Chapter 6

55 8 17
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi. Anak anak berhamburan keluar kelas untuk kembali kerumahnya masing masing. Vina kemudian bergegas untuk keluar kelas. Dibalik pintu sudah ada Kevin yang menunggunya sejak tadi.

"Lama amat gue nunggu lu diparkiran." ujar Kevin sambil menatap kesal kearah Vina.

"Ya maaf kan gue ga tau Vin." ucap Vina.

"Buruan, lama amat sih jalannya." ujar Kevin. Kemudian ia menarik tangan Vina agar mempercepat langkahnya menuju parkiran.

*****

Saat diperjalanan tak ada yang membuka suara, Kevin sibuk mengendarai motor sedangkan Vina sibuk menatap orang orang yang berlalu lalang dijalan. Vina memukul bahu Kevin membuat Kevin tersentak kaget dan menghentikan motornya.

"Lu ih goblok lu mah, ntar kalau kita jatoh gimana goblok." keluh Kevin sambil menatap kesal kearah Vina.

"Maaf Vin, tapi gue pen makan ice cream Vin." ujar Vina sambil memamerkan sederet giginya yang putih.

"Nyengir lu, gue ga mau singgah enak aja." ujar Kevin. Kemudian ia kembali menghidupkan motornya dan kembali melanjutkan perjalanan menuju rumahnya.

"Vin ayo buruan malah jalan lagi iss." keluh Vina.

"Ogah, kek anak kecil aja." balas Kevin. Vina tak membalas ucapan Kevin, ia sangat ingin makan ice cream hari ini.

"Buruan turun." ujar Kevin saat mereka sudah sampai kerumahnya. Vina tak menghiarukan ucapan Kevin, ia lansung memasuki kamar dengan wajah cemberut.

"Pasti ngambek tu bocah." gumam Kevin sambil terkekeh geli. Kevin kemudian bergegas menghampiri Vina yang berada didalam kamar. "Vina lu ngambek hah." ujar Kevin saat berada didepan pintu. Vina tak menghiarukan ucapan Kevin, kemudian Kevin duduk disebalah Vina.

"Vina jan ngambek dong, ntar jelek loh." ujar Kevin sambil membuka selimut yang dipakai oleh Vina.

"Emang udah jelek juga." ketus Vina membuat Kevin tertawa mendengarnya.

"Jangan gitu ih, gue hari ini ada latihan basket sayang, jadinya ga bisa singgah." ujar Kevin sambil mengacak rambut Vina. "Udah jangan nangis." ujarnya lagi.

"Kevin kok manggil gue sayang sih haduh, njirr gue baper ntar pipi gue merah lagi. Kudu gimana ini." ujar Vina dalam hati.

"Kok pipi lu merah dih Vin, lu lagi sakit ya? tanya Kevin membuat Vina semakin gugup mendengarnya.

"Ini, eumm... Gue ga bisa kena panas." ujar Vina.

"Makanya lain kali pake helm dong." balas Kevin sambil menatap lembut kearah Vina membuat Vina ingin berteriak. "Mau ikut gak? Tanya Kevin.

"Kemana?" balas Vina.

"Latihan basket, ayo ikut ga ada penolakan." Ujar Kevin

"Gimana sih lu, tadi nawar trus bilang ga ada penolakan dasar aneh." ujar Vina sambil menatap kesal kearah Kevin.

"Iya ntar lu dirumah ama siapa? Mau lu ditemenin ama hantu Kevin hah." ujar Kevin sambil terkekeh geli. "Lagian kalau lu dirumah sendiri pasti nangis." ujar Kevin lagi.

"Engga lah enak aja." ketus Vina.

"Aelah ga dibeliin ice cream aja nangis hmm." ujar Kevin sambil berusaha menahan tawanya.

"Iss lu mah, gue kepengen banget tau, buruan keluar." ujar Vina.

"Dihh kenapa ngusir." tanya Kevin.

"Katanya mau latihan basket, gue mau ganti baju dulu yakali gue pake baju sekolah, kek yang ga punya baju aja." kesal Vina sambil mendorong Kevin agar segera keluar kamarnya.

"Gue pen liat." ujar Kevin sambil menatap kearah Vina.

"Enak aja lu, sana pergi." ujar Vina lagi. Kevin hanya terkekeh mendengarnya. Kemudian Kevin segera bergegas kekamarnya untuk mengganti baju.

"Vina buruan lama amat sih lu." teriak Kevin membuat Vina segera membuka pintu kamarnya.

"Hehe udh kok Vin." ucap Vina asal. Kemudian Kevin menarik tangan Vina agar segera bergegas untuk menuju motornya.

"Nanti kalau ada cowok minta ho hp jan dikasih." ujar Kevin sambil memasangkan helm untuk Vina.

"Serah gue dong, yang punya no hp kan gue bukan lu." cibir Vina.

"Dasar elu." ucap Kevin sambil menutup kaca helm Vina. Kemudian mereka segera menaiki motor untuk segera menuju sekolah lagi.

Sesampainya disekolah Kevin segera memarkirkan motornya. Kemudian mereka bergegas untuk menuju lapangan basket.

"Duduk disini aja lu, awas aja kemana mana." ujar Kevin sambil menunjuk sebuah kursi yang berada dibawah pohon rindang dekat lapangan basket.

"Kalau gue kemana mana emamg kenapa, lagian gue juga punya kaki kali." ketus Vina.

"Kalau gue selesai trus lu ga ada disini gue cium lu." ujar Kevin sambil tersenyum kearah Vina membuat Vina kembali gugup mendengarnya. "Udah gue mau latihan basket." ujar Kevin lagi. Kemudian ia berlari kecil untuk segera menuju lapangan basket.

"Vin lu kenapa sih, terkadang lu bikin gue merasa nyaman didekat lu, dan terkadang lu bikin gue benci ama lu." gumam Vina sambil menatap lurus kedepan.

"Woy." ujar David membuat Vina tersentak kaget.

"Eh David lu kok ada disekolah, eumm lu latihan basket juga ya? tanya Vina sambil tersenyum kearah David.

"Gue gak latihan basket cuma gue les musik tadi." ujar David.

"Ohhh." ujar Vina sambil mengangguk tanda mengerti.

"Oh iya Vin tadi gue ga sempet minta no hp lu." ujar David sambil menyerahkan ponselnya. Vina kemudian segera menuliskannya dan kembali menyerahkan ponsel David.

"Thanks ya." ujar David tersenyum kearah Vina dan kemudian bergegas untuk kembali kekelas. Vina kemudian kembali memperhatikan Kevin yang asik bermain basket. Jujur saja ia sangat bosan saat ini. Setelah menunggu satu jam akhirnya Kevin dan teman temannya pun mengakhiri latihan hari ini. Kevin segera menghampiri Vina yang sedari tadi menunggunya.

"Cape hmm." ujar Kevin sambil menyerahkan sebotol aqua untuk Vina dan hanya dibalas anggukan oleh Vina. Kemudian Vina segera meminumnya karena sedari tadi ia sangat haus.

"Thanks." ujar Vina sambil tersenyum kearah Kevin.

"Btw tadi David ngapain? tanya Kevin.

"Ohh David tadi minta no hp gue Vin." jawab Vina.

"Kan gue udah bilang jangan kasih no hp ama orang lain gimana sih lu." keluh Kevin.

"Serah gue dong, kok larang larang sih emangnya lu pacar gue apa." ketus Vina sambil menatap kesal kearah Kevin.

"Oke, will you be mine? tanya Kevin sambil terkekeh geli, ia sendiri tak sadar yang diucapkannya barusan.

"Apaan sih lu." kesal Vina.

"Hehe canda gue, ayo balik." ujar Kevin dan hanya dibalas anggukan oleh Vina. Kemudian mereka segera bergegas menuju parkiran untuk segera pulang.

"Vin lu mau ga singgah ketoko ice cream." tanya Kevin saat mereka sudah berada dijalan.

"Engga ah, gue cape masa." jawab Vina.

"Cape kenapa lu, cuma diam doang masa cape." cibir Kevin, Vina memukul bahu Kevin.

"lu kira enak apa nunggu tuh." keluh Vina.

"Sakit tau njirr dah ni cewek galak amat." ujar Kevin. Vina tak menghiraukan ucapan Kevin. Sesampainya dirumah Vina segera masuk kekamar untuk beristirahat begitu juga Kevin.





Haii teman teman jangan bosan ya ama ceritaku😊
Trus Vote and commentnya man teman😘

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KevinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang