aku datang. Tidak ada air mancur hanya tanah lapang.

Aku berada di titik terendah dalam hidupku. Apa yg aku inginkan hanyalah ulang tahun yg berarti. Tapi disinilah aku sekarang berada di dunia antah berantah. Tanpa satupun yanv datang menolongmu.

"Hai gadis kecil"

Aku menengok ke asal suara namun tak ada siapa siapa. Hingga akhirnya muncullah bayangan hitam gelap penuh aura jahat. Ia terus memanggil diriku.

"Pergi! Jangan ganggu aku," ucapku dengan begitu kencang. Bayangan itu kemudian semakin membesar. Ia berupaya menyelimutiku. Saat aku sadar akan hal itu, aku langsung berlari menghindari dia.

Tak kusangka ia mengejarku. Aku mempercepat langkahku agar tak ditangkapnya.

"Mau kemana gadis kecil? Aku berjanji akan menemanimu selamanya."

Aku tetap berlari hingga menabrak seorang laki laki. Ia menatapku tajam dan membantuku berdiri. Dia lalu berdiri di depanku seolah olah mau menantang bayangan hitam tersebut.

Secara ajaib muncullah senjata di tangannya, semacam celurit yang panjang. Ia bertatapan dengan makhluk itu dan akhirnya malkhluk jahat itu pergi.

Aku yang masih ketakutan setengah mati berlutut sambil menggigil. Sadar akan hal itu laki laki yang sepertinya sedikit lebih tua dariku lalu berlutut dan memelukku.

Seandainya saat itu aku menyadari bahwa hidupku tidak akan sama lagi.

****


[KnLS : 1] Mila's AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang