"Some words are hard to speak. 'Don't ever leave', she said to me."
••••
Pagi ini Aleena melewati hari tanpa Dixon, pria itu pagi-pagi sekali sudah tidak berada di tempatnya cukup aneh memang, tetapi Aleena berpikiran bahwa Dixon memang sedang sibuk jadi dia tidak terlalu memikirkan hal tersebut dia hanya mengirimkan pesan singkat kepada pria itu dengan mengatakan jangan melupakan sarapan dan makan siangnya.
Tidak ada kecupan dan acara sarapan bersama Rodriguez memang membuat suasana hati Aleena buruk, gadis itu terpaksa harus diantar oleh Franky, berdua dengan sosok dingin Franky yang tidak bisa berbicara itu membuat suasana hati Aleena yang kian buruk makin buruk.
"Ah, apa Dixon tidak menitipkan apapun?" Tanya Aleena, sekadar berbasa-basi yang dijawab gelengan oleh Franky seketika suasana hening langsung menghampiri keduanya sebelum kepala Aleena terhantuk ke depan karena Franky yang tiba-tiba mengerem mendadak. "Astaga, Franky! Apa yang kau—" ucapan bernada kaget itu harus terhenti karena disana Franky duduk termenung memperhatikan wanita berumur sekitar 40 tahun yang berada tepat didepan mobil ini menatap kearah kami dengan wajah kaget.
"Melinda ...," gumam Franky yang cukup mampu didengar Aleena, gadis itu memperhatikan antara Franky dan wanita yang disebut Miranda. Aleena tidak tahu apa yang terjadi tetapi Franky terlihat lemah, pria paruh baya itu tidak sedingin sebelumnya melainkan seperti apa yang sudah dibangunnya setelah sekian lama hancur begitu saja karena wanita itu, Melinda.
Aleena berspekulasi bahwa Melinda adalah mantan kekasih atau bahkan mantan isteri dari Franky karena yang Aleena tahu Franky sudah memiliki isteri, Aleena pernah bertemu beberapa kali dengan isteri Franky, Jesslyn.
"Kau baik-baik saja, Franky?" Aleena terlihat berusaha keras menyadarkan Franky yang terlihat ling-lung, pria itu memutar kepalanya mengatakan maaf lalu hendak kembali melanjutkan perjalanan sebelum Aleena mengatakan kalimat tanya yang menohok, "mantan kekasihmu?" Pertahanan Franky runtuh, dia tiba-tiba saja keluar dan menghampiri Melinda, memeluk tubuh wanita itu erat. Pemandangan yang mengharukan memang tetapi ketika mengingat di rumah pria itu masih ada wanita yang sah secara agama dan hukum menjadi pendampingnya, menunggunya, bersamanya menjalin bahtera rumah tangga yang tidak mudah membuat dengusan itu tanpa sadar keluar dari bibir Aleena. Dimatanya, Melinda adalah wanita jahat yang secara tidak langsung membuat Franky 'berpaling' ya, terlepas dari kejadian ini memang tanpa disengaja.
Lama Aleena masih memperhatikan mereka yang tampaknya saling melepas rindu satu sama lain, ini aneh Franky selalu memberi tatapan cinta yang begitu besar pada Jesslyn, pria itu menghormati isterinya begitu besar, pria itu jauh dari kata akan berbuat serong kepada isterinya.
Tepat saat Franky berusaha mendekatkan wajahnya pada Melinda saat itu juga Aleena tidak bisa mengontrol emosinya, dia keluar dari mobil. Dia membawa nama Jesslyn disini, Jesslyn wanita yang baik dan Aleena menghormati Jesslyn layaknya Ibu. Dan ketika mendapati Franky berniat mencium wanita lain apa yang akan dilakukannya? Tentu saja berlari dan melerai. Sekelebat kejadian tentang perselingkuhan semakin menjadi-jadi diotaknya, setiap langkah yang ia ambil ia teringat akan kisahnya, kisah Ibunya. Bisakah Aleena katakan bahwa dia tidak ingin kisah Ibunya dan dirinya terjadi pada Jesslyn?
"Apa kau kehilangan akalmu, Franky?" ucap Aleena dengan nada rendah tanpa memerhatikan Melinda yang menatap mereka bingung, terlebih tatapan kerinduan dari Melinda membuat Aleena muak! Tiba-tiba saja Melinda terlihat seperti jalang Ayahnya, seperti....
Franky membeku diujung sana, tatapannya nyalang kedepan, "Jesslyn menunggumu di rumah. Dia! Isterimu! Wanita yang sering membanggakanmu didepan semua orang mungkin sedang mendoakanmu di rumah. Apa ini balasanmu? Hampir ingin mencium wanita lain?" jari Aleena teracung, menunjuk-nunjuk dada Franky yang bidang, pria itu tetap tidak bergeming tatapannya melemah dengan syarat akan kerinduan yang tertinggal. Mata itu menatap Melinda sebentar sebelum meninggalkannya dan kembali ke mobil. Disana Aleena bisa melihat bagaimana rapuhnya seorang Franky yang dingin hari ini, pria itu menelungkupkan wajahnya ke stir mobil dengan gelengan yang cukup kuat.
Aleena berbalik, menatap wanita itu yang memang cantik, keriput disekitar matanya menunjukan wanita itu ramah karena sering tersenyum. "Sebagai informasi, Franky sudah beristeri." Kalimat itu Aleena ucapkan dengan tajam tanpa menghiraukan sosok rapuh yang saat ini sedang memandangnya dengan senyuman khas keibuan.
"Aku tahu," senyuman itu perlahan kian menjadi senyuman pahit. "Kami hanya merindukan kisah lama kami, Nak." Aleena menggeleng, biar saja dia dikatakan anak durhaka saat ini karena berani-beraninya memarahi orang tua tapi kejadian tadi benar-benar membuatnya geram serta membuka luka lama yang telah ia pendam.
"Apapun alasannya, aku tidak peduli! Yang harus kau ingat bahwa pria yang kau peluk tadi sudah memiliki isteri dan tindakanmu yang diam saja saat Franky hampir menciummu tadi benar-benar membuatku—" Aleena menghentikan ucapannya, lalu dia memilih meninggalkan wanita itu dan berlari ke mobil.
Suasana hening kembali menyelimuti setelah Franky meminta maaf yang tidak dihiraukan Aleena dan justru gadis itu meminta Franky memutar mobilnya, ia tidak akan bekerja hari ini.
Sesampai di apartement gadis itu mengurung diri beberapa lama sebelum beranjak untuk berendam di air hangat, pikirannya kacau. Kilasan kejadian menyakitkan itu terbesit secara acak diotaknya, dia ingin menangis tetapi merasa enggan.
Bagaimana bisa? Apa yang merasuki Franky sehingga ingin mencium wanita lain yang berstatus mantan kekasihnya?
Kejadian tadi membuat Aleena sadar bahwa tidak peduli seberapa cintanya pria terhadap wanita, perasaan itu akan luntur seiring munculnya wanita lain. Ayahnya, pria yang selama bertahun-tahun Aleena jadikan panutan, menjadi role model di hidup Aleena, yang selama ini Aleena impi-impikan akan menemukan sesosok lelaki yang mirip seperti Ayahnya harus menelan kata-kata itu kembali karena pada kenyataannya, Ayahnya tidak sesempurna ekspetasinya.
Lagi, Aleena harus mempercayai bahwa cinta itu tidak ada, cinta itu hanya omong kosong sebelum dia melihat tatapan, perlakuan cinta yang diberikan Franky pada Jesslyn dan kejadian hari ini membuat Aleena kembali meragukan apakah cinta itu benar-benar ada? Keraguan menelisik hatinya, keraguan yang besar mengalahkan rasa cintanya sendiri, Aleena seperti bercermin dan sekelilingnya mengatakan kalimat-kalimat jahat padanya.
Kau tidak berhak mendapatkan cinta karena cinta memang tidak ada di dunia ini Aleena!
Mereka hanya terobsesi bukan saling mencintai!
Lama-lama suara itu semakin mengerikan mengembalikan kejadian-kejadian buruk yang terjadi pada Aleena beberapa tahun yang lalu, suara itu seperti memberontak, berteriak dengan keras, memaki, umpatan-umpatan itu.... Aleena Chayton tidak bisa mengendalikannya. Matanya tidak mau terbuka barang sedikitpun padahal yang ia butuhkan adalah membuka mata, mengembalikan kesadarannya. Aleena berusaha keras menjauhi bayang-bayang yang kian mendekati..., dia takut. Dia sendiri.
Aleena tidak pernah berniat untuk menyakiti dirinya sendiri sampai saat matanya perlahan terbuka yang ia cari adalah cutter. Benda itu yang terlintas dipikirannya, dia tidak bisa menangis melainkan bergetar hebat, dia butuh sesuatu untuk menyadarkannya dan Aleena memilih cutter yang ternyata terletak di laci nakas Dixon.
Gadis itu terduduk disamping ranjang, dengan tangan bergetar dia mengiris lengannya untuk mengembalikan kesadarannya, tidak banyak darah yang keluar karena Aleena memang tidak mengirisnya terlalu dalam. Gadis itu diam sesaat setelah merasakan sakit, dia memejamkan mata.
••••
"Kau baru datang?" Aleena tersenyum mendapati Dixon di jam dua belas malam dengan pakaian berantakan, mata pria itu terlihat lelah, Aleena membantu melepaskan jas dan kemejanya, "mandilah terlebih dahulu, kau sudah makan?" Dixon menggeleng sebagai jawaban membuat Aleena mengangguk.
Aleena yakin seratus persen Dixon tidak minum alkohol hanya saja tingkahnya sangat aneh selain dia tidak mengabari juga tidak membalas pesan yang Aleena kirim tadi pagi, tatapan mata Dixon juga terlihat kosong dan itu membuatnya teringat dengan tatapan nyalang Franky.
Apakah....
Tidak!
Dia tidak bisa berpikiran buruk pada Dixon, hubungan mereka baru saja dimulai kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreamy Eyes (C O M P L E T E D) ✔️
Romantizm••• "Kau gila? Apa aku yang sebentar lagi akan gila? Kau memiliki hubungan dengan Rodriguez! Sial, dalam mimpi saja aku tidak berani memimpikan dirinya!" Valecia mengumpat dengan kasarnya. Sahabatnya bersama Rodriguez! "Kau mengenalnya?" Tanya Alee...