part 46

7.7K 393 41
                                    

" I'm so over being blue, crying over you and i'm so sick of love songs, so tired of tears."

•••

Decakan malas terdengar sangat jelas dalam pendengaran Kim, matanya menelusuri asal suara itu dan mendapatkan siapa sosok pemilik decakan tadi, mata bulat Kim menyipit sinis, niatnya untuk menyiram tanaman sirna sudah setelah kedatangan tamu tak diundang.

"Nyonya Rodriguez sudah datang rupanya." sindir Kim terbungkus rapi dengan tawa indahnya, Aleena hanya mengangkat bahu acuh sebelum berlalu melewati Kim menuju dapur.

"Darl! Cepat berikan aku nomor ponsel barumu." serbu Agioz setelah tadi ia harus tergopoh-gopoh mengejar Aleena, "aku akan ke Boston, darl sekarang, cepat berikan jadi aku bisa menghubungimu." Aleena menghela napas mengingat kejadian sebelumnya, ceritanya sangat panjang jika harus diberitahu mengapa ia berada disini sekarang.

Baiklah, singkatnya.

Pada malam itu memang Aleena dan Dixon bercinta, benar-benar menikmati percintaan mereka dan berlanjut dengan memesan satu kamar hotel di tempat Val berada, lalu keesokan paginya Aleena hilang begitu saja, Dixon tahu Aleena pergi ke kamar Val, itu sudah pasti. Lagipula Dixon juga tidak melarang, suasana hati pria itu terlampau cerah hari itu. Jadi, ia hanya membiarkan istrinya berjalan bersama Val kemanapun. Tanpa menyuruh bawahannya untuk menjaga istrinya— seperti biasa tapi membiarkan istrinya bebas tanpa pengawal benar-benar keputusan yang buruk dari seorang Dixon Rodriguez.

Tanpa sepengetahuannya, Val membawa Aleena ke salah satu kelab. Astaga, Dixon nyaris membunuh pria yang berani-beraninya menyentuh Aleena— menggoda istrinya lebih tepatnya, saat netra coklatnya menangkap siluet Aleena bersama dengan pria berkebangsaan Italia— Dixon bisa menebak pria itu berasal dari Italia karena aksen Italianya yang cukup kental, Dixon bersumpah, akan memberi pelajaran pada pria itu. Entah penghapusan keberadaan atau sedikit pelajaran untuk tidak mengganggu milik Rodriguez, itu semua tergantung bagaimana mood Dixon nanti. Yang jelas, pukulan sampai membuat pria itu pingsan saja tidak cukup. Dixon benci harus bersentuhan dengan orang asing tapi pria itu telah membakarnya— menyulut api yang siap menyembur.

Lalu, darimana Dixon tahu bahwa Aleena berada di kelab? Beruntung, salah satu bawahannya yang memang ia liburkan pergi ke salah satu kelab dan melihat nyonyanya yang berada di satu kelab yang sama dengannya, ia tentu saja langsung sigap menjaga Aleena dari jauh seraya menghubungi Franky untuk memberitahu Dixon perihal Aleena.

"Darl!" pekikan melengking dari Agioz membuat Aleena terkejut dan buru-buru memberikan ponselnya, ralat ponsel barunya, —Dixon mengamuk selama perjalanan pulang, membuang ponsel Aleena dan menggantinya dengan yang baru, bukan tanpa alasan, rupanya Val dengan sengaja memberi nomor ponsel Aleena pada pria itu sehingga pada saat perjalanan pulang, ponsel Aleena berdering, membuat suasana hening yang mencekam berubah kembali horror saat tiba-tiba Dixon merebut ponselnya, mengangkat sebentar lalu bam!

Selamat tinggal ponsel.

"Suamimu benar-benar sialan sombong, darl." cemooh Agioz seraya memasukan nomornya dan memberikan ponsel tersebut pada pemiliknya. "Aku akan ke Boston sekarang, hubungi aku jika terjadi sesuatu dan suruh suamimu cepat pulang, aku takut kalian berdua akan menghabisi satu sama lain."

Aleena mendengus mendapati Agioz yang sedang menggodanya, ia naik ke kamarnya— malas berada satu ruangan dengan Kim.

"Hun, kau melewatkan makan siangmu." suara pelan Dixon mengejutkannya dari mimpi indahnya, Aleena mengedip lalu menoleh ke atas nakas, mendapati dia sudah tidur selama lima jam, hari sudah malam. "Jangan ulangi, kau bisa sakit. Sekarang, ayo kita makan."

Dreamy Eyes (C O M P L E T E D) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang