Baru pindah sudah ada masalah.
Aku jadi merasa bersalah karena membuat gadis di sampingku ini menangis. Bahkan saat aku mengantarnya pulang ke rumah, ia masih terisak, hidungnya memerah, begitupula matanya. Padahal aku yang terjatuh dia yang menangis. Memang cewek membingungkan.
Sesampainya di rumah ia langsung memeluk Bapaknya yang duduk di luar bersama Papa. Aku tak berani masuk, takut dimarahi.
"Lino, masuk aja," ujar Bapak Jingga.
Aku masuk perlahan lalu berdiri di dekat Papa sambil meremas bajunya.
"Jingga kenapa?" Tanya Bapaknya.
"Tadi Lino didorong Jingga, terus dia jatuh," ujar Jingga lalu menangis kembali. "Sama dia panggil aku 'Jing'."
Bapak dan Papa tertawa mendengar cerita Jingga.
"Lain kali dipanggil Dira aja kalau gitu," ucap Papa padaku.
"Nggak apa-apa. Nggak sakit kok. Kan aku cowok," ucapku sok keren. Padahal lututku berdarah.
Jingga—maksudku Dira—semakin tenang di pelukan Bapaknya. Syukurlah. Aku bingung jika ada gadis yang menangis di hadapanku.
"Lino...," panggil Dira dengan suara kecil.
Aku menatapnya bertanya.
"Ini aku ada handsaplast."
Aku menerimanya dengan senang hati.
HAIII!!
Apa kabar kalian? Stay save, ya. Jangan lupa cuci tangan sama jaga kebersihan. Jangan keluar rumah dulu.Kali ini ada BAB bonus dari Lino. Beberapa BAB ke depan banyak cerita dari sudut pandang seorang Lino inii.
Maaf juga sudah jarang aktif😭 aku usahain selama liburan main ke wattpad habis nyelesaiin sekolah online—hitung-hitung produktif.
Terimakasih semua yang sudah baca. I hope you have a great day and stay healthy!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑱𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂 | ft. Lee Know ①
TeenfikceJingga, Lino, serta jendela pada senja Ft. Lee Know