15. Random Thought

1K 95 12
                                    

Author POV

Permainan telah usai dikarenakan para pemain sudah merasa lapar. Spada akhirnya menyiapkan makanan untuk mereka semua. Mila turut membantu Spada memasak semua makanan yang dibutuhkan.

"Memangnya kenapa kau bilang aku paling cantik?" tanya Mila di sela sela memasak. Spada mejawab meski pandangannya tetap fokus ke penggorengan "Kan memang kamu yang paling cantik. Dipuji kok nanya" kata Spada seolah Mila tidak menghargai pujiannya.

"Hehehe" Mila tertawa nyengir. Dia lalu tersenyum malu. Dalam hati ia merasa bahagia karena Spada mengatakan hal seperti itu.

"Aduh!" tiba tiba Mila merasa sakit perut. Pasti gara gara dia terlalu banyak makanan adonan mentah. Spada yang melihat itu menggeleng pelan.

"Udah aku bilang jangan kebanyakan makan adonan belum jadi. Masih aja ngeyel. Liat tuh akibatnya" lerai Spada. Mila tak menggubris perkataan Spada dan langsung lari ke toilet.

Saat menuju toilet, tak sengaja, ia menyenggol Lucky dari arah yang berlawanan. Meski senggolan itu pelan, tapi sanggup menciptakan kejut listrik. Seperti tersetrum.

Terbesit di pikiran Mila suatu gambaran gambaran memori aneh yang sangat cepat munculnya. Seorang laki laki, seorang raja, dan seorang ratu yang tersenyum padanya. Untuk sejenak, ia merasa pikirannya kosong setelah melihat memori tersebut.

"Hei ada apa?" tanya Lucky yang melihat Mila hanya mematung padahal sebelumnya ia berlari cepat menuju kamar mandi.

Lucky memegang pundak Mila yang membuat memori itu kembali lagi, lebih jelas. Namun membuat Mila merasa lebih sakit.

"Arghgg" Mila melepas tangan Lucky dan memegang kepalanya yang terasa pusing. "Don't touch me!" sering tak terkontrol.

Lucky bingung harus melakukan apa. Mila terhubung huyung ke belakang hampir jatuh, namun Lucky berhasil menangkapnya. Dan tentu saja kembali lagi mempengaruhi kepala Mila.

Mila mendapatkan memori dirinya terjebak di suatu tempat yang terlihat seperti kebakaran. Banyak sekali orang yang meneriaki namanya. Mila terus terusan memegang kepalanya yang menjadi lebih sakit.

"Kau baik baik saja?" tanya Lucky. Mila tak menjawab dan terus memegang kepalanya yang terasa sakit sambil menutup matanya kesakitan.

Ia sudah tak kuat lagi, Mila pingsan di tangan Lucky.

Stinger yang entah dari mana, berlari menuju Mila tanpa sepatah kata apapun. Ia menggendong Mila ala bridal style dan membawanya ke kamar Mila. Dia sama sekali tak bertanya apapun pada Lucky. Namun sebelum ia pergi, ia menatap Lucky dengan tajam.

****

Mila terbangun di kasurnya, ia lalu beranjak duduk dan memegang kepalanyayang masih sedikit pusing. Saat sudah berposisi duduk, Mila kaget melihat banyak orang berkumpul di kamarnya.

"Kau baik baik saja?" tanya Stinger. Mila mengangguk pelan, "Aku pingsan yah? Tapi kenapa kalian berkumpul disini seolah aku akan mati? Sudah sudah! Keluar dari kamarku" Mila bangun berusaha mengusir mereka keluar.

Saat ia berdiri tiba tiba dia merasa pusing lagi dan terduduk kembali ke kasurnya. "Arghhh" erang Mila tak tahan saat merasakan kepalanya yang sakit bagai ditusuk pisau. Lucky langsung pergi dari kamar Mila karena takut Mila mengalami hal yang sama karena dirinya.

"Tolong, keluarlah" Mila meminta mereka keluar, tapi ia menahan tangan Rikaru. Semua orang keluar dari kamar Mila. Saat sudah tak ada orang, Rikaru duduk di sebelah Mila dan memeluknya.

"What's wrong? Kamu bikin semuanya serang jantung tahu gak?!" kata Rikaru memeluk Mila erat erat.

Mila yang sudah tidak merasakan sakit lagi, tertawa kecil "Entahlah, ada sesuatu yang sangat mengganjal. Sesuatu yang seolah olah pernah ada, lalu pergi, lalu kembali lagi"

"Kamu ngomong apa sih?" tanya Rikaru yang sama sekali tak mengerti perkataan Mila. Mila hanya menggeleng pelan. "Tak usah dipikirkan" kata Mila.

Rikaru menghela nafasnya. Ia melepaskan pelukannya dan menatap Mila. "Kita sudah melalui banyak hal. Jangan biarkan hal hal kecil mengganggu hatimu yang sekuat baja. Kalau terjadi sesuatu, kau bisa berbicara padaku, kau tahu itu kan?" kata Rikaru. Mila menatap Rikaru yang seperti saudaranya sendiri. Lalu mengangguk mengerti.

"Spadaaaa" kata Spada seolah olah minta ijin masuk ke kamar Mila. "Masuklah Spada!" kata Rikaru. Mila melihat Rikaru tak mengerti. Padahal ia baru saja mengusir orang lain keluar. Tapi Rikaru malah membawa orang lain masuk.

"Nih, aku buat makanan spesial buat kamu!" kata Spada setelah masuk.

Mila POV

Spada yang baru saja masuk, menaruh makanannya di meja. Aku melihat ke arah makanan itu. It looks so yummy! Bubur dengan potongan daging kecil dam beberapa kerupuk diatasnya.

"Aku meminta Spada untuk membuatkan makanan untukmu" jelas Rikaru yang membuatku mengangguk tanda mengerti.

"Aku keluar dulu ya" Rikaru lalu keluar, meninggalkan aku dan Spada berdua.

"Buruan makan" kata Spada. Aku menyentuh mangkuk yang berisi makanan buatan Spada. Tiba tiba aku merasakan telingaku berdengung hebat. Sontak aku memegang telingaku yang kesakitan. Spada langsung reflek duduk di dekatku.

"Kau yakin kau sehat?" kata Spada. Aku diam saja. Karena sejujurnya kondisiku sulit diartikan. Entah penyakit apa yang aku derita ini. Atau mungkin aku mengalami amnesia di masa lalu sehingga mendapatakan potongan potongan memori tadi? Aku sungguh bingung.

"Yaudah aku suapin ya" kata Spada. Sebelum aku mengatakan apa apa, dia sudah menyendokkan bubur ke depan mulutku. "Buka mulutmu" entah apa yang merasukiku, aku menuruti saja perkataan Spada. Dia menyuapiku seolah aku anak kecil yang tak bisa makan sendiri.

I don't know why, but i love it. Aku menyukai ketika Spada menyuapiku dengan tangannya sendiri. Aku suka caranya mengobati lukaku. Aku suka topinya yang hampir jatuh saat mengambil tisu di kolong tempat tidur. Aku suka semua makanannya. Aku suka kata katanya yang manis dan memperlakukanku bagai tuan putri. Aku menyukai gayamu yang selalu tersenyum dan mengambil pandangan positif di setiap keadaan. Aku menyukai segala hal tentang dirinya.

Did i just.. Fall in love with him?

****

[KnLS : 1] Mila's AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang