Chapter 3

46 14 6
                                    

Vina termenung menatapi langit langit kamarnya. Ia berusaha memejamkan mata, namun malam itu ia sangat sulit tertidur. Samar samar ia mendengar suara orang membuka pintunya, refleks membuatnya memejamkan mata. "Mau ngapain sih Kevin kesini." ujar Vina dalam hati.

"Vina anterin gue," ucap Kevin namun tak dihiraukan oleh Vina. Ia kemudian menundukan kepalanya mendekati wajah Vina. "Bangun, atau gue karungin lu, gue tau lu belom tidur." ujar Kevin lagi.

Vina kemudian bangkit dari tidurnya, ia menoleh kesal kearah Kevin. Ia menghembuskan nafas kasar. "Lu mau kemana hah,? tanya Vina. "Ini udah jam 10 malam tau gak main mulu kerjaannya." keluh Vina.

"Buruan ga usah banyak nanya cerewet amat sih jadi orang, gue tunggu lu dibawah." ujar Kevin kemudian ia berlalu meninggalkan Vina.

Vina kemudian bergegas untuk bersiap siap. Ia memakai celana jins dengan dipadu atasan berwarna pink. Ia sangat menyukai warna warna cerah seperti warna pink, baginya warna cerah adalah warna yang melambangkan kecerian. Setelah itu ia menyisir rambutnya dan kemudian bergegas menghampiri Kevin.

Saat Vina menuruni tangga, ia melihat Kevin yang sedang memainkan ponselnya. Vina tak berhenti menatapnya, Kevin malam itu sangat tampan menurutnya. Kevin memakai celana jins, dengan dalaman berwarna putih dan dibalut kemeja hitam putih tidak dikancing membuatnya terlihat semakin sempurna. "Perfect boy." gumam Vina. Kemudian ia segera menghampiri Kevin.

"Lama banget sih," keluh Kevin sambil menyimpan kembali Ponsel kedalam sakunya. "Nih bawa jaket gue." ujar Kevin sambil melemparkan jaket berwarna hitam kearah Vina.

"Iya bawel." cibir Vina sambil menahan tawanya. Kevin menoleh tajam kearah Vina hingga membuat Vina ketakutan, kemudian ia berjalan lagi keluar rumah dan disusul oleh Vina dari belakang.

"Vin sebenarnya kita mau kemana sih.? Tanya Vina saat mereka sudah berada dijalan.

"Udah diem aja lu." ucap Kevin sambil fokus menyetir motornya. Ia kemudian berhenti disebuah warung makan. "Gue laper, pengen makan nasi goreng." Ucap Kevin lagi. Setelah memarkirkan motor kemudian Kevin bergegas masuk dan disusul oleh Vina.

"Mau pesan apa.? Tanya pelayan saat mereka sudah duduk dikursi.

"Vina lu mau nasi goreng gak.? Tanya Kevin sambil menoleh kearah Vina.

"Gak ah gue gak laper." Balas Vina singkat.

"Nasi gorengnya satu sama teh esnya 2." ujar Kevin lagi. pelayan itu menga gguk tanda mengerti dan kemudian berlalu meninggalkan mereka.

Setelah menunggu 15 menit, akhirnya pelayan itu kembali dengan membawakan sepiring nasi goreng dan 2 gelas es teh. Kevin kemudian menyantap nasi gorengnya.

"Vina lu udah makan emang.? Tanya Kevin sambil menoleh kearah Vina.

"Gak, gue kenyang dari tadi soalnya." jawab Vina sambil memainkan ponselnya. Kemudian Vina menoleh kearah Kevin. "Vin buruan napa gue ngantuk banget tau." ujar Vina.

"Iya iya sabar." balas Kevin singkat.

"Lu kenapa sih ngajakin gue segala." tanya Vina.

"Gpp kan lu babu gue. Babu itu harus ngikutin tuannya kemana mana " ucap Kevin sambil tersenyum kearah Vina. "Mau gue suapin gak." tawar Kevin. Vina yang mendengarnya refleks terbatuk, membuat Kevkn terkekeh geli melihatnya.

"Gak ah, ogah gue mah disuapin ama lu" balas Vina. Bukannya tak mau hanya saja Vina adalah orang yang sulit menyembunyikan kegugupannya dihadapan orang. Ia sangat mudah grogi saat diperlakukan seperti itu.

"Satu suap aja." ujar Kevin lagi. Kemudian kevin segera menyuapkan sesendok nasi goreng untuk Vina. "Enak kan.? Tanya Kevin dan dibalas anggukan oleh Vina.

Vina merasa sangat gugup akan sikap Kevin kepadanya. Ia kemudian memainkan ponselnya kembali agar Kevin tak menyadari kegugupannya. "Kevin kenapa sih, jangan sampai dia tau kalau gue lagi grogi." ujarnya dalam hati. Setelah selesai kemudian mereka segara bergegas untuk pulang.

"Kevin keknya hujan deh." ucap Vina saat merasakan rintik rintik hujan yang mengenai wajahnya.

"Iya nih, kita neduh aja dulu." balas  Kevin. Kemudian Kevin segera menuju halte yang berada diseberang jalan. Hujan makin deras membuat Vina melipat kedua tangannya, ia menggigil kedinginan. Kevin yang melihatnya pun segera memakaikan jaketnya untuk Vina.

"Makanya kemana mana tuh bawa jaket." ujar Kevin sambil memasangkan jaketnya.

"Gue ga tau kalau mau hujan,balas Vina singkat. ia merasa sangat pusing dan menyandarkan kepalanya kebahu Kevin.

Kevin terkejut dan lansung menoleh karah Vina, ia melihat bibir Vina yang sangat pucat. "Vina lu gak papa kan." Tanya Kevin Khawatir sambil meletakan tangannya dikening Vina. "Kening lu panas Vin." ujarnya lagi namun tak dihiraukan oleh Vina. Kevin melihat kearah Vina kemudian ia merangkulkan tangannya agar Vina tak begitu kedinginan. Setelah menunggu hampir 30 menit akhirnya hujan pun berhenti.

Mereka kemudian kembali menaiki motor dan bergegas pulang. Vina memeluk erat Kevin sambil menyandarkan kepalanya kepunggung Kevin. Ia tak peduli nantinya Kevin akan memarahinya. Ia semakin mengeratkan pelukkannya. "Kok gue jadi deg degan sih, semoga aja Vina ga nyadar." Ucap Kevin dalam hati, Kevin segera mempercepat motornya agar mereka segera sampai dirumah.

Setelah sampai dirumahnya, Kevin kemudian menggendong Vina untuk menuju kekamar. Setalah membuka pintu kamar Vina, Kevin segera membaringkan Vina dikasur dan menyelimutinya. Ia menatap Vina sambil memegang tangan sebelah kiri Vina. Vina terpejam dan meringis beberapa kali. Kevin kemudian meraba kening Vina lagi dan keluar untuk mengambilkan kompresan. Setelah itu ia kembali lagi kekamar untuk mengompresi Vina.

"Kevin gue ga apa apa kok, tidur sana udah malam, besok kan sekolah." ujar Vina.

"Apaan sih besok libur juga, lagian inikan salah gue, coba aja gue ga ngajak lu pasti lu ga bakal kek gini." jawab Kevin sambil meletakan kain kompresan diatas kening Vina.

"Oh iya gue lupa." ucap Vina sambil terkekeh geli. Kevin hanya tersenyum mendengarnya. Jujur dalam hatinya ia sangat menyukai jika Vina tersenyum apalagi sambil menampakan ginsulnya, menurutnya Vina adalah sosok gadis yang manis.

"Oh iya tante sherin kemana Vin.? Tanya Vina.

"Mama tadi sore izin ama gue katanya dia ada urusan kerjaan dan ga balik kerumah satu minggu." jawab Kevin, Vina hanya mengangguk mendengarnya.

"Gue gpp kok Vin, ganti baju sana pasti baju lu basah kan." ujar Vina sambil melihat baju Kevin yang terlihat agak basah. "Nanti lu masuk angin lagi." ujar Vina lagi.

"Yaudah gue kekamar dulu ya Vin, ucap Kevin kemudian ia berjalan untuk kekamarnya. "Vina gws ya." ucap Kevin saat berada didepan pintu.

Vina kemudian tersenyum kearah Kevin, ia segera memejamkan matanya lagi saat Kevin menutup pintu kamarnya. "Kevin bisa baik juga ya ternyata." gumam Vina, ia sangat kagum dengan sikap Kevin tadi yang sangat perhatian kepadanya.

"Kok gue ga bisa tidur sih." Ucap Kevin sambil menatap kesal kearah jendela, "Vina kenapa sih kok nyuruh gue tidur." ucapnya kesal. Ia berusaha memejamkan matanya tetapi bayangan Vina tak lepas dari pikirannya. Ia kemudian membuka hpnya banyak sekali pesan wa yang masuk. "Nih cewek cewek dapat nomor gue dari sapa lagi." keluh Kevin saat melihat nomor nomor asing yang mengirimkan chat kepadanya. Ia kemudian mematikan ponselnya dan berusaha memejamkan kembali matanya, tak lama kemudian Kevin pun larut dalam tidurnya.
   

Haii teman teman jangan bosen ya sama cerita Kevina😙.
Vote and komennya juga jangan lupaa🙂🙂
Follow?
Ntar difollback☺

KevinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang