18. Brave

906 82 6
                                    

Author POV

"Sumpah, bisa gak gausah ngagetin" umpat Tsurugi yang terkejut karena teriak Mila. Mila menyengir "Aku tadinya mau masuk, tapi sebelum aku masuk, aku mendengar perbincangan kalian tentang komputer itu,"

"Jangan bilang kau mau mengatakan tentang hal 'itu'?" tanya Rikaru waspada. Mila mengangguk, "Tentu saja aku akan mengatakan tentang hal 'itu' tak ada pilihan lain lagi" jawab Mila.

"Emmm, apa maksudnya 'itu?' " tanya Hammy yang tak mengerti maksud pembicaraan Mila dan Rikaru.

"Emm itu.." Rikaru langsung menutup mulut Mila, "GAK PENTING!"

"Kalau memang ada sesuatu tentang komputer itu, katakanlah. Kita tak punya kesempatan lain," pinta Balance.

"Diam! Sudah kubilang yang Mila bilang itu tak penting! Kenapa tak mau dengar!" kata Rikaru kesal.

Mila melepas tangan Rikaru "Kenapa kau sangat takut mengatakannya? Hal 'itu' gak akan terjadi lagi! Aku jamin!" kata Mila.

"Untuk yang terakhir kalinya, apa yang kalian maksud 'itu'?" kata Tsurugi.

Rikaru menghela napas dan memegang lengannya, "Penciptaku pernah berusaha mencari salah satu komputer itu. Dia menemukan sinyal komputer tersebut di Black Hole. Dengan bodohnya, dia nekat masuk kesana dan tak pernah kembali lagi, tadinya aku pikir kalian tahu keberadaan komputer itu"

"Ja..jadi maksud Mila menceritakan hal itu.." kata Garu menerka.

"Yup, kita akan masuk ke Black Hole!" kata Mila semangat.

"Kamu sama sekali tak tahu bahaya apa saja yang ada disana" Komandan Ryu berdiri dari tempat duduknya, "Ada terlalu banyak dimensi di sana, kemungkinan kita mendapatkannya hanya sedikit" jelas Komandan.

Mila tersenyum "Untuk itulah Lucky disini!" dia lalu memegang kedua pundak Lucky, meski karena hal itu kepalanya kembali sakit, Mila berusaha menahannya.

"Kita bisa mengandalkan keberuntungan Lucky! Kemungkinan ketemu komputernya, akan jadi jauh lebih besar!" jelas Mila.

Mereka semua terdiam, memikirkan konsekuesi yang akan terjadi. Mila memperhatikan mereka "Wait.. Apakah kalian semua..... takut?" Mila memberikan penekanan di kata akhir.

"Tentu saja tidak!" tegas Champ yang tak mau dikatakan sebagai seorang penakut.

"Jika tidak, what you guys waiting for? Ayo pergi!" kata Mila. Namun tetap saja wajah mereka terlihat ragu.

Stinger memegang tangan Mila dan menariknya keluar "We must talk"

Saat sudah berada agak jauh dari ruangan tersebut, Mila berusaha melepaskan tanganmu dari genggaman Stinger. "Apaan sih?! Kok kamu kasar gini?!" kata Mila.

"Kamu tahu gak sih bahayanya black hole itu kayak apa?!" kata Stinger dengan muka yang serius.

"Ya! Aku tahu! Memang kenapa?! Kau sangat ketakutan?! Ya sudah jangan ikut!" teriak Mila.

Stinger terdiam. Membuat Mila menjadi semakin kesal "Kau tidak percaya padaku? Percayalah, kita bisa melewati semua ini!" Mila memegang tangan Stinger untuk mendapatkan kepercayaannya.

Mila menghela napas, dia menyerah untuk menyakinkan Stinger.

"Hei..." tiba tiba Tsurugi, yang entah datang darimana, memegang pundak Mila.

Mila terkejut melihat kedatangan Tsurugi, "Kami sudah membuat keputusan ketika kalian berdua  berdebat disini" ucap Tsurugi.

"Oh ya? Jadi bagaimana?" tanya Mila penasaran.

Tsurugi tersenyum,  "Tim ini akan dibagi menjadi 2. Yang ikut pergi ke Black Hole dan yang tidak ikut. Agar jika kita tidak berhasil, masih ada yang meneruskan perjuangan kita" jelas Tsurugi.

"Yes! You're the best!" Mila dan Tsurugi lalu melakukan high-five.

Stinger memutar bola matanya kesal, "Siapa saja yang ikut kesana?" tanyanya. Tsurugi lalu berkata, "Aku, Mila, Lucky, Hammy, dan Naga. Jika kau mau ikut itu terserah padamu. Yang pasti, aku akan menjaga Mila" dia lalu mengalungkan tangannya di leher Mila sambil tersenyum.

Sekali lagi, Stinger merasa risih karena hal itu, "Aku ikut, jadi jangan macam macam" dia lalu melepaskan tangan Tsurugi dari Mila, lalu memegang tangan Mila dan pergi meninggalkan Tsurugi.

Sebelum Stinger menariknya lebih jauh, diam diam Mila menengok ke arah Tsurugi dan memberikan jempolnya sambil tersenyum manis.

Mereka berdua kembali ke ruang utama, Tsurugi menghela napas.

'I glad see your smile'

****

Setelah mereka semua pamit, Mila, Tsurugi, Stinger, Lucky, Hammy, dan Naga lalu pergi menggunakan KyutamaJi mereka masing masing. Mila menumpang di KyutamaJi milik Hammy.

"Rasanya aneh melihat angkasa lepas lagi setelah sekian lama" kata Mila sambil memandang luar angkasa.

Hammy yang sedang mengemudikan KyutamaJi tersenyum. "Sepertinya kau rindu mengemudikan pesawat. Mau coba yang ini? Mudah kok mengemudikannya" kata Hammy.

Mila melambaikan tangannya dan menolak secara halus "Tidak usah, last time i do it, i've ruined everything"

Akhirnya suasanapun jadi hening..

"Ngomong ngomong kenapa kau dan yang lainnya mau ikut?" tanya Mila berusaha memecah keheningan.

Hammy tersenyum, "Melihat keberanianmu dan kepercayaanmu kepada Lucky, itu cukup menjadi alasanku untuk ikut" jawabnya.

Mila lalu berpikir sejenak, "Bagaimana dengan Naga dan Tsurugi, apa alasan mereka?" tanyanya.

"Oh Tsurugi," Hammy lagi lagi tersenyum "-dia bilang dia ikut agar Stinger ikut. Kalau Naga, aku tak tahu alasannya, kau harus tanya sendiri kepadanya" jelas Hammy.

"Oohh.."

Dalam hati, Mila sejujurnya merasa kecewa karena Naga dan Tsurugi ikut, sementara Spada menolak untuk ikut. Sebelum berangkat Mila bertanya pada Spada mengapa ia tak ikut, namun Spada menjawab "Kalau aku ikut, yang lainnya akan kelaparan"

"Memang, doiku adalah pemuda yang baik" batin Mila sambil tersenyum.

"Ngelamunin apa?" tanya Hammy yang sukses membuyarkan lamunan Mila. "Eh, enggak, gak ada apa apa" ucap Mila gagap.

Mila yang mulai merasa bosan akhirnya memperhatikan isi dari KyutamaJi. Ada banyak foto Hammy dan yang lainnya. Hammy menghias tempat ini layaknya kamarnya sendiri.

"Nah, kita sudah sampai, nih!" kata Hammy lega, Mila langsung melihat ke kaca yang berada di depan Hammy.

Disitu tertampang jelas Black Hole seukuran raksasa yang akan menghisap apapun disekitarnya.

****

[KnLS : 1] Mila's AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang