23. Training

584 53 5
                                    

"Gak usah!"

Stinger melarangku untuk ikut dilatih oleh Miki, dia menatapku seolah keputusannya itu sudah bulat.

Ran memegang kedua pundakku, ia berusaha membujuk Stinger. "Latihannya tidak sulit kok, paling hanya membersihkan kaca gedung, atau bermain piano dengan jari kaki"

Eh bentar, gimana gimana?

Ran tertawa melihat ekspresiku, "Yaa, kami sih berlatihnya seperti itu. Entahlah kalau untukmu"

"Sekarang kita harus memikirkan bagaimana caranya menyelamatkan teman temannya Stinger" kata Retsu mengingatkan.

Miki tersenyum, "Kalian pikirkan sendiri ya, aku ingin mengajari Mila dulu. Abang Stinger gausah khawatir ya, gabakal diapa apain kok" goda Miki yang membuat Stinger membuang muka.

Aku dibawa masuk ke dalam ruangan kosong dengan cahaya remang remang.

"Mila, pernahkah kau berada dalam situasi terancam?" tanya Miki.

"Terancam?"

"Yaa..." Miki membalikkan badannya,

"Seperti Ini!"

Dia mengarahkan pisau tepat di depan leherku, "Miki?! Apa yang kau.." tanpa meresponku, Miki langsung berusaha menikamku berkali kali. Dengan sigap aku berhasil menghindar.

Miki menendang kepalaku, namun aku berhasil menunduk dan menendang kakinya yang diam hingga dia terpeleset dan jatuh.

Tapi Miki segera bangkit dan terus berusaha menikamku, "Kau gila! Apa yang kau lakukan?!" teriakku sambil berusaha menghindari Miki.

"Ini juga demi dirimu" kata Miki sambil mengelap keringatnya. Tampak sekali dia mulai kelelahan.

Tiba tiba aku merasa kepalaku sakit dan jantungku serasa ingin keluar dari tempatnya. Penglihatanku mulai kabur dan aku tersungkur ke lantai.

"Keluarlah!"

Author POV

Mila memegang kedua telinganya kesakitan. Dia mendengar suara suara yang menyakitkan telinga. Badannya gemetaran, tangannya bergerak tanpa komando.

Sedetik kemudian, mata Mila berubah menjadi biru berlian (sebelumnya warna hijau, jangan lupa kalian ;) Keluar lidah api merah dari tubuhnya. Dia lalu berdiri tegap dan mulai menyerang Miki tanpa ampun.

Miki mati matian menghindari serangan Mila. Situasi kini berbanding terbalik dengan Mila yang jauh lebih unggul.

Punggung Mila terasa terbakar. Dia mengerang kesakitan. Kini ia persis sekali seperti orang kerasukan (tapi lebih keren lah). Meski begitu dia terus menyerang Miki sambil menahan rasa perih. Otak Mila seperti dikontrol oleh orang lain.

Punggung Mila sobek dan muncullah sayap Kupu Kupu dari punggungnya. Berwarna putih dengan aksen merah dan biru.

Dia mulai terbang hingga mencapai langit langit dan menyerang Miki lebih gesit lagi. "Dia Overpowered!" kata Miki. Pisau di tangannya terlempar jauh karena ia lengah. Mila mencekik Miki dan membawanya terbang tinggi.

Miki menggeliat kesakitan sambil berusaha melepaskan cengkeraman Mila. Dia akhirnya memutuskan melakukan rencana cadangannya. Miki menekan pelipis bagian kanannya dan wajahnya berubah menjadi seperti wajah Stinger.

Mila yang melihat hal itu melonggarkan cekikannya sehingga Miki bisa bernapas lebih bebas. Pupil mata Mila mulai kembali seperti awalnya. Sementara itu Miki terjatuh karena cekikannya sudah terlepas. Ia batuk dan memegang lehernya yang sudah memerah.

Mila terbang turun, sayapnya perlahan menghilang dan ia kembali seperti semula. Sebelum Miki ingin mengatakan sesuatu, dia sudah pingsan terlebih dahulu.

Miki tersenyum sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

***

"I.. Itu beneran aku??"

Mila yang sudah tersadar, tercengang melihat rekaman CCTV di ruangan tadi. "Sulit dipercaya memang, tapi.."

"Aku.. Monster?" kata Mila memotong perkataan Master Shafu. "Hey, tidak seperti itu, kau justru hebat!" kata Ran berusaha menenangkan Mila.

"Iya benar, itu sangat keren!" tambah Jan sambil mengacungkan kedua jempolnya.

"Tapi aku nyaris membunuh Miki!" teriak Mila, dia bergetar ketakutan.

"Bisa saja kalian yang selanjutnya!" tambah Mila. Dia lalu berlari keluar dari ruangan sambil berlinang air mata.

Stinger segera mengejar Mila, Mila pergi ke atap gedung yang terbuka. Dia berjongkok dan menangis di dalam pelukan tangannya.

Stinger mendekati Mila. Ia duduk di sebelahnya dan membelai kepala Mila. "Kenapa kau takut?" tanya Stinger. Mila tak menjawab. Ia hanya terdiam disana.

"Mila menurutmu ekorku ini seram gak?"

"Apa maksudmu?" jawab Mila dengan suara serak.

"Bukannya ekorku ini juga seperti monster, kenapa kau tidak takut padaku?" tanya Stinger lagi.

"Tentu saja tidak. Kau kan sudah menyelamatkan aku. Ngapain takut? Lagian, aku udah nganggep kamu kakakku" jawab Mila.

Stinger tersenyum, "Lalu, kenapa kamu berpikir bahwa kamu akan melukai orang lain? Kalau kau merasa dirimu monster karena kamu berbeda dari orang lain maka kamu salah"

Mila berhenti menangis. Dia mengangkat kepalanya dan melihat ke Stinger.

"Dengar.." kata Stinger sebelum menghela napasnya.

"Menjadi berbeda tak pernah salah, mempunyai kekuatan itu tak pernah salah. Yang salah kalau kita takut menggunakannya untuk kebaikan orang lain. Paham?" jelas Stinger

Mila mengangguk. "Aku hanya takut, kalau ternyata keberadaanku bisa mencelakakan orang yang kusayangi"

Stinger mengacak ngacak rambut Mila. "Tak ada yang seperti itu, aku jamin" dia lalu tersenyum. Mila memandang ke langit biru yang berawan.

"Tapi.."

"Hmm?"

"Bagaimana kita menyelamatkan Lucky, Hammy dan Naga?" tanya Mila.

"Awalnya kami ingin menjebak Rio dan Mele dengan cara menyergap mereka. Tapi melihat dirimu yang ternyata memiliki bakat mengejutkan, aku rasa akan ada perubahan rencana" kata Stinger, "Makanya, ayo kita kembali" tambahnya. Mila mengangguk dan mengikuti Stinger dari belakang.

"Milaaaa, aku kangen!" kata Jan sambil memeluk Mila tiba tiba. "Jangan sedih yah!" tambah Jan yang membuat Mila tertawa, "Hehehehe, engga kok" jawab Mila.

"Kita sudah punya rencana untuk membawa kembali teman temanmu" kata Ran. Mila terdiam sejenak, "Apa aku akan terlibat?" tanya Mila. Ran mengangguk.

"Semoga aku tak mengacaukannya" kata Mila lalu menghela napasnya.

[KnLS : 1] Mila's AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang