4

731 92 9
                                    

Sudut Pandang: Edogawa Ranpo

Dazai meninggalkanku yang masih menggigil kedinginan memegang secangkir teh hangat. Kurasa keputusanku tidak salah untuk membiarkan Dazai yang berbicara padanya, kuyakin dia bisa mengerti perasaan Anata.

Anata Mikami.

Kenapa nama itu terus-terusan menggema di pikiranku?

Aku mendesah pelan, hari ini sungguh melelahkan. Entah apa jadinya kalau aku membiarkan Anata lompat dari atas jembatan, apa yang akan terjadi? Ia pasti mati, tentu saja. Tapi, efek apa yang akan timbul dan mempengaruhi alur kehidupan ini jika Anata mati? Dan kini nyatanya aku berhasil menyelamatkannya, apa itu akan mempengaruhi alur kehidupanku?

Aku meletakkan cangkir berisi teh hangat di meja, kemudian memejamkan mata.

Dazai pasti bisa menguak beberapa informasi dari Anata, aku yakin dia bisa. Lagipula, ini bukan pertama kalinya Dazai menangani seorang perempuan. Anata akan baik-baik saja, aku yakin.

"Ranpo.. Dazai mana?"

Aku membuka mataku dan mendapati Edgar yang duduk dihadapanku, entah kapan dia datangnya.

"Dazai? Oh, aku memintanya untuk berbicara pada Anata..."

"KAU GILA?!" Edgar seketika memukul meja.

"Ada apa?"

"Kau pasti lupa waktu aku membiarkan Dazai menangani Sarah Hiko, dua bulan yang lalu, kau lupa apa yang terjadi?!" Tanya Edgar, dengan nada yang cukup tinggi.

Astaga, aku lupa soal itu.

Aku benar-benar lupa.

Aku melesat menuju kamar Yosano, tempat Anata beristirahat, meninggalkan Edgar sendirian dengan secangkir tehku yang masih hangat.

Tanpa kuketok terlebih dahulu, aku langsung mendobrak pintu dan mendapati pemandangan yang sudah kuduga akan kulihat.

Aku tercengang, tapi tidak heran.

Sama sekali tidak heran dengan tingkah Dazai yang seperti ini.

"JANGAN SENTUH DIA, DAZAI!!"

"A-aku bisa jelaskan........" kata Dazai dengan tatapan tanpa rasa bersalah.

"Menjauh darinya, DAZAI!" Aku menggapai sapu ijuk yang kebetulan tergeletak di dekat pintu kamar, kemudian berjalan mendekat ke Dazai dan memukulnya berkali-kali.

"AKU BERSUMPAH BELUM MENYENTUHNYA SEDIKITPUN! OUH, SAKIT!!"

"KELUAR DARI SINI, DASAR BEJAT!!"

Dazai meninggalkan ruangan dengan tergesa-gesa. Kulihat sebuah botol berwarna kuning tua di atas meja samping ranjang.

Dazai membiusnya, dia membius gadis malang ini. Sungguh keterlaluan.

Aku menarik bangku ke samping ranjang, lalu duduk disitu seraya menunggu Anata siuman. Kupejamkan mataku, mengusir ingatan tentang pandangan menjijikan yang kulihat tadi.

Dazai mendekatkan wajahnya ke wajah Anata yang tengah terbius.

Tadi aku menyuruhnya untuk berbicara pada Anata, bukan melakukan hal-hal tidak senonoh.

Tahu begini, lebih baik aku sendiri yang berbicara pada Anata. Tinggal menunggu waktu sampai ia siuman.

***

Dan rupanya, aku ketiduran. Suara gelas pecah membangunkanku.

Aku mendapati Anata yang sudah siuman, tengah berusaha menggapai gelas berisi air minum tapi tanpa sengaja menjatuhkannya. Ia sadar aku sudah terbangun.

THE LOST ABILITY - Bungou Stray Dogs FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang