"Truth be told i never was yours."
•••
Berbeda dengan Aleena yang sepertinya baik-baik saja tanpa Dixon di Miami, Dixon disini malah mengalami beberapa kendala seperti; merindukan Aleena misalnya.
Oh, cheesy sekali....
Well, Dixon memang merindukan Aleena, jika bisa ia ingin menyusul wanitanya ke Miami, mengusir Agioz tetapi Aleena akan mengamuk besar jika itu sampai terjadi dan kesempatan untuk mendapatkan maaf dari istrinya akan hilang begitu saja lagipula dia tidak ingin membuat Aleenanya kecewa lagi. Jadi, disinilah Dixon meratapi kesedihannya ditinggal Aleena.
Ponsel yang berdering di atas nakas membuat Dixon buru-buru mengambil, berharap dengan pasti bahwa itu istrinya tetapi....
Xillian is calling...
"Selamat malam, Mr. Rodriguez." Dixon memejamkan mata sebal.
"Humh, rupanya kau benar-benar merindukanku, Xillian. Sehingga tidak bisa menunggu besok untuk tidak mengacau," dingin itu langsung menyembur ke jiwa Xillian, ia paham telah mengganggu waktu bosnya tetapi hal penting ini harus segera diberitahu, lagipula ia yakin Dixon akan melupakan kemarahannya sebentar lagi. Saat mendengar kabar ini.
"Mr. Gueveni menyetujui menjadi donatur dalam acara amal kita di Miami, Tuan. Tetapi, ada beberapa hal yang ia ingin sampaikan padamu, aku akan mengurus keberangkatanmu be-"
"Bukankah kita harus memanfaatkan waktu semaksimal mungkin, Xillian?" tanya Dixon dengan senyum miring tercetak jelas, ia puas. Sangat puas dengan berita dari Xillian, "siapkan semuanya, kita akan berangkat dalam satu jam ke depan, pastikan semua sudah siap."
Dalam hati Dixon bersorak senang, dia menemukan alasan untuk bersama Aleenanya!
Ketukan pintu mengalihkan Dixon dari rasa bahagianya, ia menghela napas tahu benar siapa yang mengetok pintu kamarnya.
"Kim...," panggil Dixon sesaat setelah membuka kamarnya dengan tidak tahu dirinya Kimberly Johnson malah masuk dan duduk di ranjangnya dan Aleena. Astaga, Dixon bersumpah akan menyuruh maid mengganti bedcover itu nanti, "keluarlah aku sedang sibuk," ucapnya dengan nada tenang.
"Kau akan kemana?" tanya Kim, meneliti kamar seorang Dixon Rodriguez, matanya terpaku saat melihat lukisan yang terletak di dinding, lukisan yang diyakini dibuat oleh Dixon Rodriguez, decakan kagum itu keluar sebelum ia menanyakan apa yang ada dipikirannya, "kau melukis lagi?" mengabaikan pertanyaan sebelumnya, ia lebih memilih menanyakan ini. Pasalnya, Dixon sudah lama tidak menyentuh hal-hal yang berbau melukis, lalu kini lelaki itu melukis lagi? Ada apa?
Kim tanpa sadar mendengus saat otaknya menangkap siapa sosok dalam lukisan itu. Aleena.
Sialannya dengusan dari Kim dapat ditangkap dengan jelas oleh pendengaran Dixon, pria itu hanya tersenyum tipis lalu mengamati lukisannya lagi. Dia akan menunjukkan lukisan ini pada istrinya, setiap detail lukisan itu Dixon buat dengan penuh kehati-hatian, tidak ingin ada yang meleset dari garis wajah Aleena. Semua harus sempurna layaknya istrinya.
"Aku akan bersiap-siap sekarang." - "kapan kau akan kembali ke Rusia?" tanya Dixon, menatap Kim yang hanya menundukan kepala, mencemooh pertanyaan dari Dixon.
"Sampai aku mendapatkanmu."
Tawa elegan itu keluar dari mulut Dixonnya, Kim tidak menyangka ia akan menjadi salah satu orang yang akan mendapat tawa elegan itu, tawa khas Rodriguez untuk menghina atau merendahkan seseorang.
"Berhentilah dari semua ini, Kim. Kau tahu aku lelah, kita semua lelah, berhentilah. Lagipula, kau telah mengerti apa yang terjadi diantara kita, ini semua karena Ibumu, aku berjanji untuk menjagamu karena dirinya." tenang itu buru-buru menyenggol jiwa Kimberly Johnson, paras cantik yang sekarang sedang beranjak dan memeluk Dixon dengan erat seakan tidak menginginkan sang empu berbicara hal tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreamy Eyes (C O M P L E T E D) ✔️
Romance••• "Kau gila? Apa aku yang sebentar lagi akan gila? Kau memiliki hubungan dengan Rodriguez! Sial, dalam mimpi saja aku tidak berani memimpikan dirinya!" Valecia mengumpat dengan kasarnya. Sahabatnya bersama Rodriguez! "Kau mengenalnya?" Tanya Alee...