27. It's Fine

613 52 19
                                    

Naga POV

Sakit.

Hatiku masih sakit, atas kejadian semalam. Aku tak mengerti kenapa, dan aku tak bisa menjelaskan bagaimana rasanya. Harusnya aku tak memiliki perasaan. Tapi, apakah ini yang namanya, sedih?

Aku duduk memandangi angkasa lepas. Milo duduk di pangkuanku. Dia mengeong sambil mengguling gulingkan badannya.

Awalnya, aku ingin memberi dia nama Shiro (Jepang: Putih). Sangat cocok apalagi mengingat bulunya yang seputih salju.

Tapi, saat aku sedang memikirkan nama itu, Mila sedang tertawa dengan lugunya. Dan dengan cantiknya.

Aku langsung mengganti rencanaku dari Shiro, menjadi Milo. Aku memang tak bisa menciptakan nama yang bagus, tapi hatiku terus berkata untuk memberi dia nama Milo.

"Milo, menurutmu, aku ini kenapa?"

Aku menggendong Milo hingga matanya bertemu dengan mataku. Dia malah melompat ke wajahku dan perlahan turun dari badanku. Milo pergi lalu kembali sambil memegang kotak kecil dengan ekornya.

Itu adalah kotak yang berisikan hadiah kecil. Ya, aku sering memberikan hadiah kepada Mila. Hadiah yang dipegang Milo adalah hadiah yang belum sempat kuberikan pada Mila.

"Naga.."

Balance datang ke tempatku. "Bagaimana, Rikaru sudah ditemukan?" tanyaku sambil berdiri dari tempatku.

"Iya, dan mereka sedang mengurusi komputer 705" jawabnya pelan.

"Ooh, baguslah"

Balance menghampiriku, dan duduk di tempatku sebelumnya duduk. "Aku, sudah mengatakan semuanya pada Mila" ujarnya pelan. Aku mengernyitkan dahi. "Apa maksudmu?" tanyaku.

"Kalau kau menyukainya."

Aku terdiam. Ya, aku tak terkejut. Aku tahu kepribadian Balance yang sangat terbuka kepada semua orang. Dan, aku takkan menyalahkan atas hal itu.

"Maaf.."

"Tidak apa apa"

Terlihat jelas Balance sangat sedih. Astaga, kenapa emosi itu sangat rumit. Aku kan tidak memarahi atau melukai hati Balance. Kenapa dia tetap sedih?

"Kenapa kau sedih?" tanyaku penasaran. Balance tak menjawab. Aku merasa bodoh sekarang. Jika emosi merupakan mata pelajaran maka sudah pasti aku akan mendapat nilai 0.

Dadaku menjadi sesak lagi. Aku sama sekali tak paham akan semua perasaan ini. Apakah ini perasaan? Atau emosi? Atau, aku yang hanya berhalusinasi?

****

Mila POV

Rikaru dan Raptor sedang berusaha menyadap barier pelindung Sistem Minat Juji. Aku memperhatikan dengan seksama -meski sejujurnya tak tahu apa yang kulihat.

"Ngomong ngomong, Tsurugi kemana, aku tak melihatnya sedari tadi" celetuk Lucky tiba tiba. Mendengar hal itu Rikaru langsung terdiam.

"Dia tadi pergi, ada urusan di bumi katanya" kata Rikaru.

Sebisa mungkin aku tak memasang wajah kaget. Dengan penuh keraguan, aku berusaha mengorek informasi lebih dalam dari Rikaru.

"Urusan apa?"

"Mana kutahu" jawab Rikaru ketus.

Aku memutar bola mata kesal. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke dapur untuk menghilangkan kejenuhan. Di dapur ada Spada yang sedang membuat kue. Aku duduk di kursi makan sambil memperhatikannya.

[KnLS : 1] Mila's AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang