3

752 100 0
                                    

Sudut Pandang: Osamu Dazai

"Wahh.. hujan, Kunikida!"

"Jangan bilang kau ingin bermain hujan-hujanan seperti anak kecil, Dazai"

Kunikida nampak beberapa kali membenarkan posisi kacamatanya yang melorot dari hidungnya yang pesek.

Dia tidak menghiraukan kehebohanku terhadap hujan yang turun setidaknya seminggu 3x di kota Yokohama ini.

Tentu karena dia tak tahu cerita ketika hujan menyelamatkanku dari tragedi itu.

Ah, memang lebih baik tak ada yang tahu soal itu.

"Kunikida..."

"APA LAGI??"

"Hujan!"

"ARGH!!"

Mengganggu Kunikida seperti ini memang sudah menjadi bagian keseharianku.

Sama seperti ketika kawanku dulu masih hidup.. ah, lebih baik tidak aku pikirkan lagi soal itu.

Hidup ini penuh tragedi.

"Aku pulang!"

Kudengar suara pintu depan terbuka, segera aku menoleh dan mendapati Ranpo yang basah kuyub.

Disampingnya berdiri seorang gadis berpakaian lusuh.

"Kau kehujanan?"

"Itu.. siapa?"

***

"Namanya Anata Mikami, aku menyelamatkannya dari upaya bunuh diri di jembatan Yokohama sore ini," jelas Ranpo seraya menyeruput teh hangat yang dibuatkan oleh Yosano.

"Upaya bunuh diri, ya?" Tanyaku, meminta klarifikasi barangkali aku salah dengar.

Ranpo mengangguk, tubuhnya menggigil, pasti karena tadi kehujanan.

"Makanya, aku ingin kau berbicara padanya.. kau kan akrab dengan urusan bunuh diri, barangkali kau lebih mengerti perasaan gadis itu daripada aku," pinta Ranpo.

"Aku? Berbicara padanya? Kurasa itu bukan hal yang sulit.. tapi tergantung, apa gadis itu menunjukkan ciri-ciri trauma?" Tanyaku.

Ranpo berpikir sejenak, "Tidak ada bekas luka atau lebam di tubuhnya, kalaupun dia memang punya trauma.. kuyakin itu trauma psikologis, sorot matanya menjeritkan kesedihan dan kekosongan"

Kupejamkan mataku lalu mengangguk pelan.

"Ranpo... boleh kau ulangi nama gadis itu?" Pintaku.

"Anata Mikami,"

Mikami...

"Baiklah, aku akan berbicara padanya.. dimana dia sekarang?"

"Di kamar Yosano, sepertinya untuk beberapa saat ia akan menetap disini.. di kamar Yosano.. lagipula Yosano jarang menginap di agensi, kan?"

Aku kembali mengangguk, lalu beranjak menuju kamar Yosano untuk menemui gadis itu.

***

"Permisi..." kataku, seraya membuka pintu dengan perlahan.

Gadis itu menoleh ke arahku, pakaiannya sudah diganti dan ia sudah bersih-bersih diri.

Wajah itu...

Aku pernah melihatnya.

THE LOST ABILITY - Bungou Stray Dogs FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang