Bonus 1 - Tentang Lino

175 37 5
                                    

Hari cerah seperti ini, biasanya menaikkan suasana hati Angga dan Ucok. Membuat mereka menjadi dua kali lebih aktif. Suka dibuat bingung diriku akan kelakuan Angga dan Ucok. Pasalnya, Dira selalu kebingungan mencari kacamatanya dikarenakan kekreatifan Angga dan Ucok.

"Duh, dimanasih?!" Bisa kudengar suara Dira dari dalam kelas.

Aku yang berniat mengambil botol minum di kelas malah ikutan panik. Aku mendekati Dira dan menepuk punggungnya, "Nyari apa lagi? Kok belum pulang?"

"Kacamata gue disembunyiin Angga sama Ucok, ck."

Berakhir aku ikut mencari kacamata Dira. Bahkan sampai memanjat lemari. Karena Angga dan Ucok kalau sudah jahil tidak rasional. Pada akhirnya pun kami menemukan kacamata di loker.

"Makasih ya," Dira memakai kacamatanya lalu tersenyum.

Setidaknya aku senang melihat Dira senang.

"Santai. Gue balik futsal dulu. Lo pulang sama siapa?"

"Dijemput Bapak," ujarnya.

"Hati-hati."

Tak apalah jika Angga hanya menjahilinya seperti ini. Aku jadi mempunyai alasan untuk telat futsal dan memiliki banyak waktu dengan Dira. Daripada Angga yang suka menawari Dira pulang bersama lalu mengajaknya nongkrong. Itu membuatku muak. Mungkin karena aku tak ingin Dira mempunyai pengganti diriku. Aku egois. Tapi aku takut keegoisanku itu malah memberi pengaruh buruk.

⚽️

"Gimana?" Tanyaku setelah Dira keluar dari ruangan.

Hari ini Dira mengikuti olimpiade Bahasa Inggris yang diadakan oleh perusahaan swasta. Ia telah lolos sampai babak final. Aku menunggunya plus mengantarnya yang kerap sendirian ketika mengikuti lomba.

"Tinggal nunggu pengumuman. Doain ya," ucap Dira penuh harap.

Aku mengajaknya sholat terlebih dahulu. Karena hampir saja ia melewatkan sholat Ashar. Setelah itu menunggu hasil keputusan juri.

Selesainya sholat Dira sudah diajak oleh guru pembimbing dan teman yang lain untuk masuk ruangan lagi. Katanya sudah hampir pengumuman.

"No, ikutan, yok!" Ajak salah satu teman.

Akupun merangkulnya lalu memasuki ruangan. Berharap semoga Dira menang. Walaupun kutahu dia pasti menang karena setiap mengikuti lomba ia akan juara.

Dan dugaanku benar.

Aku tersenyum bahagia di pojok ruangan melihat Dira berdiri di panggung membawa sertifikat dan piala. Ia terlihat menawan. Matanya mencariku, setelah kami bertatap mata, aku tersenyum sambil memberikan jempol pada sahabatku yang berbakat disana, ia pun tertawa senang.

"Lino makasih banyak udah nemenin ya. Gue ngerepotin banget. Lo mau apa? Gue traktir pake uang ini," ia memamerkan amplop berisi uang tunai dari lomba.

"Apa ya? Soto di kantin aja deh," ucapku.

"Gamau yang mahalan dikit?" Tawar Dira.

"Tabung aja. Jangan sok kaya," ujarku lalu memakaikan helm ke kepalanya.

Dira terkekeh sambil menaiki motor, "Bener-bener."

"Pegangan, Ra."

⚽️

Aku baru teringat bahwa sebentar lagi akan ada pertandingan futsal. Ini pertandingan terakhirku di SMA. Aku ingin Dira menonton, walau ku tahu itu hampir mustahil. Keluarga Dira sangat ketat terhadap putri semata wayangnya. Terutama Ibu.

Kesempatan emas ketika aku mendapati Bapak duduk di selasar mushola. Aku bisa membujuk beliau agar Dira diizinkan menontonku.

Aku ingin sekali melihatnya di tribun penonton tersenyum dan menyemangatiku. Aku akan lebih semangat mengikuti pertandingan jika Dira melakukannya.

"Iya, Bapak sih boleh aja. Biar Dira nggak jenuh belajar," ujar Bapak.

Aku senang bukan main saat itu. Sampai kulihat Dira. Aku mengucapkan bahwa Bapak mengizinkannya. Namun ia memberi isyarat agar nanti saja mengobrolnya.

⚽️

Adat kami sejak dulu. Aku akan melempar gulungan kertas ke jendela kamar Dira. Hanya untuk mengobrol. Kami tidak suka berbicara lewat ponsel, seperti ada yang menghalangi.

Hari ini percakapannya aku tutup terlebih dahulu. Aku memaksa Dira untuk tidur lebih awal. Setelah Dira mengucapkan bahwa ia ingin menontonku bertanding, tiba-tiba wajahku memanas dan aku malu. Aku tidak pernah merasa seperti ini. Inikah bahagia? Karena akhirnya Dira ingin menyemangatiku secara langsung.

Tapi, aku berharap Dira tidak dimarahi Ibunya saat menontonku. Lebih baik ia menurut daripada harus membangkang demi diriku. Aku tak mau Dira kenapa-kenapa.






***
Yang ada di mulmed itu Lino waktu temenin Diranya lagi olim :)

Oiya kalian jangan lupa cuci tangan, jangan keluar dulu, makan makanan yang ningkatin imun, practice social distancing, and stay save❤

𝑱𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂 | ft. Lee Know ①Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang